Setelah bosan main air di Pantai Anyer, saat liburan lebaran kemarin kami main air di Pantai Pelabuhan Ratu. Sayangnya, nggak sepuas saat menikmati senja di Pantai Anyer ya. Sebab, ombak di Pantai Pelabuhan Ratu ini sedang sangat ganas. Ditambah lagi ada berita-berita yang tidak enak berkaitan dengan orang-orang yang tewas terseret ombak. Meskipun bukan di Pantai Pelabuhan Ratu, suami tetap tak mengizinkan kami untuk bermain air di pantai. Hanya bisa di pinggiran saja.
Kecewa? Tidak juga, karena kami menginap di hotel yang ada kolam berenangnya. Anak-anak pun puas berenang di kolam renang hotel. Nah, sekarang saya ceritakan kronologi liburan ke Pantai Pelabuhan Ratu ini ya. Liburannya serba dadakan. Kami mau mencari suasana baru. Tiba-tiba suami mengajak liburan ke Pantai Pelabuhan Ratu. Dia pun sudah browsing hotel dan tidak ada yang kosong kamarnya. Kalaupun ada, fasilitasnya kurang lengkap.
Pilihan hotel yang suami saya inginkan itu posisinya dekat pantai dan ada kolam berenang. Akhirnya kami berangkat saja tanpa memesan hotel dulu. Kalaupun nanti nggak dapat, ya kami balik lagi ke Jakarta. Maklum, waktu itu belum tahu kalau jarak Jakarta-Pelabuhan Ratu itu jauh banget dan memakan waktu seharian. Bayangkan kalau nggak menginap di hotel, bisa-bisa suami kecapean menyetir. Kami berangkat sekitar jam 7 pagi dan baru sampai di Pelabuhan Ratu jam 2 siang.
Itu sih udah seperti perjalanan dari Depok ke Garut ya. Bedanya kalau di Garut, kami bisa langsung istirahat di rumah mertua. Nah, di Pelabuhan Ratu mau menginap di mana? Kami mampir makan siang di warung nasi padang yang biasa deh ada di pinggir jalan. Suasana di Pelabuhan Ratu ini nggak jauh beda sih dengan di Depok. Alias, sama aja. Bedanya mungkin kalau sudah masuk wilayah pantai.
Untuk sampai di pantai itu, melewati jalan pegunungan yang mendaki naik turun dan nggak ada sinyal operator seluler. Tapi setelah masuk wilayah pantainya sih, sinyal operator selulernya muncul lagi. Ada beberapa titik kemacetan di kotanya yang bikin perjalanan jadi lebih lama. Anak-anak udah nggak sabar mau istirahat, karena perjalanannya yang lama. Kami berhenti di depan hotel Karang Sari. Ada toilet umum. Eh, begitu melihat toiletnya, anak saya nggak jadi mau pipis karena jorok.
Sudah jam dua siang, ada yang mau pipis, ada yang mau istirahat. Akhirnya suami mencoba bertanya ke resepsionis di hotel Karang Sari itu, apakah ada kamar kosong? Nggak disangka, ternyata ada! Padahal, kalau beli online, udah nggak ada kamar. Jadi memang setiap hotel itu menyisakan kamar untuk pengunjung yang membeli langsung ya. Itupun kamarnya tinggal dua. Alhamdulillah lagi, suami dapat kamar di depan kolam renang dan harganya hanya Rp 700.000 semalam.
Pengalaman menginap hotel Karang Sari ini nanti akan saya tuliskan menyusul ya. Kami pun langsung masuk ke dalam hotel, menaruh barang-barang. Anak saya langsung nyebur ke kolam renang yang sedang sepi. Sore harinya, saya dan suami berjalan ke arah pasar untuk mencari malam malam. Suasananya sama seperti di Depok. Banyak pedagang makanan kaki lima. Harganya juga sama. Kami membeli nasi goreng seharga Rp 15.000 per bungkus. Lumayan menghemat budget jalan-jalan.
