Squid Game menjadi drama Korea yang banyak diperbincangkan di akhir tahun 2021 ini. Saya juga sudah selesai menontonnya. Sejak menonton Train to Busan, saya tidak lagi takut menonton film gore begini. Film gore adalah film yang banyak mengandung adegan berdarah-darah. Tapi... ada tapinya nih. Tetap saja tak semua film gore itu saya tonton. Kalau yang serem banget sih, enggaklah ya, karena berdampak ke psikologis. Saya pernah kok trauma menonton film gore berjudul I Saw the Devil. Saya tak selesai menontonnya. Biasanya untuk mengetahui apakah film ini masih bisa saya tonton, saya hanya akan menontonnya di awal-awal. Kalau langsung kena mental, ya skip. Cari tontonan lain.
Saya juga masih belum berani menonton film hantu-hantuan. Terutama yang mengandung banyak jumpscare. Misal, hantunya tiba-tiba muncul di bawah kasur atau di belakang tokohnya. Saya akan baca review filmnya dulu di google atau di twitter. Kalau kebanyakan orang menyebutkan bahwa film itu menyeramkan dan membuat trauma, ya saya tidak akan menontonnya. Walaupun begitu, beberapa kali saya coba nonton, ternyata nggak seseram yang dikatakan orang. Tentunya coba nonton di awal dulu. Kalau memang seram banget, ya udah tinggalin. Kecuali film hantu ya, saya benar-benar nggak mau mencoba nonton. Males banget dikagetin hantu hehehe.
Genre film seperti Squid Game ini, masih bisa saya tonton. Memang sih ceritanya kejam, walaupun bukan cerita yang baru. Ide ceritanya 11-12 dengan Alice in the Borderland yang sudah pernah saya ulas juga di sini. Tentang permainan yang taruhannya adalah nyawa. Kalau gagal bermain, ya mati. Di Squid Game, pemain yang kalah akan ditembak mati di tempat. Adegan kekerasannya menurut saya masih lebih ringan dibandingkan Alice. Para pemainnya juga menggunakan pakaian olahraga yang tertutup. Berbeda dengan Alice yang pemain wanitanya menggunakan bikini.
Baca juga: Review Alice dan Sweet Home
Menurut saya, drama Korea itu lebih ramah tonton dibandingkan drama Jepang, kecuali yang diberikan batasan usia misalnya 21+. Dengan kata lain, untuk adegan kekerasan dan pakaian para pemainnya masih termasuk sopan. Minusnya di Squid Game ada satu adegan dewasa nih. Kalau dihilangkan, nggak akan mempengaruhi isi cerita. Nah, terus, ceritanya gimana sih Squid Game ini? Review ini mengandung spoiler ya, karena saya tahu ada banyak orang yang takut menontonnya tapi penasaran dengan jalan ceritanya. Kayak saya aja yang takut nonton film hantu, jadi saya baca spoilernya di blog. Udah deh nggak perlu nonton lagi hahahaha....
Tokoh utamanya adalah Gi-Hun yang suka bermain judi. Pengangguran nggak guna. Pernah menikah dan punya anak perempuan, tapi bercerai. Ya siapa sih yang mau punya suami nggak ada masa depannya gitu? Udah nganggur, dia nyolong duit emaknya pula. Lalu, dia berusaha menggantinya dengan main judi lagi. Eh, dia menang dong. Udah gembira bisa bayar utang-utangnya, tiba-tiba dikejar rentenir. Dia lari, nabrak seorang cewek yang ternyata pencopet. Duitnya hilang. Hadeeh... tragis banget hidupnya. Mantan istri sudah menikah lagi dengan lelaki mapan dan mau pindah ke Amerika. Dia berusaha mengambil hak asuh anaknya, tapi bagaimana mungkin dengan kondisinya yang nggak ada harapan itu?
Lalu, datangnya Gong Yo, pencari bakat Squid Game. Mengajaknya bermain pakai kartu merah dan biru gitu. Kalau menang, bisa dapat duit banyak. Kalau kalah, ditampar. Gi-Hun pun bersedia demi dapat duit. Setelah ditampar berkali-kali, akhirnya dia menang. Gong Yo menawarinya permainan lain yang hadiahnya lebih cetar membara, tapi dia nggak mau. Ya udahlah, dikasih kartu aja deh. Kalau nanti berminat main, tinggal telepon aja. Setelah pulang ke rumah dengan uang seadanya, eh ibunya sakit dan harus dirawat. Nggak punya uang dong ya? Diteleponlah nomor yang ada di kartu itu dan sukses bergabung dengan Squid Game. Untuk ke lokasi permainan, dia harus ditutup matanya dan naik kapal laut. Emang beneran tersembunyi nih tempatnya.
