Generasi sandwich? Istilah ini sedang tren untuk menyebut orang-orang yang harus menanggung dua beban sekaligus yaitu beban keluarga inti dan keluarga besar. Saya adalah salah satu dari generasi sandwich. Saya tidak dilahirkan dari orangtua konglomerat yang tidak membutuhkan nafkah dari anak-anaknya. Kebalikannya, sudah lazim di keluarga saya jika anak-anak sudah bisa mencari nafkah sendiri, maka harus ikut menanggung beban orangtua.
Beban itu saya rasakan sejak memiliki penghasilan sendiri. Meskipun orangtua masih punya pekerjaan, saya sudah dibiasakan untuk membagi penghasilan. Gaji tak seberapa harus dibagi dengan orangtua sebagai tanda bakti seorang anak. Begitupun setelah saya menikah, tetap ada alokasi pengeluaran untuk orangtua. Alhamdulillah, rezeki keluarga kami dilancarkan sehingga bisa membaginya untuk orangtua dan mertua.
Di dalam agama saya pun memang diajarkan untuk menafkahi orangtua bila mereka sudah tidak memiliki penghasilan sendiri. Kami yakin dari bagian rezeki yang kami keluarkan untuk orangtua itulah yang memperlancar rezeki kami. Menjadi generasi sandwich tak mengapa, asalkan mendapatkan ridho orangtua sehingga rezeki tetap lancar dan cukup.
Memang generasi sandwich ini jumlahnya masih relatif besar di Indonesia, dikarenakan kebiasaan yang sulit berubah yaitu para lansia akan menggantungkan hidupnya kepada anak-anaknya akibat pembatasan usia produktif di Indonesia. Seseorang dengan usia di atas 60 tahun sudah sulit melakukan pekerjaan produktif meskipun tubuhnya masih sehat. Bila tidak mempersiapkan tabungan pensiun dan memiliki pekerjaan seperti berwirausaha, mau tidak mau harus menggantungkan hidupnya kepada anak-anaknya.
Agar penghasilan yang kami dapatkan bisa mencukupi untuk menafkahi keluarga inti dan orangtua, kami harus bisa mengatur keuangan dengan baik. Dari semua pengeluaran, sebagian dialokasikan untuk dana darurat dan asuransi. Mengapa asuransi itu penting? Saya sudah merasakan manfaat asuransi, terutama asuransi kesehatan. Asuransi kesehatan dapat meringankan biaya perawatan dan pengobatan di rumah sakit. Biaya berobat itu sangat mahal lho, kalau kita tidak punya asuransi. Bebannya akan sangat terasa menggerogoti tabungan dan dana darurat. Sudah banyak kasusnya, tabungan investasi yang disiapkan untuk masa depan, malah terpakai untuk biaya berobat. Terasa berat kan jadinya.
Namun, biasanya perlindungan asuransi itu kan hanya untuk keluarga inti. Misalnya, asuransi jiwa untuk pencari nafkah utama yaitu suami saya. Asuransi kesehatan untuk keluarga inti yaitu ibu, bapak, dan anak-anak. Bagaimana dengan kakek dan nenek? Sebagian dari kita barangkali juga harus menghidupi keponakan yang ditinggal oleh orangtuanya.
Prudential menjawab pertanyaan tersebut melalui kampanye Prudential #MadeforEveryFamily. Saya menghadiri acara peluncurannya pada tanggal 16 Juni 2022. Dalam acara ini, PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) dan PT Prudential Sharia Life Assurance (Prudential Syariah) memperluas akses perlindungan yang diberikannya kepada keluarga Indonesia, tak hanya untuk keluarga inti tapi juga keluarga besar yang sedarah, seperti kakek, nenek, keponakan, cucu, dan menantu melalui tagline #CelebratingTogetherness.
Jadi, kalau di rumah kita itu ikut tinggal keluarga besar yang sedarah seperti kakek dan nenek, mereka bisa diikutkan dalam perlindungan asuransi Prudential. Mereka juga akan menerima manfaat dan perlindungan dari polis asuransi Prudential.
Acara dibuka dengan sambutan dari Michellina L. Triwardhany, President Director Prudential Indonesia yang mengatakan bahwa kampanye #MadeforEveryFamily ini bertujuan untuk memperluas akses perlindungan kesehatan dan finansial kepada keluarga besar sehingga mereka juga bisa mendapatkan manfaat dan pertanggungan dari polis asuransi Prudential. Hal ini sesuai dengan dinamika yang terjadi di masyarakat di mana pencari nafkah utama biasanya juga menanggung kehidupan keluarga besar di luar keluarga inti, seperti kakek dan nenek. Termasuk biaya kesehatan mereka.
