"Mah...! Udah datang belum makanannya?" teriak anak tengah yang sudah kelaparan.
"Belum, ini Mamah masih cari."
"Hah? Masa dari tadi belum dipesan makanannya?!"
Saya nyengir. Itulah yang terjadi saat saya malas memasak dan berniat pesan makanan via online. Saya akan membuka dua aplikasi pemesanan makanan, membandingkan harga dan promonya, baru deh pesan yang termurah. Bisa sampai sejam, keburu kelaparan.
Emak-emak memang sangat perhitungan dalam membelanjakan uangnya, betul nggak sih? Pasti nyari barang yang lebih murah dengan diskon lebih besar. Itu dalam rangka berhemat supaya uang yang diberikan suami bisa bertahan sampai akhir bulan. Pada dasarnya, emak-emak sanggup mengelola keuangan. Sayangnya, hanya untuk keputusan-keputusan kecil seperti berbelanja kebutuhan sehari-hari. Keputusan besar tetap ditentukan oleh suami. Setidaknya itulah yang terjadi pada saya.
Misalnya saja, saya pernah ditawari produk asuransi, saya jawab, "Nanti ya, tanya ke suami dulu." Padahal, bayar preminya sebulan mulai dari Rp 100.000 saja. Memang harus tanya ke suami, tapi saat suami bilang "tidak," saya tak bisa memberikan argumen-argumen untuk mempertahankan keinginan saya berlangganan asuransi. Saya menyerahkan keputusan itu kepada suami, karena takut mengambil risiko dan tidak punya literasi keuangan yang cukup.
Pada akhirnya, kami memang memiliki asuransi tapi baru asuransi kesehatan. Kegunaannya sudah terbukti saat dirawat di rumah sakit dan berobat, kami tak perlu membayar. Sepertinya enteng sekali kalau punya asuransi. Anak saya diopname tiga hari di rumah sakit dengan biaya hingga 10 juta rupiah dan kami keluar tanpa membayar sepeser pun. Saya berpikir untuk memiliki asuransi lainnya, terutama asuransi jiwa untuk suami saya sebagai kepala keluarga dan pencari nafkah utama.
Fungsi dari asuransi jiwa adalah menanggung kepala keluarga yang bertugas mencari nafkah utama. Apabila kepala keluarga itu meninggal dunia, maka keluarga akan mendapatkan biaya pertanggungan yang dapat digunakan untuk biaya hidup sehari-hari akibat kehilangan pendapatan. Nah, jenis asuransi jiwa apa yang mau dipilih? Asuransi jiwa konvensional atau syariah? Sebelum memilih, mending dipelajari dulu.
Alhamdulillah, tanggal 26 Oktober 2021 lalu, saya diajak menambah literasi keuangan bersama Prudential dan Emak-emak Blogger melalui zoom. Acara dibuka oleh Bapak Luskito Hambali, Chief Marketing and Communication Prudiential Indonesia. Beliau mengatakan bahwa Prudential berupaya meningkatkan literasi pentingnya perlindungan terutama kesehatan, dikarenakan indeksnya masih rendah. Emak-emak harus mengetahui tentang literasi keuangan, karena memegang pengelolaan keuangan rumah tangga. Sayangnya, 50% ibu rumah tangga tidak yakin terhadap keputusan finansial yang diambil. Sehingga mereka membutuhkan edukasi finansial agar cerdas mengambil keputusan finansial.
Untuk mencapai target itu tidaklah mudah, dibutuhkan kerjasama dengan berbagai pihak. Salah satu literasi keuangan yang penting untuk diketahui adalah asuransi syariah. Khususnya untuk emak-emak yang ingin memiliki asuransi berbasis syariah. Meskipun demikian, Asuransi jiwa Prudential Syariah menganut prinsip Syariah for All, yaitu syariah untuk semua (tak hanya untuk muslim). Prinsip keadilan, transparansi, dan saling melindungi dalam asuransi jiwa syariah mampu menjawab kebutuhan yang beragam tak hanya untuk nasabah yang beragama Islam.
