Asyiknya Berenang di Puncak Darajat

Assalamualaikum. Kali ini saya mau berbagi lagi pengalaman jalan-jalan selama lebaran kemarin. Salah satunya adalah berenang di Puncak Darajat. Dulu saya pernah menulis juga tentang Puncak Darajat tapi lokasinya berbeda dengan yang baru saja saya datangi.

Yup, kalau yang dulu artikelnya bisa dibaca di Puncak Darajat, Renang di Air Panas Berselimut Kabut. Ini di kolam renang bernama Darajat Pass. Nah, kalau yang baru saja saya kunjungi adalah Puncak Darajat yang lokasinya paling atas dan ujung. 

Sebenarnya justru tempat ini yang duluan saya datangi, tapi tidak ada dokumentasinya. Saat itu kabutnya sangat tebal dan pengunjungnya sedikit. Nah, kalau kemarin itu kabutnya cepat hilang karena matahari lebih cepat terbit. 

Kami sengaja berangkat setelah subuh supaya bisa berenang dengan bebas karena masih sedikit orang yang datang. Perjalanannya sekitar satu jam dari Kota Garut ke Puncak Darajat. Udara masih segar dan pemandangannya hijau-hijau. Cantik sekali. 

Pengalaman dulu di Darajat Pass susah berenang karena sangat penuh. Ternyata kemarin juga kelihatannya penuh. Jadi kami lanjut naik terus ke atas sampai kendaraan diberhentikan seseorang.

"Mau ke mana lagi, Pak?" tanya orang itu, bapak-bapak.

"Mau renang di tempat yang paling atas," jawab suami.

"Ini udah yang paling atas. Nggak ada lagi ke sana mah. Adanya kawah." 

Waaah. Ternyata sudah nggak ada kolam renang lagi. Jadilah kami masuk ke kolam renang Puncak Darajat itu. Sudah ada orang-orang yang datang lebih dulu tapi belum banyak. Biaya tiket sangat murah. Per orang hanya Rp 25 ribu. Parkir mobil Rp 5 ribu. Alhamdulillah. 

Kami bisa memilih tempat buat ngariung, karena nenek dan adik ipar nggak ikut berenang. Airnya hangat tapi ubinnya dingin. Lepas sandal, terasa banget dinginnya. Sayang, kabut hanya sebentar karena matahari cepat terbitnya. 

Pemandangannya dari atas cantik sekali, karena kolam renang ini berada paling atas. Jadi kelihatan pemandangan ke bawah. Anak-anak pun langsung nggak sabar nyebur. Sedangkan saya menemukan spot lain yang lebih enak. Di bawah pancuran, walapun harus memanjat ke atas dengan hati-hati. 

Airnya hangat, jadi bisa buat pengobatan. Mengandung belerang juga. Ada waterboom, sehingga anak-anak bisa seluncuran. Toiletnya lumayan bersih tapi airnya nggak hangat. Jadi renang pakai air hangat, mandinya pakai air dingin. 

Untuk biaya tiket hanya 25 ribu per orang, fasilitas ini sudah lumayan meskipun kondisi kolam renang kurang terawat. Mungkin karena lama pandemi, jadi perawatannya kurang. Ubinnya ada yang kasar dan berbatu, harus perlahan jalannya.  

Kolam renang ada empat, satu untuk dewasa dan tiga untuk anak-anak. Sayangnya, kolamnya agak kotor meskipun kami datang paling pagi. Jadi kami nggak berlama-lama di sini. Datang jam 6.30 pagi, jam 8 pagi sudah pulang. Tadinya mau lanjut jalan kaki ke kawah, eh tapi sayang jembatannya baru saja ambruk. 

Padahal, kami mau melihat kawah juga seperti waktu datang ke Kawah Talaga Bodas Garut. Biarpun harus jalan menanjak, dijamin senang karena melihat pemandangan hijau yang cantik. Semoga lain kali bisa datang lagi ke sini ya. 

Untuk makan setelah berenang, Nenek sudah bawa bekal dari rumah yang komplit nih. Anak-anak ada yang minta beli mie rebus tapi mahal euy, Rp 15 ribu semangkuk hehehe. Untung cuma dua anak yang minta. Sisanya bikin aja sendiri di rumah. 

Alhamdulillah, selesai juga memenuhi keinginan anak-anak yang mau berenang di Puncak Darajat ini. Salim malah berenangnya lama dan nggak mau pulang, karena bisa berenang pakai air hangat. Jadi nggak kedinginan deh. 

Selanjutnya lebaran ke mana lagi? Masih ada tempat-tempat lain yang kami kunjungi nih setelah lebaran. Sebelum anak-anak sibuk dengan sekolahnya. Insya Allah segera saya tulis lagi di blog ini ya. Terima kasih sudah membaca.