Wednesday, May 22, 2024

Launching Buku Catatan 10 Tahun BPJS Kesehatan

Dua bulan lalu ayah saya meninggal dunia. Sebelum meninggal, beliau sempat dirawat di dua rumah sakit. Alhamdulillah karena ada BPJS Kesehatan, kami tidak mengeluarkan biaya sepeser pun. Padahal sebelumnya ayah saya harus mengeluarkan uang lebih dari Rp 2 juta untuk dokter yang datang ke rumah hanya satu kali dan perawat kaki diabetes 600 ribu per sekali kedatangan. 

Launching Buku BPJS
Peluncuran Buku 10 Tahun BPJS Kesehatan 


Rupanya dirawat di rumah sakit menggunakan BPJS Kesehatan benar-benar tidak mengeluarkan biaya sama sekali. Sehingga setelah meninggal, ayah saya tak memiliki utang dan tak kehilangan harta benda satu-satunya yaitu rumah. Saya teringat momen saat almarhumah ibu saya menderita sakit dan tidak menggunakan BPJS, sekitar 15 tahun lalu. Mama sampai menjual satu rumah dan barang berharga lainnya untuk biaya pengobatan sampai hanya tersisa satu rumah untuk kami berteduh. 

Sehat itu memang mahal, terutama kalau tidak punya BPJS. Dari pengalaman almarhum ayah saya kemarin, saya menyadari bahwa keberadaan BPJS sangatlah penting. Ayah saya hanya pensiunan dengan gaji pas-pasan untuk hidup. Bayangkan kalau tidak ada BPJS, bagaimana biaya pengobatan rumah sakitnya? Meminta dari anak-anak pun ada keterbatasan. 

Andai saja almarhumah ibu saya dulu sudah menggunakan BPJS Kesehatan, kami pasti tidak akan kehilangan harta benda untuk biaya perawatan. Yup, BPJS Kesehatan memang berjasa. Sesuai dengan judul buku yang dikeluarkan oleh BPJS dalam rangka 10 tahun BPJS Kesehatan, "Roso Telo Dadi Duren. Biyen Gelo Saiki Keren: Catatan 10 Tahun Perjalanan BPJS Kesehatan." 

Judul dalam bahasa Jawa itu artinya "Rasa Singkong Jadi Durian, Dulu Gila Sekarang Keren." Bermakna bahwa setelah menggunakan BPJS itu, hidup kita jadi lebih enak dan lebih baik karena tidak pusing lagi memikirkan biaya kesehatan dan tidak perlu kehilangan harta benda ketika sakit parah. Semua biaya perawatan ditanggung oleh BPJS. 

Buku ini ditulis oleh Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc.,Ph.D, AAK selaku Direktur Utama BPJS Kesehatan. Makna dari judul buku ini juga mengibaratkan pelayanan BPJS yang terus meningkat dan lebih baik. Dulu para nakes sampai "gelo" dengan kondisi keuangan BPJS Kesehatan yang besar pasak daripada tiang, tetapi kini sudah mulai terasa enaknya. Dari rasa singkong menjadi durian. Pelayanan BPJS pun semakin keren. 

Prof Ali Ghufron BPJS
Prof Ali Ghufron, Dirut BPJS Kesehatan


Tak terasa BPJS Kesehatan sudah melayani selama 10 tahun dan cakupan pesertanya semakin banyak. Harapannya semua penduduk Indonesia terlindungi oleh BPJS Kesehatan. Di dalam buku ini kita bisa membaca sepak terjang BPJS Kesehatan selama 10 tahun. Selain buku ini juga ada buku satu lagi yang diluncurkan berjudul Prinsip Dasar Sistem Jaminan Sosial dan Asuransi Kesehatan. 

Dalam buku yang kedua ini kita bisa semakin memahami bagaimana penyelenggaraan program JKN, Kelas Rawat Inap Standar, Kebutuhan Dasar Kesehatan, Transformasi Digital, dan lain-lain. Acara peluncuran buku ini diadakan pada tanggal 17 Mei 2024 di Jakarta. Sebelum peluncuran dan bedah buku, hadir para pejabat berwenang untuk memberikan sambutannya termasuk perwakilan dari Kementerian Kesehatan. 

Kemudian Bapak Ghufron memberikan paparannya mengenai perkembangan BPJS Kesehatan selama 10 tahun ini yang telah berhasil mendaftarkan 97% penduduk Indonesia ke dalam BPJS Kesehatan dan tentunya hal itu tidaklah mudah. Selain itu, BPJS Kesehatan juga terus memperbaiki layanannya agar semakin memudahkan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. 

Saat ini per bulan Mei 2024, angka kepesertaan BPJS Kesehatan sudah mencapai 271,2 juta jiwa. Sedangkan pada 10 tahun lalu hanya 114 juta jiwa. Besaran angka pemanfaatan program JKN ini pun sudah mencapai angka 606,6 juta per tahun pada 2023. Masyarakat sudah semakin banyak yang merasakan manfaat dari BPJS Kesehatan. 

Namun, keberhasilan itu tidak membuat BPJS Kesehatan berpuas diri karena tetap berusaha meningkatkan aksesibilitas layanannya, menambah jumlah fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS, hingga digitalisasi. Sehingga memudahkan masyarakat mendapatkan manfaat BPJS. 

Berkaitan dengan digitalisasi, aplikasi BPJS juga semakin canggih karena dilengkapi dengan fitur-fitur yang dapat memantau kondisi kesehatan penggunanya. Seperti dalam kesempatan ini. Usai bedah buku, diadakan pula peluncuran fitur baru yaitu BUGAR di dalam aplikasi Mobile JKN. Fungsi dari fitur ini adalah untuk memantau kondisi kesehatan pengguna seperti kondisi vital, pengukuran tubuh, aktivitas langkah, hingga waktu tidurnya.  

Launching Fitur Bugar


Nah, bagi Anda yang belum mengunduh aplikasi mobile JKN, silakan segera mengunduhnya karena banyak fitur yang memudahkan. Memang sekarang ini layanan BPJS Kesehatan belum sepenuhnya sempurna tetapi akan terus berusaha disempurnakan sehingga masyarakat bisa memanfaatkannya dengan mudah. Kita pun tak lagi risau jika ada anggota keluarga yang sakit berat. Semua biaya ditanggung oleh BPJS Kesehatan dan proses klaimnya pun mudah. 

Bedah Buku BPJS Kesehatan




No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas komentarnya.
Mohon gunakan kata-kata yang sopan dan santun yaaa.....