Bondan Margono, Head of Strategic Sharia Development Prudential Indonesia memberikan penjelasan mengenai asuransi, khususnya asuransi jiwa syariah. Asuransi adalah salah satu cara untuk menghadapi risiko. Ada beragam cara orang menghadapi risiko mulai dari menghindari risiko, meminimalisir risiko, berbagi risiko, mengalihkan risiko, dan menerima risiko. Asuransi Syariah itu bentuknya berbagi risiko.
Mengapa asuransi dibutuhkan? Orang-orang yang membutuhkan asuransi adalah orang-orang yang memiliki tanggungan, contohnya kepala keluarga. Ada 6 alasan kenapa asuransi dibutuhkan yaitu sebagai perlindungan pendapatan, dana darurat, perlindungan kesehatan, warisan, dana pensiun, dan perlindungan dana pendidikan. Perlindungan pendapatan misalnya bila kepala keluarga yang bertugas mencari nafkah itu tiba-tiba meninggal dunia, anggota keluarga masih bisa memperoleh perlindungan pendapatan melalui asuransi.
Asuransi Jiwa berdasarkan jenisnya ada 2 yaitu tradisional dan unitlink. Asuransi tradisional ada 3 yaitu Dwiguna (memiliki dua manfaat), Berjangka (periode perlindungan), dan Whole Life (polis berlaku maksimal 99 tahun). Sedangkan Unitlink lebih mirip Dwiguna, yaitu investasi sekaligus proteksi.
Asuransi Syariah adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong di antara sejumlah orang atau pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan atau tabarru' yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad yang sesuai dengan syariah. Akad antara peserta adalah hibah iuran tabarru', sedangkan akad antara kumpulan peserta dengan perusahaan adalah wakalah bil ujrah. Jadi, akadnya hadiah ya, bukan untuk mencari keuntungan.
Secara lebih mudahnya, ada sekumpulan orang yang mengumpulkan dana tabarru'. Ketika salah satu dari orang tersebut terkena musibah, maka akan ditolong dengan dana tabarru' itu. Perusahaan asuransi hanya sebagai operator yang mengumpulkan, mengelola, dan menyalurkan dananya pada saat dibutuhkan. Transaksi yang dihindari dalam asuransi syariah adalah Gharar (kondisi ketidakjelasan dalam kontrak komersial atau jual beli), Riba (tambahan yang terjadi pada utang atau jual beli), dan Maisir (taruhan yang menempatkan salah satu pihak dalam kerugian).
Kenapa memilih asuransi syariah? Diantaranya karena adanya nilai tolong menolong, bersifat universal, sesuai prinsip syariah, keadilan, dan transparansi keuangan. Asuransi Syariah diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah.
Selanjutnya talkshow diisi oleh Lidya Fitrian (blogger) yang menyebutkan setiap keluarga memiliki tujuan finansial. Mak Lidya pernah mengalami musibah sewaktu suaminya kecelakaan dan tak bisa bekerja. Ternyata dana darurat yang telah disiapkannya itu sangat membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari. Begitu juga dengan asuransi yang bermanfaat sebagai proteksi, Mak Lidya telah mempercayakan asuransinya kepada Prudential dan memiliki 4 polis untuk keluarganya.
Kemudian, ada juga nih penjelasan dari Aliyah Natasha, Financial Advisor yang mengungkapkan fakta bahwa 75% perempuan berusia kurang dari 45 tahun membuat keputusan finansial baik yang sudah menikah maupun yang single. Sayangnya, sebagian besar tidak berani mengambil keputusan finansial yang besar. Padahal karakteristik investasi perempuan itu lebih baik karena mereka akan melakukan riset, mencari sumber tepercaya, memiliki ketelitian, memperhatikan lebih detil, dan waspada.
