Akhirnya saya baca juga deh novel karya penulis Korea Selatan. Sebenarnya novel dari Korsel sudah lama masuk ke Indonesia tapi saya malas banget bacanya karena susah menyebut nama-nama tokohnya.
Berhubung novel yang satu ini sudah direkomendasikan banyak orang dan menjadi International Best Seller, saya jadi penasaran. Apalagi genrenya thriller, genre kesukaan saya. Entah kapan saya suka genre ini yang agak horor tapi bukan hantu-hantuan.
Judul The Good Son bertolak belakang dengan isi ceritanya karena si tokoh utama ini sama sekali tidak baik. Justru dialah tokoh jahatnya tapi novelnya ditulis dari sudut pandang dia. Bayangkan kita melihat kejahatan dari mata penjahatnya.
Si anak baik ini bernama Yu Jin yang dikisahkan sebagai anak cerdas, pendiam, dan religus karena rajin ke gereja. Di bab pertama kita seolah membaca novel agama kristen karena kental religinya.
Suatu malam, Yujin terbangun dan mendapati ibunya bersimbah darah. Ibunya sudah tewas tapi Yujin lupa ingatan. Dia punya penyakit epilepsi yang membuatnya sering kejang mendadak dan lupa ingatan. Dia pikir ada perampok yang masuk ke rumahnya.
Awalnya kita digiring untuk penasaran siapa pembunuh ibunya tapi nggak lama kita tahu bahwa pembunuhnya ya si Yujin itu sendiri. Lambat laun Yujin ingat bagaimana dia membunuh ibunya. Ketika dia baru pulang dari berjalan kaki malam-malam, ibunya memergoki dan memarahinya. Yujin pun emosi dan tanpa sadar membunuh ibunya.
Yujin berusaha menyembunyikan mayat ibunya, karena kakak angkatnya datang ke rumah. Kemudian bibinya juga terus menelepon menanyakan di mana ibunya. Yujin pun mulai mengingat kembali awal mula insiden itu terjadi dan alasan mengapa dia membunuh ibunya.
Novel ini awalnya berjalan lambat tapi lama-lama makin seru dengan rasa penasaran. Ceritanya pun campur aduk alurnya, kadang maju, kadang mundur. Supaya kita makin paham alasan mengapa Yujin membunuh ibunya.
Setelah adegan pembunuhan baru terasa serunya. Yujin juga menemukan buku harian ibunya yang isinya tentang dia saja. Bapak dan kakak perempuan Yujin sudah meninggal karena tenggelam di laut. Dari awal ini saya pun sudah curiga pelakunya juga Yujin.
Berhubung saya sudah menonton film bertema serupa, jadi tebakan saya banyak benarnya. Tapi saya tetap tertarik membaca novel ini sampai tuntas, karena gaya bahasanya menarik untuk dinikmati, terus juga ketegangan-ketegangan yang dibawakan oleh penulisnya pun amat terasa. Apalagi endingnya bikin geregetan.
Novel ini aman dibaca di bulan puasa karena tidak ada adegan mesum dan sebagainya. Kita juga belajar psikologi seorang psikopat karena diceritakan dari sudut pandang psikopat itu. Mengapa Yujin disebut psikopat? Karena setelah ibunya dibunuh, dia masih terus membunuh orang lain. Waduh, siapa lagi kah korbannya?
Dalam kasus Yujin ini dia nggak sadar kalau sudah membunuh. Tahu-tahu ya terjadilah. Dia seperti lupa ingatan setelah melakukannya. Kemudian dia merasakan kesenangan saat membunuh dan keinginan itu sudah terpupuk sejak kecil.
Dalam catatan penulisnya, novel ini ditulis dengan pendampingan dokter dan riset yang kuat. Sehingga karakter Yujin bisa dibilang tak sekadar khayalan. Dalam dunia nyata bisa jadi ada orang seperti Yujin.
Diterbitkan oleh Gramedia dengan jumlah halaman 408, novel ini bisa saya selesaikan membacanya dalam waktu sekitar 2 hari saja. Tentunya dengan sistem membaca cepat. Jadi kadang balik baca ulang kalau terasa ada yang ketinggalan dicerna.
Jeong-You-jong penulis novel ini rupanya memang spesialis penulis novel thriller. Next saya mau baca novelnya yang lain karena cukup memuaskan dibaca. Diksinya juga kaya, sehingga bisa dibilang dia itu penulis yang cukup senior.
Ternyata setelah saya googling judul novelnya eh muncul juga judul film yang sama dibintangi oleh Macaulay Culkin. Ide ceritanya juga mirip, tentang anak laki-laki yang suka membunuh. Hm, apakah penulis novelnya ini terinspirasi dari film ini?
Hanya mirip ide tapi keseluruhan ceritanya nggak mirip kok karena The Good Son versi film itu anaknya masih kecil, sedangkan versi novel ini anaknya sudah dewasa.
Baca aja deh novel ini sambil nunggu jam buka puasa. Dijamin seru dan diksinya juga kaya! Saya rekomendasikan film Arab juga nih sudah saya review film Insha Allah a Boy.
Aku pun suka novel genre thriller gini mba. Seruuuu kan 😁. Jadi tertarik mau baca. Ada di ipusnas ga yaa ☺.
ReplyDeleteSerem juga bayangin ada orang begini. Membunuh tapi lupa. Cuma trus melakukan dan bahkan udh kayak passion aja 😞.
Aku bacanya di ipusnas juga mba 😆 Tapi antriannya lumayan.
Delete