Mantep ini mengikuti secara langsung kampanya prudential, asuransi memang menjadi pilihan untuk menjamin kehidupan nantinya setidaknya dengan adanya asuransi musibah tak akan separah saat ditanggung sendiri. Banyak juga keuntungan yang bisa didapatkan dari asuransi ini, terima kasih sharingnya!
ReplyDeleteSelama ini saya cuman tahu bahwa asuransi itu tanggungnya hanya sampai anak-anaknya. Saya tidak mengira sampai kakek dan cucu pun juga bisa ikut tertanggung oleh asuransi Prudential lho.
ReplyDeleteiya emang asuransi kesehatan itu berasa banget manfaatnya, kifah pernah sakit dan masuk ugd lalu ranap di RS, untungnya aja pake asuransi, jadi bener2 cuma ngeluarin uang sedikit aja, kebayang kalau itu semua bayar sendiri, gede banget biayanya
ReplyDeleteSebetulnya menanggung dua kebutuhan (saya tidak ingin bilang beban) sudah ada dari zaman dulu sih ya, tapi baru sekarang ada istilah penyebutannya. Dan kampanye Prudential ini keren, jadi tertarik untuk mencoba nih!
ReplyDeleteAsuransi memang harus disiapkan sejak dini karena suatu saat ketika dibutuhkan udah ga uring-uringan lagi, krn biaya kesehatan semakin lama semakin mihil ya
ReplyDeletePerjuangan buat generasi sandwich tapi memamg kewajiban, untung ada asuransi yang paham ya
ReplyDeleteJadi asuransi menyeluruh untuk semua keluarga gitu ya, termasuk kakek nenek.
ReplyDeleteSebenernya penyebab orangtua harus menggantungkan hidup sama kita itu bukan karena aturan usia pensiun. Well, kita toh nggak bisa bekerja selamanya sampai mati kan. Maka agar kita kelak tidak menjadi beban untuk anak-anak kita, yok siapkan dana pensiun dari sekarang. Biar meski kita udah gak bisa bekerja, kita masih bisa menghidupi diri sendiri.
Campaign Prudential itu banyak yaa mbak dan selalu menarik. Terimakasih sharingnya jadi menambah insight saya.
ReplyDeleteTernyata beban generasi sandwich berat juga ya, makanya perlu banget adanya asuransi seperti ini untuk meminimalisir berbagai dampak yang tidak diinginkan ya.
ReplyDeleteKeren banget ya pertanggungannya lebih luas sampai ke kakek dan cucu juga. Inovasinya ngebantu banget nih buat generasi sandwich.
ReplyDeleteMenjadi bagian dari generasi sandwich memang sebuah tantangan tersendiri.
ReplyDeleteBagus nih campaign #MadeForEveryFamily, jadi tidak hanya keluarga inti yang dapat pertanggungan, keluarga lain jg bisa di covetr
ReplyDeleteWah saya setelah berkeluarga malah tidak membantu ortu. Krn ortu masih bekerja aktif. Tapi saya bantu dalam hal2 khusus. Perlu yaa dialokasikan utk ortu seprtinya. Ma kasih remindernya ya mba
ReplyDeleteSaya juga bantu hal urgent saja
DeleteSoalnya mama masih terima gaji pensiunan dari almarhum bapak
Hmm kalau tahu gini butuh belajar bareng Prudential
Iya juga ya selama ini kepikiran asuransi hanya untuk keluarga inti, tidak terpikir ke keluarga besar. Prudential keren bisa mengertindan kasih solusi untuk ini
ReplyDeletePrudential selalu memberikan perlindungan yang terbaik ya, sekarang gak cuma keluarga inti ya yang bisa kita uruskan polisnya bersama kita, keluarga besar sedarah pun juga bisa ya, ini juga sebagai tanda cinta kita ke keluarga dong. ya.
ReplyDeleteBerat juga jadi generasi sandwich, ya. Berasa kejepit, deh. Butuh perencanaan yang teliti di bidang finansial ya
ReplyDeleteWah manfaat dari asuransi prudential sekarang bisa dirasakan oleh seluruh anggota keluarga. Sebuah terobosan yang cukup menarik. Aku termasuk beruntung tidak menjadi generasi sandwich. Berharap juga nanti anak-anakku juga begitu. Makanya perlu pengelolaan keuangan keluarga yang tepat.
ReplyDeleteseneng deh, ada yang meperhatikan masalah generasi sandwich ini. Prudential mungkin bisa jadi langkah nyata ya buat yang membutuhkan asuransi untuk keluarga yang sesuai dengan budget
ReplyDeleteSaya termasuk generasi sandwich, Mbak. Mungkin bila dikaitkan secara keluarga, tidak masalah, karena memang berbagi itu indah, termasuk kepada orang tua. Insya Allah rezeki akan lancar.