Untuk memulai pengelolaan keuangan, hal pertama yang harus dilakukan adalah budgetin (membuat anggaran) setiap bulan atau setiap tahun. Begitu juga saat akan memulai asuransi, sesuaikan dengan budgetnya karena harus dibayar preminya terus-menerus. Kemudian sesuaikan pembayarannya secara bulanan, 3 bulanan, 6 bulanan, atau tahunan. Pelajari perusahaan asuransi yang akan dipilih berdasarkan reputasi, kemudahan klaimnya, sejarahnya, testimoni dari teman yang sudah melakukan klaim, dll.
Pesan Aliyah, saat mau mengisi form asuransi, jangan terburu-buru. Pelajari dulu minimal 3 hari, baru kemudian diisi setelah mantap. Di antara semua jenis asuransi, Aliyah mendahulukan asuransi jiwa karena tidak tahu bisa hidup sampai kapan. Apalagi sekarang makin banyak saja orang yang terkena penyakit degeneratif di usia muda seperti jantung, stroke, diabetes, kanker, dll yang membuat masa hidup seseorang semakin pendek. Bagaimana dengan anak-anak yang masih kecil saat ditinggalkan pencari nafkah utama?
Nah, gimana Mak? Mudah-mudahan sedikit penjelasan ini bisa menambah wawasan literasi keuangan kita ya, terutama tentang asuransi syariah.
Jiwa perempuan memang tak jauh-jauh dari pikiran ogah rugi. Segala macam dipikirin untungnya sampe belanja aja selisih 1000 kabur, haha
ReplyDeleteAcara gathering kemarin emanh seru banget, jadi tau perbedaan asuransi syariah vs asuransi konvensional
Soal asuransi ini memang ahrus dipersiapkan sedini mungkin ya, Mbak. Ibaratnya sedia payung sebelum hujan.Jadi sudah terasa aman dan tenang beraktivitas sehari-hari. Apalagi zaman now asuransi sudah beragam, termasuk asuransi syariah. jadi bisa dipilih sesuai kebutuhan.
ReplyDeleteNah iya mba. Butuh nih asuransi. Dan teryata asuransi itu sangat diperlukan bagi orang yang ada tanggungan ya mba. Asuransi syariah ini pilihan ya buat kita. Tapi setuju lakukan bbrapa hal sebelum memilih :)
ReplyDeleteHyaaa mamah yaa!
ReplyDeleteKalo aku sih persiapan makanan besok itu pasti udah ada sejak malam, karena kan kadang ga tau kesibukan kita ya, suka tau-tau lewat aja waktu makan anak anak
seringnya aku sedia pempek di kotak, tinggal goreng, karena P3K hihi
Suka banget dengan penjelasaan tentan Asuransi Syariah - which is kita saling melindungi dan tolong menolong atau tabarru' yang sesuai dengan syariah.
DeleteMencerahkan sekali
Memahami apa yang tertulis di dalam polis asuransi itu mutlak, untuk menghindari salah persepsi setelah bertahun-tahun membayar premi. Literasi keuangan, khususnya tentang asuransi syariah yang akadnya berbeda dengan konvensional juga kudu paham ya mba. Sehingga asuransi yang dipilih memang sesuai kebutuhan.
ReplyDeleteDaku setuju dengan mempelajari asuransinya dulu, apalagi ternyata sebaiknya minimal 3 hari, sehingga benar-benar paham apa manfaatnya, apa yang dibutuhkan, premi dan klaimnya
ReplyDeleteAku kalo pegang uang bisa gawat mak. Pantang lihat uang utuh di tabungan. Pingin nya dikeluarin trs😩 mknya yang pegang keuangan ya suami. Terus skrg berusaha buat melek investasi. Nah tentang perlindungan pendapatan alias si pencari nafkah ini yang masih bingung
ReplyDeleteaku sendiri juga prefer asuransi syariah mba walopun sekarang sih belum secara spesifik ambil produk di brand tertentu. soalnya secara akad lebih sreg ajaa hehe
ReplyDeleteKadang mikir sayang uangnya buat mikir premi, mendin ditabung, tapi tabungan bisa gampang habis juga kalau ada kebutuhan mendesak ya.
