Setelah lama tertunda, akhirnya saya bisa meneruskan penulisan pengalaman menginap di hotel angker Marbella Anyer ini. Untuk bagian pertama bisa di baca di artikel Menginap di Hotel Angker Marbella Anyer (Bagian 1) ya.
Saya sudah dua kali menginap di sini meskipun kata orang-orang ini adalah hotel angker. Dua kali main ke Pantai Anyer, ternyata tetap saja memilih hotel ini karena beberapa alasan berikut ini. Cekidooot!
Tarif Per Malam
Tarif hotel di sekitar Pantai Anyer sebagian besar memang relatif mahal, apalagi kalau menginap di peak season seperti akhir tahun. Dua kali saya datang ke sini memang menjelang tahun baruan atau saat liburan sekolah semester satu.
Setelah mencari hotel-hotel yang tersedia di booking online, ya ternyata memang hanya Marbella Anyer ini yang tarifnya masih masuk dan sesuai dengan fasilitasnya. Saat kedatangan pertama, tarifnya Rp 1,3 juta semalam dan yang kedua Rp 1,5 juta semalam. Selisih 200 ribu nih karena kondisinya memang berbeda.
Kedatangan pertama itu sebelum pandemi gelombang kedua, jadi hotelnya sepi banget. Kedatangan kedua itu PPKM sudah dilonggarkan, jadi hotelnya mulai ramai. Rebutan kamar deh. Dalam keadaan normal mungkin tarifnya naik lagi. Solusinya jangan datang saat musim liburan.
Fasilitas
Meskipun hotel tua, fasilitasnya masih cukup bagus. Furniturnya dari kayu jati yang kuat. Pada kedatangan yang pertama, saya memang memesan kamar besar untuk 4 orang. Berhubung anak-anak sudah besar. Ruangan kamarnya sangat besar yang di dalamnya ada dua kamar tidur terpisah. Jadi kamar ini macam rumah saja, karena ada dua kamar tidur, ruang tamu, dapur, kamar mandi, dan teras. Wuih, mantul deh.
Di ruang tamu tak hanya ada sofa tapi juga kursi makan. Lalu ada televisi. Di balkon ada kursi teras untuk duduk-duduk sambil memandang ke pantai. Yup, hotel Marbella Anyer ini lokasinya berdampingan dengan pantai sehingga kita bisa langsung ke pantai tanpa harus bayar karcis masuk lagi.
Dapurnya juga lengkap, ada kulkas, pemanas air, air minum dua botol, kopi, teh, dan gula. Tapi nggak bisa masak ya di sini. Kalau mau beli makan bisa pesan ke restoran hotel atau beli aja di seberang hotel banyak tempat makan.
Kamar tidurnya tadi sudah disebutkan ada dua. Sama-sama besarnya dan isinya lengkap. Kasur, meja rias, lemari, dan AC. Beruntung banget bisa dapat kamar yang lengkap begini dengan harga 1,3 juta semalam.
Terakhir kamar mandinya ada shower, airnya bisa panas, hangat, dan normal. Ada bath upnya dan cermin. Disediakan juga beberapa handuk, keset, dan peralatan mandi. Hanya saja pemanas airnya sudah tua, jadi saat dinyalakan showernya akan terdengar bunyi yang berisik.
Sedangkan pada kedatangan kedua, kami hampir kehabisan kamar yang besar. Hanya ada satu kamar tersisa dengan harga lebih mahal daripada kedatangan pertama tapi fasilitas sedikit berkurang. Kamar tidur hanya ada satu, jadi kami pesan tempat tidur tambahan. So, berjejalanlah di dalam satu kamar itu berlima hehe.
Kamar mandinya juga lebih kecil dan nggak ada bathupnya. Ya memang sedikit lebih berkurang fasilitasnya karena beda tipe kamar tapi dengan harga lebih mahal. Intinya, harga kamar hotel menyesuaikan situasi dan kondisi. Saya nggak tau kalau sekarang berapa karena kondisi sudah normal.
Sarapan
Fasilitas sarapan tergantung kamar yang dipesan. Pada kedatangan pertama, kami dapat 4 porsi sedangkan jumlah orangnya ada 5. Jadi untuk anak yang kecil tambah Rp 50 ribu. Sedangkan pada kedatangan yang kedua, kami dapat 3 porsi. Saya dan anak yang kecil makan di kamar aja, cukup makan Pop Mie dan Koko Krunch. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, menu sarapannya biasa saja. Jadi nggak usah tambah porsi deh.
Yup, menu sarapannya standar ya dan nggak banyak pilihannya. Hanya nasi goreng, salad, dan bubur ayam. Untuk rasanya juga biasa saja. Daripada tambah porsi Rp 50 ribu seorang, mending nanti makan di luar saja. Itupun harga 50 ribu untuk anak-anak ya. Kalau orang dewasa entah berapa harganya. Lagipula, anak saya yang bungsu itu nggak terlalu semangat dengan makanan di hotel. Dikasih Pop Mie dan Koko Krunch malah lebih semangat hehehe.
Restorannya agak gelap pencahayaannya. Jadi foto-foto makanannya juga kurang menarik. Titip foto ke suami pun hasilnya nggak memuaskan. Jadi nggak bisa banyak mengeksplor cerita menu sarapannya.
Masih ada yang mau saya ceritakan nih tentang pengalaman menginap di hotel Angker Marbella Anyer ini. Insya Allah di artikel berikutnya ya. Setelah dua kali menginap di sini, ternyata saya nggak ketemu angkernya. Alhamdulillah aman-aman saja.
Sambil menunggu, bisa baca dulu pengalaman saya makan malam romantis di Pantai Jimbaran ini.
Desainnya yang seperti rumah kuno dan kesan angker enggak heran kalau buat orang nilainya ini ada hantunya. Apalagi dari luar catnya yang putih, desain di dalam dan luar yang kuno, belum lagi kesan teduh dan gelap semakin menambah kesan horor. Tapi, nyatanya enggak juga, Mbak? Baguslah bisa dijadikan destinasi kalau ke pantai Anyer. Terima kasih sharingnya!
ReplyDeleteEnggak angker kalo buatku 🤭
DeleteAku baca dari awal nungguin angker nya mbak😁
ReplyDeleteKatanya angker tapi aku ga ketemu hantunya 🤣🤣🤣
Delete