Marhaban ya Ramadan....
Ada yang kaget nggak sebentar lagi kita akan bertemu dengan bulan Ramadan? Atau malah berasa sudah Ramadan? Sepertinya baru kemarin ya kita lebaran, eh tahu-tahu sudah Ramadan lagi. Sudah melakukan persiapan apa nih? Semoga ibadah kita di bulan Ramadan bisa lebih baik ya.
Bulan Ramadan bisa menjadi ajang untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia, karena kita dianjurkan untuk lebih banyak bersedekah di bulan ini. Ada banyak keutamaan bersedekah di bulan Ramadan, salah satunya mendapatkan pahala berlipat ganda.
Baca Juga: Menikmati Keseruan Jakhumfest 2023
Sebagai negara dengan penganut agama Islam yang terbesar di dunia, semestinya kita malu ya karena tingkat kemiskinan masih tinggi. Padahal, ajaran Islam itu sangat mengedepankan berbagi melalui zakat, infak, dan sedekah. Sumber daya manusia Indonesia itu berlimpah, tetapi tidak diimbangi dengan kualitasnya karena kurangnya akses ke fasilitas pendidikan.
Banyak anak yang sebenarnya pintar, sayangnya tidak mampu menjangkau pendidikan yang tinggi karena berasal dari keluarga miskin. Saya teringat berita viral beberapa waktu lalu tentang seorang mahasiswi yang meninggal dunia karena sakit keras akibat kesulitan membayar biaya kuliah. Demi bisa melanjutkan kuliah, almarhumah bekerja giat sampai tidak memperhatikan kesehatannya.
Anak-anak miskin kesulitan sekolah, eh anak-anak kaya malah sibuk foya-foya. Uang untuk foya-foya itu akan lebih berharga jika digunakan untuk membiayai pendidikan anak-anak miskin. Ironisnya, anak-anak kaya itu justru mengambil alih beasiswa pendidikan yang seharusnya ditujukan untuk anak-anak miskin. Uang beasiswa itupun hanya digunakan untuk bersenang-senang.
Sumber daya alam Indonesia juga berlimpah, tetapi hanya dikuasai oleh segelintir orang kaya. Tidak heran jika ada ketimpangan yang sangat tinggi antara si kaya dan si miskin. Bagaimana cara menguranginya?
Diskusi Publik Dompet Dhuafa
Dalam rangka menyambut bulan Ramadan, hari Rabu tanggal 22 Februari 2023 kemarin saya menghadiri talkshow Welcome Ramadan dari Hati yang diadakan oleh Dompet Dhuafa di Tigalima Coffee- Kitchen, Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat. Ada dua diskusi publik yang disiarkan dengan menghadirkan beberapa narasumber, diantaranya:
Gaib Maruto Sigit (MNC Radio Network), Haryo Mojopahit (GM Komunikasi Dompet Dhuafa), Tira Mutiara (Peneliti IDEAS), Fazri Rizkiya (Moderator), Pradwita Ghazali (Direktur Country Lead FreakOut Dewina Indonesia), Kang Ade (Desa Tani), Agung Lesmana (Head of Sharia Business Development & Product Solution PT Bank Jago Tbk), dan Totok Hadi (MC).
Diskusi yang sangat padat itu membahas banyak hal berkaitan program pengentasan kemiskinan bersama Dompet Dhuafa dan digitalisasi lembaga filantropi Islam untuk memudahkan penghimpunan sedekah, zakat, infaq,dan wakaf.
Kita sudah mengenal Dompet Dhuafa sebagai lembaga filantropi Islam yang konsisten dengan program pemberdayaan kaum dhuafa. Jadi, bukan hanya membantu dengan memberikan ikan melainkan juga kailnya. Itu agar kaum dhuafa tidak terus menerus bergantung pada bantuan, melainkan bisa berusaha sendiri dengan modal awal yang diberikan.
Segitiga Pemberdayaan Dompet Dhuafa
Haryo Mojopahit menjelaskan tentang strategi pemberdayaan yang dilakukan oleh Dompet Dhuafa dilakukan melalui tiga hal yang berkaitan yaitu segitiga sosial, ekonomi, dan advokasi. Dompet Dhuafa membantu kaum dhuafa untuk membangun kemampuan dan keterampilannya mengembangkan diri sehingga bisa keluar dari kemiskinan dan mewujudkan mimpinya.