ReplyDeletemending uangnya buat buka premi asuransi syariah aja yaa, apalagi manfaat dan juga sistemnyaa diberi tahu terlebih dahulu ya.
DeleteSepenting itu ya mba. Alhamdulillah nya sekarang udah ada yg syariah, jadi ga bingung lagi deh kalau mau pilih asuransi...
ReplyDeleteBeruntung bisa dapat pengetahuan dari webinar kmrin ya mbak. Dan tentu saja kita tidak boleh lalai merencanalan masa depan
ReplyDeleteSenang sekali bisa mendapatkan kesempatan ikut acara ini, mbak. jadi bertambah wawasan keuangannya. Saya sendiri belum memiliki asuransi untuk anak-anak. Sebenarnya pengin juga untuk masa kuliah mereka.
ReplyDeletepunya asuransi kesehatan itu emang berguna banget deh, saya kalau kerja pasti memanfaatkan benar benefit dari asuransi kesehatan ini, terutama perawatan gigi :D
ReplyDeleteharapannya sih semua sehat tapi jika memang sudah saatnya diberi nikmat sakit, dengan adanya asuransi kesehatan benar-benar sangat membantu.
saya 2x lahiran gratis karena ada asuransi, sampe dibilangin teman kantor, anak-anakku produk asuransi :D
Iya kita harus hati2 benar dalam membaca kontrak asuransi ya. Makanya budaya baca dengan teliti itu harus digalakka. Banyak org kejebak krn ga baca dengan teliti.
ReplyDeleteSetuju Ummi,
DeleteSebelum tandatangan apapun memang sebaiknya membaca secara perlahan sampai benar-benar mengerti ya.
Aku jadi berasa kurang emak-emak nih, kalau pesen makanan aku termasuk gercep. Gak pakai mikir dan banding2in harga, wkwk. Selama masih sesuai budget, langsung ambil pokoknya.
ReplyDeleteTapi setuju soal pernyataan ini:
"Sayangnya, 50% ibu rumah tangga tidak yakin terhadap keputusan finansial yang diambil. Sehingga mereka membutuhkan edukasi finansial agar cerdas mengambil keputusan finansial. "
Sebagai menteru keuangan di rumah, kadang suka ragu2 sama keputusan yang diambil. Padahal pak presiden mah sudah siap tinggal tanda tangan.. tapi kalau menyangkut hal-hal besar, macam asuransi, dana pendidikan, dll. Banyak banget pertimbangannya. Saking kelamaan mikirnya, akhirnya sampai sekarang masih belum punya asuransi dan dana pendidikan apapun, kecuali Asuransi Kesehatan, itupun pakai yang dari pemerintah aja, hehe.
Memang perlu belajar terus soal financial, biar uang keluarga bisa dikelola lebih bijak dan tepat ya. Aku juga lebih memilih yang syariah sih dibanding konvensional... dan artikel ini membantu sekali.
Hahaha.. Saya dulu begitu, Mom. Tapi semenjak punya suami org keuangan, saya mulai terlatih utk merencanakan keuangan utk masa depan. Jadi sejak anak-anal brojol tab pendidikan dan kesehatannya sudah dipikirkan.
DeleteSelain asuransi syariah yang akadnya sudah sesuai dengan hukum muamalah dalam Islam, juga penting memeprhatikan hal-hal sedetil kemudahan klaim, reputasi dan testimoni yaa..
ReplyDeleteTapi selain itu inginnya juga kemudahan berkomunikasi dengan pihak asuransi terkait produk yang digunakan.
Sebaiknya memang melek literasi dan memutuskan sesuatu yang tepat untuk keluarga. Keputusan yang disepakati bersama karena sudah banyak belajar di Webinar Prudential.
DeleteSyukur alhamdulillah urusan asuransi kesehatan sudah ditanggung oleh perusahaan suami.
ReplyDeleteTinggal asuransi jiwa dan lainnya.
