Stunting menjadi masalah serius di negara kita ini. Masih banyak anak Indonesia yang mengalami stunting, ditandai dengan tinggi badan yang di bawah rata-rata anak seusianya. Masalah stunting bermula dari kurangnya gizi yang diterima oleh janin dalam seribu hari pertama kehidupannya. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak inilah yang disebut dengan stunting.
Anak yang stunting akan menjadi sumber daya manusia yang tak berkualitas. Sedangkan kita tahu bahwa kualitas SDM akan menentukan kualitas bangsa dan negara, sehingga masalah stunting harus ditangani dengan baik. Anak-anak yang stunting biasanya datang dari keluarga ekonomi lemah di mana orangtua kurang memberikan asupan makanan bergizi yang cukup sejak ibu mulai hamil.
Stunting tidak hanya menyebabkan pertumbuhan fisik anak terganggu, tapi juga pertumbuhan dan perkembangan otaknya. Anak yang stunting menjadi kurang cerdas, akibat kurangnya kemampuan otak untuk menyimpan memori. Selain itu mereka juga berpotensi terkena penyakit degeneratif di masa depan.
Anak-anak dari daerah tertinggal sangat rentan terkena stunting karena kurangnya akses ke makanan bergizi dan fasilitas kesehatan, ditambah dengan kurangnya pendidikan orangtua. Diperlukan tenaga kesehatan yang peduli untuk memberantas stunting. Sayangnya, tidak banyak tenaga kesehatan yang mau mengabdi di daerah tertinggal dikarenakan keterbatasan fasilitas dan akses yang sulit.
Theresia Dwiaudina Sari Putri, Bidan Pembasmi Stunting di NTT
Salah satu tenaga kesehatan yang berdedikasi itu adalah Theresia Dwiaudina Sari Putri yang mengabdi di desa kelahirannya, desa Kekandere, Nangapanda, Nusa Tenggara Timur. Meskipun dia menempuh pendidikan di program diploma 3 kebidananan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surabaya, tapi dia pulang kembali ke tanah kelahirannya untuk mengabdi sebagai bidan.
Semula Theresia menjadi bidan honorer di beberapa desa di kecamatan Nangapanda. Kemudian dia ditawari menjadi bidan desa pertama di desa Uzuzozo yang sama sekali belum tersentuh tenaga kesehatan karena lokasinya sangat terpencil dan sulit diakses. Meskipun hanya dibayar dengan minim, Theresia tetap menunaikan tugasnya dengan baik karena melihat banyak bayi mengalami stunting dan proses kelahirannya hanya dibantu dukun beranak.
Theresia membantu para ibu dan anak di desa Uzuzozo yang sebelumnya tak pernah ditangani oleh tenaga kesehatan. Dengan sabar dia mendatangi mereka dari rumah ke rumah, tidak hanya berdiam di Puskesdes dikarenakan lokasi Puskesdesnya juga berada di tengah hutan yang jauh dari rumah warga. Theresia bekerja selama 24 jam, kapan pun dibutuhkan oleh warga desa.
Tak jarang Theresia harus membantu persalinan pada dini hari. Bahkan harus berjalan kaki ke rumah warga bila rumahnya tak dapat dilewati kendaraan bermotor. Semuamya dijalani dengan ikhlas dan sabar.
Hasilnya, Theresia berhasil menurunkan tingkat stunting di desa itu hingga 70%. Prestasi yang luar biasa dan diharapkan dapat diikuti oleh tenaga kesehatan lainnya.
Tak hanya membantu masyarakat dalam hal kesehatan tapi juga mengedukasi mereka untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan, karena masih banyak masyarakat yang hanya mengandalkan bantuan dukun. Tentunya memberikan edukasi itu bukan hal yang mudah karena Theresia juga harus bekerjasama dengan para dukun yang sudah lebih dulu dipercaya oleh masyarakat desa itu.
Penghargaan SATU Indonesia Awards 2023 untuk Theresia Dwiaudina Sari Putri
Berkat dedikasinya itu, Theresia yang akrab dipanggil Dini pun mendapatkan penghargaan SATU Indonesia Awards 2023 pada kategori Kesehatan. Di usia yang baru 27 tahun, Dini telah menorehkan prestasi dan mendapat julukan "Dewi Penyelamat Kesehatan Desa."
Penghargaan SATU Indonesia Awards (SIA) 2023 ini adalah penghargaan yang diberikan oleh PT Astra International Tbk kepada para pemuda di Indonesia yang mencakup lima bidang yaitu kesehatan, lingkungan, pendidikan, teknologi, dan kewirausahaan.
Penghargaan SATU Indonesia Awards (SIA) 2023 yang diterima oleh Theresia Dwiaudina Sari Putri harapannya bisa menambah semangat dan motivasi para tenaga kesehatan dan kita semua untuk ikut membasmi stunting di seluruh pelosok negeri demi meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia di masa yang akan datang.
Basmi Stunting adalah Tanggung Jawab Kita Semua
Tak hanya tenaga kesehatan yang harus ikut membasmi stunting, kita semua juga bertanggung jawab. Ketahui apa penyebab stunting dan bagaimana mencegahnya. Ikut serta menyebarkan edukasi mengenai stunting kepada masyarakat luas agar semakin banyak orangtua yang memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak-anaknya terutama pada seribu hari pertama kehidupannya. Ajak ibu hamil dan menyusui di sekitar kita untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan agar bisa memantau tumbuh kembang janin dan bayinya sehingga bisa terhindar dari stunting.
Sumber penulisan dan foto:
Instagram Theresia Dwiaudina @dwiaudn_
Website: https://www.astra.co.id/satu-indonesia-awards
https://ayosehat.kemkes.go.id/topik-penyakit/defisiensi-nutrisi/stunting
No comments:
Post a Comment
Terima kasih atas komentarnya.
Mohon gunakan kata-kata yang sopan dan santun yaaa.....