Gi-Hun bergabung dengan ratusan orang lainnya. Bersiap melakukan permainan berbahaya. Mereka tanda tangan kontrak dulu. Dikirain permainan biasa aja. Ternyata pada permainan pertama, peserta yang kalah ditembak mati. Kaget semuanya dong. Mencoba kabur, malah mati. Ada 7 permainan yang harus dilakukan dan hanya 1 orang yang bisa jadi pemenang. Tentunya seru menonton mereka berebutan menjadi pemenang. Permainannya adalah permainan tradisional anak-anak Korea. Pada permainan pertama, berdasarkan pemilihan suara terbanyak, mereka bisa pulang kembali ke rumah karena mayoritas tak setuju permainan dilanjutkan.
Eh, setelah pulang ke rumah, ternyata kehidupan lebih mengerikan karena masalahnya tetap sama: nggak punya uang. Ada yang dikejar-kejar mafia, ada yang mau bunuh diri karena dikejar polisi, dll. Mau tidak mau, mereka kembali lagi ke tempat permainan Squid Game. Minimal ada usaha lah ya buat dapetin uang daripada dikejar-kejar penagih utang. Dan tentu saja setelah pertarungan membabi buta itu, hanya satu orang pemenang yang berhasil mendapatkan hadiah uang miliaran itu yaitu Gi-Hun. Akan tetapi, Gi-Hun enggak menggunakan uangnya karena didapatkan dari hasil membunuh ratusan orang. Dia menyadari bahwa demi uang, banyak orang yang rela membunuh.
Nah, saya udah kasih spoilernya tuh, bahwa pemenangnya adalah Gi-Hun. Tapi nggak seru kalau cuma tahu ooh dia pemenangnya. Drama ini seru banget untuk diikuti, kecuali kalau emang bener-bener takut melihat adegan berdarah-darah ya. Ya nggak usah nonton. Pesan moralnya dapet banget, nggak sekadar permainan tanpa arti. Apa aja?
- Untuk mendapatkan uang, ya harus kerja keras. Nggak bisa diam saja atau main judi dan mengandalkan keberuntungan. Terbukti, nggak ada orang yang sukses dari main judi. Malah dikejar-kejar rentenir kayak Gi-Hun. Satu-satunya orang yang sukses dari judi adalah bandar judinya lah.
- Banyak orang rela mendapatkan uang dengan jalan yang kotor. Bisa jadi dengan korupsi atau membunuh orang. Sama aja ujung-ujungnya mengorbankan orang lain.
- Setelah banyak uang, belum tentu kita bahagia. Apalagi kalau didapatkan dari mengorbankan orang lain.
- Punya banyak uang ternyata nggak lepas dari kebosanan juga, karena semua hal bisa diperoleh dengan mudah. Keliling dunia, sudah. Beli barang ini itu, sudah. Terus, ngapain lagi ya? Bikin permainan yang mengorbankan orang miskin aja!
- Jangan mudah teperdaya oleh bujuk rayu orang lain, apalagi katanya bisa dapat uang dengan mudah.
Dan... tentu saja ada plot twistnya. Itu yang bikin seru. Tentang siapa yang membuat permainan ini. Itu yang bikin saya suka nonton film genre begini, karena disuruh nebak-nebak. Saat menonton, saya hanya menikmati keseruannya. Saya nggak mikirin soal simbol-simbol yang konon katanya berkaitan dengan zionis. Embuhlah.... Besok juga udah lupa lagi ceritanya.
Nonton sih drama ini, bukan tentang hantu sih tepatnya temanya gore Jepang kesannya. Detail juga memang kalau memperlihatkan kematian para si pemainnya.
ReplyDeleteuntung di tulisan ini ga ada spoiler pembuat permainan sebenarnya ya mb, jadi yang belum nonton masih akan bertanya tanya xixxi... saya seneng banget nonton film ini, apalagi ketika tebakan di akhir benar..
ReplyDeletebtw saya juga agak menyesal udah nonton i saw the devil, padahal yang main lee byung hun tapi sadis banget emang filmnya. choi min sik di situ terlalu ga manusiawi
Iyaa... makanya tetap seru diikuti walopun udah tau siapa pemenangnya. I Saw the Devil emang sadis banget sih. Kapok nontonnya.
DeleteSukaaa banget drakor ini. Padahal awalnya aku ga expect bagus mba, secara liat trailer bonekanya, kok ga serem hahahaha. Ternyataaaa sangat menipu :D. Malah langsung nagih sampe akhirnya marathon :D.
ReplyDeleteAku memang seneng yg temanya thriller gini. Walopun tiap scene bunuh2nya pasti tutup mata, ttp aja ga kapok nonton :D