Makanya tetep harus melek asuransi syariah agar bisa memilih yang tepat untuk keluarga.
saya baru tahu ada asuransi syariah.. bisa cari2 informasi lebih nih.. enak ya yg ikut webinarnya hehe..
ReplyDeleteKalau mau pilih asuransi itu memang kita harus benar-benar teliti ya. Jangan sampai di kemudian hari bilang ditipu sama asuransi padahal ternyata karena nggak teliti baca polis. Kalau kata temanku sih daftar asuransi itu harus siap uang hilang juga
ReplyDeleteInfonya padat dan bermanfaat sekali, Mbak. saya juga baru tahu secara mendetil beda asuransi ysraiah dan konvensional melalui webinar kemarin. Ditambah info ttg prinsip dasar asuransi syariah. jadi makin tenang dah, karena ada pilihan asuransi yg sesuai dengan hati nurani.
ReplyDeleteBersama asuransi syariah yang dibangun atas dasar tolong-menolong, maka diharapkan keuangan Indonesia bisa lebih baik. Juga memberikan perencanaan terbaik untuk masa depan.
ReplyDeleteWebinarnya menarik sekali ya kak. Menambah wawasan dan ilmu baru buat kita. Dan aku juga jadi makin penasaran nih dengan asuransi syariah.
ReplyDeleteSenang ya kalau produk keuangan sekarang banyak yang pakai sistem syariah, jadi sebagai umat muslim kita bisa pilih tanpa ragu
ReplyDeletekerenn banget acaranya, menggugah nurani tentang pentingnya punya asuransi di zaman now. kapan3 molly mau ikutan juga acaranya.
ReplyDeleteAsuransi Harus sudah dipikirkan sedini mungkin sebagai solusi terbaik masa depan yang sama sekali kita gak tahu. Bagian dari rasa sayang ke keluarga dalam bentuk nyata sih. Namun harus tetap teliti untuk tau apakah sesuai kebutuhan kita atau tidak ya. Jadi harus kenali baru miliki.
ReplyDeleteTerimakasih kak informasinya. Saya pas cari info asuransi. Berasa banget pas kemarin saya kuret, ternyata kalau nggak ada asuransi ya lumayan banget biayanya
ReplyDeleteMba saya juga lagi nyari asuransi jiwa syariah buat suami saya biar terproteksi keluarga kami saat nanti ternyata beliau meninggal duluan.
ReplyDeleteSebagai emak, iyaa rasanya bahagia ya klo dpt promo gitu pas order makanan, nyari yg lebih murah ^^
ReplyDeletebener mba, harus pelajari asuransi lebih dulu sampai ke review2nya, mudah atau tidaknya saat pencairan dll. .
Alhamdulillah. Tercerahkan jadinya. Asuransi syariah bisa jadi solusi dan alternatif untuk kita mempraktikkan ilmu literasi financial ya
ReplyDeleteJujur nih, kami belum sampai ke taraf asuransi Mba. Cuman kalo emang benar2 sesuai syariah bagus banget ya Mba.. Yg make pun gak ada was2
ReplyDeleteKebetulan aku juga udah ikutan Asuransi Kesehatan Syariah Prudential, belum pernah dipakai sih tapi aku setuju sebelum apply asuransi atau apapun, harus memiliki literasi produk keuangan yang baik, agar tujuan yang diinginkan bisa tercapai. Semoga dengan event expo ini, akan semakin banyak masyarakat yang teredukasi dalam hal produk keuangan.
ReplyDeleteDi lingkaran pertemanan saya sudah beberapa yang meninggal dunia di usianya yang masih muda. Semua itu dijadikan pengalaman pada kita untuk mempersiapkan perlindungan untuk masa depan. Karena kita tidak pernah tau apa yang akan terjadi.
ReplyDeleteMakasih ya, Mak, pencerahannya. Saya tuh pengen banget beli ipolis asuransi jiwa, apalagi situasi seperti sekarang, ya. Tapi masih belum tahu mau pilih asuransi konvensional atau syariah. Abis baca ini kayanya jadi mantap mau pilih yang syariah nih, cuss bikin proposal ke suami.