Nggak lupa mampir ke minimarket juga. Saya dan suami membeli nasi bakar yang isinya macam-macam seharga antara Rp 8.000- Rp 13.000. Cukup murah, kan? Lalu, kembali ke hotel, makan malam, dan istirahat deh. Melepas lelah setelah seharian berada di jalanan menuju ke Pelabuhan Ratu dan mencari hotel. Pagi harinya, kami langsung cus ke pantai. Tadinya mau sore-sore, tapi pas melewati pantainya itu rame banget sampai susah mencari tempat parkir.
Nah, kalau pagi-pagi ini masih gampang dapat tempat parkirnya. Biaya parkir mobil Rp 5000 dan nggak dibatasi jam. Tapi rupanya kami nggak betah juga lama-lama di sini karena nggak bisa main air itu. Suami melarang kami main air, karena ombaknya sedang ganas. Khawatir nanti terbawa ombak. Anak-anak sih sudah nggak sabar mau main air ya. Alhasil, kami cuma main di pinggiran saja dan membasahi kaki.
Sayangnya, terlalu banyak pedagang makanan atau asongan di pinggir pantai. Sampai berjejer itu bangku-bangku dan meja-meja untuk makan di tepi pantai. Akibatnya, tentu saja banyak sampah. Aduh, pemandangannya nggak bagus deh. Masih mending Pantai Anyer ya, tapi dari view di samping hotel Marbella Anyer sebagaimana yang saya tulis di artikel Menginap di Hotel Angker Marbella Anyer. Untuk masuk ke pantainya, kami mengambil bagian pantai yang gratis. Jadi hanya bayar parkir saja.
Akhirnya kami hanya menikmati suara ombak dan melihat pemandangan ke pantai dengan duduk di salah satu bangku itu, sambil memesan sosis bakar. Anak-anak minta Pop Ice, tapi masih pagi jadi nggak ada Pop Icenya. Itu kami di pantai dari jam 6 sampai jam 7 lah ya, hanya satu jam saja. Apalagi kami kan belum sarapan di hotel. Setelah itu, pengunjung mulai berdatangan ke pantai. Kami pun meninggalkan pantai dan kembali ke hotel untuk sarapan.
Jadi, menurut saya kalau disuruh memilih main ke Pantai Pelabuhan Ratu atau Pantai Anyer? Mendingan sih ke Pantai Anyer ya. Walaupun begitu, tarif hotelnya lebih murah di Pantai Pelabuhan Ratu ini ya. Kalau pesan online, harus dari jauh-jauh hari karena sulit mendapatkan hotelnya nih. Tapi kalau langsung datang dan pesan di tempat, ternyata lebih mudah.
Kalau harga-harga di tempat makannya sih normal-normal saja, nggak ada yang bikin syok. Harganya masih sama seperti di Depok. Lebih baik lagi kalau bertanya dulu sebelum makan. Takutnya ada yang getok harga. Itulah pengalaman kami liburan murah meriah ke Pantai Pelabuhan Ratu. Kira-kira pantai mana lagi nih yang akan kami kunjungi?
Anaknya imut-imut apalagi yang pakai kacamata kaos item gemes banget mirip ibunya kayaknya yang satu ini. Mantep nih udah di pantai aja, suka banget sama tempat satu ini karena bisa jadi tempat healing. Bagus pantainya, terima kasih informasinya!
ReplyDeleteAku belum pernah ke pelabuhan ratu mba. Suami udh males duluan Krn lama nyetir 🤣. Maklum istrinya ga bisa disuruh gantian ðŸ¤. Tapi kalo ada temennya yg mau ikutan, dia semangat. Bulan depan kami bareng temen2 suami mau ke Anyer. Tapi blm taulah bakal stay di mana, dan bakal ke pantai mana. Suami dan temen2nya yg urus, aku kaki ini terima beres. Tapi yg penting villa nya hrs ada kolam renang juga. Aku agak ngeri sih izinin anak2 main di pantai area dana, secara ombaknya kan gede yaa
ReplyDelete