ReplyDeleteTapi saya berpikir juga, jangan sampai generasi di bawah saya akan jadi generasi sandwich juga. Makanya sedikit-sedikit harus menyiapkan tabungan masa depan juga. Biar terputus generasi sandwich, setidaknya dalam keluarga saya. Tapi tetap, soal traktir bakso jalan terus hahaha.
Keren banget kampanye #MadeforFamily dan #ConnectingTogetherness. Malah bisa membuat Famvatar buat seluruh keluarga. Jadi pengin nyoba. Lucu bisa jadi stiker juga.
ReplyDeleteYa ampun saya kayaknya kudet ya.. haha.. Biasanya hanya denger sekilas tentang generasi sandwich ini. Padahal itu saya alami sendiri.
ReplyDeleteNamun, bagaimanapun sekarang itu menjadi tuntutan yang tidak bisa dihindari. Peralihan dari generasi minim sekolah menjadi generasi yang disekolahkan hingga sarjana atau pascasarjana memang mengubah mindset para orang tua.
Bahwa orang tua, dulu membesarkan anak dgn pendidikan tinggi memberikan harta dan tenaga lebih dibandingkan dengan yang hanya menyekolahkan anaknya sampai SMP atau SMA misalnya, mengikuti anjuran pemerintah saja dan biaya BOS saja.
Bagi ortu yang tidak begitu berkecukupan, mau tidak mau akan mengharapkan anak berbakti dengan balas budi yang pantas. Dan memang sebagai anak, siapapun pasti ingin membanggakan dan membahagiakan kedua orang tuanya.
Semoga saya juga dimudahkan dalam berbakti kepada orang tua, selagi keduanya masih ada.
Maaf jadi curhat, Mbak, hehe
Prudential memahami kebutuhan masyarakat yang gak hanya untuk satu keluarga inti, tapi sampai ke kakek nenek juga bisa mendapatkan perlindungan.
ReplyDeleteMoga makin banyak masyarakat Indonesia yang ikut merasakan manfaat berasuransi dengan Prudential, penting banget buat minimalisir resiko kesehatan
ReplyDeleteKampanye yang bagus banget ini
ReplyDeletePrudential membantu memutus rantai generasi sandwich
Sumpah, jadi generasi sandwich itu berat
tiap denger atau baca soal prudential, aku selalu inget cerita mantan bosku ketika keuangannya lagi terpuruk dan belum dapat kerja. beliau bilang tetep nyisihin uang buat bayar asuransi jiwa demi keluarganya kalau nanti udah gak ada, bahkan nitipin ingetin ke aku segala. jadi sedih dan di situ aku merasa asuransi jiwa sepenting itu
ReplyDeleteWah betul banget ini mbak yang biaya perawatan rumah sakit. Kami baru saja merasakannya. Keluarin uang jutaan utk perawatan rumah-sakit karena tidak ada asuransi kesehatan
ReplyDeleteJadi ngeh nih soal generasi sandwich, tentu ada beberapa hal yang memang tidak dapat dihindari. Tapi kemungkinan buruk setidaknya bisa diantisipasi terutama soal kesehatan orang tua dan pendidikan anak.
ReplyDeleteBaru denger ini ada produk asuransi yang memayungi keluarga besar.
ReplyDeleteSemoga program Prudential Made for Every Family bisa menjadi payung untuk keluarga terutama bagi sang tulang punggung keluarga dengan seluruh jerih payahnya.
Asuransi itu memang penting ya mbak, apalagi asuransi kesehatan, dan yang lebih penting lagi harus milih asuransi kesehatan yang gak abal-abal. Prudential bisa jadi solusi karena udah pengalaman hampir 27 tahun dalam hal asuransi.
ReplyDeletePrudential itu asuransiku dari 10 tahun lalu banget 🙈 so far ga pernah ada masalah, nah ini mau buat lagi buat anakku :)
ReplyDeleteMasih belum begitu paham sih ya aku tentang asuransinya jadi ga kepikiran buat bilim asuransi orangtua
ReplyDeleteAku termasuk yang pernah tinggal sama orangtua. Tapi alhamdulillah nggak merasa jadi generasi Sandwich sih.. happy2 aja. Karena nggak merasa hal tersebut jadi beban. Almarhumah ibu selalu menekannkan bahwa family is a team.. jadi harus saling membantu dan mendukung.. namun soal asuransi bener banget sih.. penting banget buat punya. Karena kita nggak tahu ke depan akan seperti apa.
ReplyDelete