ReplyDeleteBener-bener, nggak boleh buru-buru saat mengisi dan membaca ketentuan yang tertera di form, asuransi. Selesai membaca pun sebaiknya diendapkan dulu, setelah mantap baru tandatangan.
ReplyDeletebtw soal belanja makanan di aplikasi online, saya juga gitu kok. Ngecek menu yang diinginkan di berbagai warung yang jual, perbandingan harga, promo dan juga foto tampilan.
Alinea pertama...samaa...ini barusan...mau beli rak buat naruh bumbu aja, buka tokped..shopee... Eh...belum nemu juga...padahal pilihannya banyak. Kelamaan mikir...😀
ReplyDeleteSoal asuransi, sepakat klo itu penting. Tapi mmng harus jeli, milih yang amanah
Iya ya mbak, akhir ini perkembangan asuransi syariah makin pesat ya mbak
ReplyDeletebanyak orang beralih ke asuransi syariah
Asuransi itu memang perlu, tapi kudu teliti juga tentang poin ini itunya. Makanya kudu punya literasi keuangan yang mumpuni. Pelajari dulu baru tanda tangan
ReplyDeleteKebetulan aku belajar dari suami soal keuangan dan asuransi, karena dia memang pintar mengelola uang. Tapi untuk urusan rumah tangga tetap aja aku yang dipegangi duit. Nah karena kami orang jadul, dan dulu belum ada syariah ya pakainya asuransi konvensional. Udah tertarik sih dengan asuransi syariah, mungkin nanti bakal nanya nanya dulu
ReplyDeleteAakh ga bisa ngebayangin kalau meninggalkan anak anak saat kecil sementara kita tidak punya persiapan apapun buat mereka. Asuransi buat pendidikan penting nih buat masa depan mereka
ReplyDeleteMAkasih MAk penjelasannya asuransi syariah ini, jadi lebih paham dan bener banget jangan tergesa2 dalam memilih asuransi perlu dipikirkan dulu apa yang sesuai dengan kebutuhan dan budget. Semoga aja aku pun bisa lebih meningkatkan pengelolaan keuangan yang kacau balau pasca pandemi nih.
ReplyDeleteDi keluarga saya baru suami dan anak pertama yang sudah memiliki polis Asuransi Prudential Syariah. Kalu saya memang harus yakin dulu dan mempelajari pelan-pelan sebelum memutuskan untuk ambil.
ReplyDeleteAhay deh, ada Mak Lidya Fitrian jadi narasumber acara ini. Emang sih ya asuransi masih jadi pegangan kita di saat tepat dibutukan. Makanya milihnya juga disesuaikan sama kondisi keuangan dan tujuan mempunyai asuransi.
ReplyDeleteSejak punya anak, saya jadi melek asuransi. Tapi, tetap saya mencari asuransi syariah agar benar-benar membuat kita tenang. Terlepas dari pro kontra tentang asuransi, klo saya lebih berpikir, sebagai salah satu ikhtiar sih, yang penting kembali lagi cari yang syariah.
ReplyDeleteAlhamdulillah berkesempatan ikut webinar ini. Jadinya bisa tahu lebih banyak tentang asuransi syariah. Sebelumnya cuma tahu nonriba aja. Ternyata banyak prinsip syariahnya. Manfaatnya bagus. Jadi kepengen beralih ke produk syariah deh.
ReplyDeleteSatu sisi berasa kenapa ya perempuan jago riset dan selalu ambil pertimbangan sebelum memutuskan tapi pas keputusan financial tak berani yang ambil resiko besar. Makasih mba makin melek asuransi setelah baca ulasan ini
ReplyDeletePantesan banyak nonmuslim yang juga ikutan beli ya asuransi syariah ini. Karena ternyata manfaatnya banyak. Terutama dalam hal gotong royong dan surplus underwriting-nya. Aku juga jadi kepengen beralih ke asuransi syariah deh.
