Akhirnya saya review lagi drama Korea yang berhasil saya tamatkan. Bulan Mei kemarin ada dua drama Korea yang saya tonton terus yaitu Perfect Stranger dan The Good Bad Mother. Berhubung Perfect Stranger belum tamat, jadi saya review The Good Bad Mother dulu.
Tokoh utamanya adalah Lee Dohyun sebagai Choi Kang Hoo. Setelah menonton dia di drama The Glory yang sudah saya review juga di The Glory Season 1 dan 2, maka saya putuskan untuk menonton dramanya ini. Siapa tahu menarik juga.
Episode pertama, dia belum muncul. Baru sosok orangtuanya yang muncul. Nah, kebetulan saya juga suka akting aktor yang menjadi bapaknya meskipun cuma sebentar mainnya karena langsung mati dibunuh. Sebel ya baru sebentar main, eh udah mati. Tapi kalau nggak mati, ya dramanya nggak berkembang.
Secara plot sebenarnya sama saja sih dengan beberapa drama Korea lain yang bertema balas dendam. Bapaknya ini punya peternakan yang akan digusur oleh Song Wo Byeok. Bapaknya menolak pindah, sehingga peternakannya itu dibakar.
Di saat sedang memperjuangkan keadilan, bapaknya dibunuh karena ternyata jaksanya (Oh Tae So) itu bekerjasama dengan Song Wo Byeok. Saat itu Choi Kang Ho sedang berada di dalam kandungan ibunya. Dia pun terlahir tanpa ayah.
Review Drama Korea The Good Bad Mother
Sesuai dengan judulnya The Good Bad Mother, ibu Kang Ho bernama Jin Young Son ini bermaksud memperjuangkan keadilan untuk almarhum suaminya dengan mendidik anaknya menjadi seorang jaksa. Inilah yang menjadi keistimewaan dari drama ini. Bagaimana membalas dendam bukan dengan kekerasan tetapi jalur hukum.
Selain itu, pola didik Jin Young Soon pun membuat kita bertanya-tanya apakah dia ibu yang baik atau buruk? Supaya Kang Ho pintar dan menjadi jaksa, ibunya melarangnya makan banyak dan harus rajin belajar.
Di awal kita dibuat untuk kasihan kepada Kang Ho karena didikan ibunya itu membuatnya tersiksa. Kang Ho pun menjadi seolah punya dendam kepada ibunya. Alih-alih menjadi jaksa yang baik untuk mencari keadilan bagi almarhum bapaknya, Kang Ho malah menjadi jaksa yang buruk dan mendekati orang-orang jahat itu.
Suwer deh, saya dibuat kesal oleh karakter Kang Ho di awal. Apalagi dia mau melepaskan hubungan dengan ibunya dan menjadi anak angkat Song Wo Byeok. Ih, udah susah payah dibesarkan dan dididik ibunya kok malah membelakangi ibunya?
Akting Lee Dohyun yang Brilian
Lee Dohyun sebagai tokoh utama ini memiliki akting yang brilian karena dia harus memerankan tiga karakter sekaligus. Anak baik hati yang tersiksa karena didikan ibunya yang keras, berubah menjadi anak jahat yang membuang ibunya, lalu terakhir menjadi anak bodoh yang lupa ingatan. Dari wajah lembut jadi wajah tanpa perasaan, kemudian jadi wajah bloon. Wuih, komplit deh.
Akting Lee Dohyun ini membuat dramanya menjadi penuh plot twist. Awalnya saya bingung ini cerita mau dibawa ke mana? Kok si Kang Ho jadi jahat? Apakah itu gara-gara didikan ibunya yang menjadi The Good Bad Mother? Ya, tentu saja semuanya akan terjawab di akhir.
Lee Dohyun ini wajah aslinya sih imut dan kekanakan ya, wajah-wajah tanpa dosa. Ternyata dia bisa juga akting menjadi bengis dan kejam dan sukses membuat saya kesal sekali. Apalagi saat adegan dia menolak kedatangan ibunya dari desa yang membawa makanan. Duh, timbang menemui ibunya sebentar saja masa nggak mau? Saya pikir dia benar-benar membenci ibunya.
Akting Lee Dohyun ini yang membuat saya bertahan menonton drakor ini, meskipun secara garis besar cerita itu udah sering diangkat. Termasuk tentang kejadian percobaan pembunuhan yang membuatnya lupa ingatan. Mirip-mirip dengan sinetron di Indonesia.
Ibu yang Baik atau Buruk?
Jadi, bagaimana apakah Jin Young Soon itu ibu yang baik atau buruk? Dia mendidik Kang Ho dengan keras agar anaknya berhasil menjadi jaksa dan memperjuangkan keadilan untuk almarhum bapaknya. Bahkan dia melarang Kang Ho pacaran dengan Lee Mi Joo karena gadis itu pernah membuat Kang Ho gagal mengikuti ujian.
Namun, Jin Young Son juga seorang ibu yang baik dan berjuang keras untuk menghidupi anaknya. Sepeninggal suaminya, dia berusaha merintis usaha peternakannya sendiri meskipun banyak yang menghalangi. Bahkan dia sempat dihalangi oleh warga desa dengan alasan peternakannya akan menyebabkan bau tak sedap.
Memang ya sebagai orangtua itu serba salah. Niat hati ingin membuat anak kita sukses, tapi acapkali dianggap otoriter oleh anak. Dikerasin salah, nggak dikerasin juga salah. Ketika anaknya tidak sesuai dengan harapan, lalu menyesali pola asuhnya dulu. Padahal yah memang mendidik anak itu nggak mudah.
Yang pasti, pesan dari drakor ini adalah, hargai perjuangan orangtua membesarkan dan mendidik kita sekeras apa pun. Sedangkan untuk para orangtua, bolehlah mendidik dengan keras tetapi juga perlu memahami anak dan mendengarkan isi hati mereka.
Rekomendasi drama korea seru lainnya, baca deh Review Drama Korea Queen Maker.
Mba tapi endingnya ga sedih atau gantung kan yaaa ? Aku udh mah nonton, tapi memang nunggu tamat dulu, supaya tau ending. Kebetulan yg jadi ibu fav ku bangettttt sejak dia main di reply 1988 😄.
ReplyDeletePenasaran sih Ama akting Sohyun kalo bisa bawain 3 karakter gitu 👍
Ending sedih tapi bahagia. Akting ibunya juga bagus. Tonton deh, seruu.
DeleteCuplikan drakor ini sering muncul di fyp, memang bikin haru momen ibu merawat anaknya yang lupa ingatan itu. Sosok Kang Hoo sendiri juga menerima banyakk cinta, ceritanya luar biasa. Paling suka sama quotes legend dari drakor ini, "Ibu bisa menggantikan semua peran di dunia, tetapi tidak ada satupun orang yang bisa menggantikan peran ibu." Terima kasih review-nya!
ReplyDelete