Liburan akhir tahun ini ke mana nih? Setelah dua tahun nggak liburan akhir tahun, akhirnya tahun ini dikasih rezeki lagi buat ajak anak-anak jalan-jalan. Meskipun hanya di Bandung, sudah bersyukur banget. Tahun kemarin cuma di rumah neneknya dan anak nomor dua nggak terlalu semangat karena udah sering. Tahun lalu kami cuma ke Air Terjun di Curug Orok.
Masjid Salman ITB |
Memang maunya liburan itu ya ke tempat yang baru. Mumpung kami masih kuat jalan dan anak-anak belum dewasa. Coba kalau sudah dewasa, sudah sulit diajak jalan bareng begini. Toh, liburan seperti ini hanya sesekali saja saat ada rezeki. Kalau sedang pas-pasan, ya nggak dipaksa jalan-jalan.
Kami memesan hotel sejak akhir bulan November supaya masih kebagian. Kalau mepet-mepet pasti sudah penuh. Itupun kami harus pesan di dua hotel, karena masing-masing cuma bisa semalam. Ya nggak apa-apa biar nambah review hotelnya. Berhubung anak-anak sudah besar, jadi pesan kamarnya juga harus dua.
Destinasi pertama sesampainya di Bandung adalah kampus ITB. Lah kok ke kampus? Memang suami saya sengaja mengenalkan anak-anak dengan kampusnya dulu supaya mereka termotivasi belajar dan bisa lolos masuk ITB juga. Sebenarnya kami sudah sering bawa anak-anak ke ITB tapi pada jenjang usia berbeda yaitu saat bayi, anak kecil, dan sekarang saat remaja.
Si sulung dua tahun lagi sudah masuk kampus. Harapannya bisa masuk ITB. Jadi sekalian kami perkenalkan lagi karena terakhir ke ITB dulu masih kecil pastinya sudah lupa. Dari Depok ke Bandung, sampai di ITB pas azan Zuhur. Jadi kami mampir dulu ke masjid Salman, masjid yang sudah lekat dalam ingatan. Salat Zuhur dulu, baru keliling kampus ITB.
Untungnya kampus ITB nggak seluas UI jadi masih bisa dikelilingi dengan jalan kaki. Itupun anak-anak mengeluh karena katanya besar sekali kampusnya. Lumayan kaki pegal setelah keliling ITB. Kami masuk melalui pintu kampus seni rupa (FSRD) yang jadi tujuan anak kedua. Dia ingin sekali masuk jurusan FSRD karena jiwa seninya sangat kuat.
Kebetulan di galerinya sedang ada pameran lukisan bertema Palestina. Anak saya pun fokus memperhatikan lukisan-lukisan karya mahasiswa FSRD ITB itu. Keren-keren banget lukisannya. Kami beli stiker gambar Palestina juga. Setidaknya anak saya sudah tahu kampus FSRD ITB itu seperti apa.
Lanjut lagi kali ini ke kampus Teknik Informatika yang berdekatan dengan Teknik Mesin. Di belakangnya juga ada kampus MIPA. Nah, anak pertama saya nih hasil psikotesnya menyarankan memilih tiga jurusan itu karena memang anaknya otak sains banget. Pas di galeri lukisan, dia mengaku kepalanya pusing melihat lukisan hehehe. Namanya juga otaknya beda ya.
Ketiga kampus itu besar-besar dan lumayan capek juga menelusuri semuanya satu per satu. Kampusnya bersih. Nyaris tidak ada sampah berserakan. Tersedia aneka tong sampah untuk beragam jenis sampah. Ada mesin minuman juga dan dispenser air minum gratis. Sayang, air minum gratisnya sedang habis.
Kampusnya rindang dengan banyak pepohonan hampir mirip dengan IPB. Udaranya sejuk nggak ada panas-panasnya, nggak seperti di Depok. Berhubung kami datang hari Minggu, jadi kampusnya sepi dan nggak ada penjual makanan. Sehingga anak-anak pun mulai mengeluh capek. Setelah keliling ITB, akhirnya kami meneruskan perjalanan ke hotel karena jam check in sudah tiba.
Yup, itu kami ke kampus ITB sambil menunggu jam check in karena baru bisa masuk hotel jam 3 sore. Kaki sudah pegal, anak-anak pun mengantuk. Semoga mereka makin semangat belajar setelah tur kampus ITB, karena berkali-kali kami bilang kalau masuk kampus ini nggak mudah. Saingannya seluruh Indonesia.
Itulah salah satu cara kami memotivasi anak-anak agar semangat belajarnya, dengan mendatangi langsung kampus tujuan.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih atas komentarnya.
Mohon gunakan kata-kata yang sopan dan santun yaaa.....