ReplyDeleteharus melek soal asuransi zaman sekarang, karena memang sangat dibutuhkan pada saat sekarang sudah menjadi kebutuhan hidup, asuransi syariah ini aku sedang pelajari
ReplyDeleteKalau punya asuransi aman deh masa depan keluarga terutama kalau sakit. Tidak puyeng cari pinjeman
ReplyDeletepas banget baca artikel ini, soalnya aku juga lagi pengen punya asuransi jiwa syariah,
ReplyDeletejadi makin tahu perbedaan asuransi syariah dgn asuransi konvensional
Prinsip syariah memang ta'awun tolong menolong. Kemudian juga bagi hasil, baik untung ataupun rugi. Aku pernah ikutan asuransi cuma pas ga bisa bayar premi karena suami putus kontrak kerja eh asuransiku hangus gitu karena belum jatuh tempo. Kalau asuransi syariah ada keringanan waktu semisal kondisi kayak gitu apa ngga ya?
ReplyDeleteTernyata asuransi jiwa syariah itu yang paling urgent untuk dimiliki suami/istri bekerja ya kak. Aku baru tahu saat ikutan webinar bersama Prudential ini
ReplyDeleteasuransi aku sebelumnya adalah yang konvesional.
ReplyDeletesekarang sudah ada pilihan asuransi syariah, boleh juga
Saya pun demikian
DeleteMakanya ini cari tahu yang syariah
Semoga lebih amanah dan lebih tenang
Asuransi emamg penting untuk pertanggungan kita di masa depan tapinya untuk memilih produk asuransi yang pas kita harus teliti sebelum memutuskan, produk asuransi syariah ternyata sangat bagus ya saya lagi mempelajarinya mau pelan2 punya produk auransi syariah
ReplyDeleteDulu setiap ada agen asuransi yang nawarin produk nya langsung saya bilang nggak. Sekarang setelah jadi orang tua dan punya anak, baru terpikir kalau asuransi perlu juga
ReplyDeleteUmat muslim harus melek asuransi syariah dong, karena butuh investasi tapi harus yang sesuai syariah ya. Aku juga baru belajar ini memahami asuransi syariah kerjanya seperti apa
ReplyDeleteAku pribadi lbh sreg ma asuransi yg tradisional yang murni peruntukannhya kalau buat asuransi jiwa atau kesehatan ya itu aja. Msh blm tertarik dengan unitlink. Tapi entahlah nanti2 kalau udah lbh memahami, apalagi skrng di asurnasi syariah jg ada yg unit link ya
ReplyDeleteTFS
Saya pribadi tertarik dengan jenis asuransi unit link nih mba. Selain utk risiko juga bisa utk investasi ya. Prinsip ekonomi sya mulai tergerak, hehehe
ReplyDeleteasuransi itu penting banget, apalagi untuk yang sudah berkeluarga dan punya anak. baru terasa manfaatnya nanti
ReplyDeletekalau nantinya aku ambil asuransi umum, juga kayaknya bakal pilih yang syariah mba, karena akadnya yang paling bikin sreg. kalo untuk saat ini, baru BPJS ajah nih
ReplyDeleteAku termasuk ibu rumah tangga yang punya andil ambil keputusan finansial besar di rumah, cuma ya gitu deh sering galau dan nggak berani kalau resikonya tinggi. Saat ini aku nggak punya asuransi apa2 nih, kayanya ini akan jadi salah satu bahan obrolan sama pak suami deh untuk proteksi keluarga.
ReplyDeleteSetuju banget memilih asuransi gak boleh sembarangan dan buru2. Ada tuh contohnya tetangga aku, tergiur sama nanti dapatnya berapa eh malah bodong.
Jadi inget Gala anaknya mending Vanes n Bibi..sempet liat anaknya bikin status IGS krn bingung sama asuransinya jd butuh kontak asuransi yg bangunnya.. kufikir kok ya aneh pihak asuransi kok ga lgsg gercep hubungi alih warisan sampe dibikin status gitu..makanya beneran kudu hati2 milih asuransi ya mba
ReplyDeleteWkwkwk perhitungan sekali kita. Kita? :D
ReplyDeleteBener mba, sekarang jadi tenang ya ada yg bisa minimalisir resiko dengan cara syariah, mantap...