Banyak orang miskin yang memiliki potensi untuk berkembang, tetapi sayangnya tidak punya fasilitas sarana dan prasarana. Kalau orang sekarang bilangnya, "privilege." Nah, Dompet Dhuafa berusaha membukakan akses itu melalui tiga strategi pemberdayaan. Tak hanya memberikan modal usaha ya, tetapi juga kemampuan menjual produknya. Sebab, modal usaha saja tidak cukup lho kalau tidak bisa menjual produknya. Inilah yang ada di dalam pemberdayaan ekonomi.
Segitiga advokasi juga diperlukan melalui komunitas lokal untuk mengurus izin-izin usaha, sertifikat halal, dan sebagainya. Selain itu juga dibentuk aliansi-aliansi di antara para petani, pengusaha kecil, dan sebagainya. Gunanya untuk memperkuat jaringan agar memiliki posisi tawar yang kuat. Ada juga advokasi untuk perubahan kebijakan di tingkat daerah dan negara.
Sedangkan Tira Mutiara menjelaskan tentang peranan Dompet Dhuafa dalam membantu pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan. Dompet Dhuafa ternyata telah membantu menurunkan tingkat kemiskinan kaum dhuafa yang dibinanya sebesar 10%. Sesuai dengan hasil studi, zakat memang dapat menurunkan tingkat kemiskinan. Tira juga memaparkan hasil studi tentang pengaruh zakat terhadap pertumbuhan ekonomi. Data-data yang disajikan membuat kita yakin bahwa zakat memang sangat membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Baca Juga: Merawat Kebaikan Kolektif karena Ini Tentang Kita
Kemudian Gaib Maruto Sigit sebagai orang media menyebutkan bahwa Dompet Dhuafa ini adalah lembaga filantropi yang memiliki komunikasi paling bagus dengan media, sehingga kita bisa mengetahui sepak terjang Dompet Dhuafa dalam menyalurkan ZISWAF. Sehingga kita bisa mengetahui ke mana saja donasi kita disalurkan. Penyaluran donasi dapat dipertanggungjawabkan.
Terbukti dengan adanya testimoni dari Kang Ade sebagai seorang petani dan pelaku usaha. Setelah beryeu dengan Dompet Dhuafa, Kang Ade bisa mewujudkan idealismenya untuk mengangkat derajat para petani.
Digitalisasi Lembaga Filantropi Islam
Di era digital sekarang ini, lembaga filantropi Islam seperti Dompet Dhuafa juga harus melakukan digitalisasi agar bisa menghimpun ZISWAF dan memberikan kemudahan berdonasi. Dalam hal metode pembayaran donasi, Dompet Dhuafa terus melengkapinya. Penyaluran donasi menggunakan beragam metode pembayaran yang memudahkan seperti transfer bank, virtual account, kartu kredit, minimarket, bahkan dompet digital yang saat ini sudah marak digunakan.
Masyarakat bisa mengakses kemudahan berdonasi itu melalui digital.dompetdhuafa.org. Kita pun bisa lebih cepat menyalurkan ZISWAF dan bantuan musibah bencana. Terbukti Dompet Dhuafa cepat tanggap menyalurkan bantuan bencana setiap kali ada bencana alam di daerah-daerah yang terdampak.
Dompet Dhuafa juga menggunakan teknologi AI agar semakin mudah menghimpun donasi yang akan sangat bermanfaat bagi pengentasan kemiskinan. Yang terbaru adalah berkolaborasi dengan Bank Jago Syariah, sehingga nasabah Bank Jago bisa menyalurkan donasinya ke Dompet Dhuafa melalui Bank Jago.
Program "Berasa Sudah Ramadan"
Di bulan Ramadan ini, Dompet Dhuafa meluncurkan campaign "Berasa Sudah Ramadan", untuk mengingatkan kita semua bahwa Ramadan akan datang sebentar lagi dan melakukan persiapan-persiapan untuk menyambutnya.
Salah satu persiapannya adalah membayar fidyah jika belum mampu membayar utang puasa dikarenakan kondisi fisik yang tidak memungkinkan, sudah berusia lanjut, dan sedang hamil atau menyusui. Fidyah artinya mengganti utang puasa dengan bahan makanan pokok untuk diberikan kepada fakir miskin. Fidyah bisa diberikan dalam bentuk uang yang setara dengan bahan makanan pokok itu.
Penyaluran fidyah juga bisa melalui Dompet Dhuafa. Jangan sampai menumpuk utang puasanya, karena nanti bayarnya jadi berlipat ganda. Hati pun terasa tenang jika utang puasa telah dilunaskan dan fidyah pun telah dibayarkan.
Yuk, jadikan Ramadan sebagai bulan pengentasan kemiskinan melalui Dompet Dhuafa!
No comments:
Post a Comment
Terima kasih atas komentarnya.
Mohon gunakan kata-kata yang sopan dan santun yaaa.....