Kita memang harus paham sebelum isi form asuransi ya, Mba. Harus baca dengan teliti syarat dan ketentuannya. Terpenting premi yang kita bayarkan sesuai kemampuan dengan merencanakan budgeting teelebih dahulu.
ReplyDeleteSoal rancangan hidup, biasanya emak-emak pikiran jangka panjangnya udah jalan dan pengen mempersiapkan sebaik-baiknya untuk masa depan keluarga jika nantinya meninggal ya mba. Pelajaran banget nih, karena selama pandemi kami sedang berbenah memperbaiki keuangan.
ReplyDeleteSetelah mengikuti zoom meeting ini saya makin tercerahkan mbak, apalagi saya juga pernah punya pengalaman merawat anak di rumah sakit yang biayanya nggak sedikit. Jadi kudu dipersiapkan sebaik-baiknya
ReplyDeleteIya juga ya,, perempuan itu punya karakteristik melakukan riset, mencari sumber tepercaya, memiliki ketelitian, memperhatikan lebih detil, dan waspada kalau mau mengambil keputusan keuangan misalnya berinvestasi. Tp kadang apa2 nanya suami dulu sih hehe. Yuk ah dukung asuransi syariah dari Prudential ini, syariah for all yaa
ReplyDeleteUdah aku highlight mama ela pesan mbak Aliyah, terkait mengisi form untuk langganan asuransi. Baca formnya dengan baik selama 3 hari. Pelajari term and conditionnya agar tenang. Keputusan yang dilakukan dengan hati hati akan memberikan dampak ketenangan.
ReplyDeleteBtw prolognya kok kayaknya samaan dengan situasi di rumah saya mama ela haha emak emak emang gitu kali ya. Hihi
jadi nggak khawatir lagi ya mbak kalo milih asuransi syariah gini, insyaAllah berkah. Kalo aku sendiri emang masih pakai asuransi konvensional. jadi pengen ganti produk deh hehe gara gara baca tulisan ini
ReplyDeleteSekarang memang harus melek asuransi ya. Memang penting banget asuransi ini. Jadi harus tahu banget benefitnya gimana.
ReplyDeleteAku nih lagi mikir2 banget buat join asuransi jiwa. Dapet insight banget nih mbak tentang asuransi syariah. Baru tau juga kalau asuransi syariah itu diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah..
ReplyDeleteMasya Allah, semakin ada pilihan yang aman ya, jadi gak khawatir lagi nih kita kalau sdh sesuai dengan syariah ya :)
ReplyDeleteBaca tulisan tentang ilmu literasi keuangan kayak gini jadi bener nambah ilmu dan wawasan aku. Jujur emang masih suka deg-degan kalau milih asuransi, harus teliti dan sesuai sama kondisi keuangan kita juga ya, thanks for sharing mbak :)
ReplyDeleteHaha aku juga gitu mbak, kalo mau beli sesuatu bandingin harga dulu atau promo mana yang lebih menarik, kalo udah dapet baru deh beli. Ohiya alhamdulillah sekarang makin banyak edukasi tentang asuransi ya, terlebih asuransi syariah karena gimanapun juga asuransi penting sih.
ReplyDeleteasuransi itu memang kita buat untuk yang kita cintai yaa mba, jadi memang kebanyakan tuh salah kaprah tuh mikir bahwa asuransi itu buat mencari keuntungan finansial, apalagi asuransi syariah tuh udh paling the best sih menurutku konsepnya sangat fair
ReplyDeleteSebagai emak emak yang tergolong awam,ada baiknya selektif dalam memilih asuransi yang tepat untuk keluarga ya.
ReplyDeleteApalagi kita sebagai seorang muslim dalam memilih asuransi yang tepat harus sesuai dengan syariat agama ya