"Rasanya seperti belum makan kalau belum makan nasi."
Pernah mendengar kalimat itu? Saya sering! Saya pun merasakan demikian, karena sejak kecil terbiasa makan nasi tiga kali sehari. Kalau belum makan nasi ya namanya belum makan. Padahal, sumber makanan mengandung karbohidrat itu tak hanya nasi. Apalagi Indonesia ini memiliki keanekaragaman pangan lokal yang sangat banyak. Sayang, makanan itu hanya dianggap camilan atau snack atau makanan ringan. Setelah makan nasi, lalu makan singkong goreng. Sudah biasa....
Hm, bagaimana ya kalau suatu hari nanti kita tidak bisa lagi makan nasi karena panen beras berkurang? Menurut Kementan Sarwo Edhy, setiap tahunnya lahan sawah di Indonesia berkurang sebanyak 650 hektar yang sama dengan berkurangnya 6,5 ton beras. Artinya, setiap tahun itu kita kehilangan 6,5 ton beras. Jadi, ada kemungkinan di masa depan nanti kita tidak bisa makan nasi karena sudah tidak ada sawah untuk menanam padi.
Sudah siap belum nih kalau tidak makan nasi? Nah, makanya mulai sekarang kita harus mulai membiasakan mengganti nasi dengan bahan pangan lain yang juga mengandung karbohidrat. Nama kerennya: diversifikasi pangan. Diversifikasi pangan adalah memvariasikan makanan pokok agar tidak hanya memakan satu jenis saja. Misalnya ya beras itu, bisa diganti dengan makanan lain yang mengandung karbohidrat.
Untuk menu sarapan, saya sudah terbiasa tidak makan nasi. Di sekitar saya, menu sarapan itu pasti pakai nasi. Sebut saya: Nasi Uduk, Nasi Kuning, Lontong Sayur, Bubur Ayam, dan Ketoprak. Semuanya pakai nasi. Kita bisa lho sarapan enak dan kenyang tanpa nasi dengan keanekaragaman Indonesia yang membanggakan. Apa saja contohnya?
Pisang
Buah yang satu ini bisa dimakan untuk menu sarapan lho, bahkan bisa membantu program diet. Di dalamnya juga mengandung karbohidrat, protein, gula, serat, dan lain-lain. Makan pisang dua buah saat sarapan itu sudah cukup mengenyangkan. Jadi, buah pisang ini sebenarnya bukan penutup mulut. Tapi bisa dimakan sebagai makanan pokok pada saat sarapan.
Singkong dan Ubi Rebus
Nah, siapa nih yang suka makan umbi-umbian rebus seperti singkong dan ubi? Keduanya memiliki kandungan karbohidrat juga yang bisa mengenyangkan. Selain itu juga ada vitamin, mineral, serat, dan protein. Lebih bagus lagi dimakan dengan direbus atau dikukus terlebih dahulu. Kurangi memakannya dengan cara digoreng, karena kandungan minyaknya itu menyebabkan kegemukan.
Singkong juga bisa diolah menjadi tapai dengan diberikan ragi. Saya suka makan singkong yang sudah diolah menjadi Colenak, makanan khas Sunda, suku suami saya. Masih banyak lagi makanan lainnya yang dibuat dari singkong. Jadi, kita bisa makan singkong tanpa bosan.
Colenak |
Talas
Untuk penderita diabetes, ganti deh nasinya dengan talas. Talas mengandung karbohidrat dengan indeks glikemik yang rendah sehingga aman dikonsumsi penderita diabetes. Talas juga dimakan dengan cara direbus atau dikukus ya. Penggunaan minyak sebaiknya dibatasi.
Itulah sebagian bahan pangan yang bisa menggantikan nasi sebagai makanan pokok. Masih banyak lagi lho yang lainnya, karena Indonesia ini memang kaya sekali dengan keanekaragaman pangan lokal. Bahan pangan di atas itu mudah sekali menanamnya. Berbeda dengan padi yang membutuhkan sawah dan pengairan yang baik. Diversifikasi pangan adalah kunci ketahanan pangan.
Saya sendiri menanam pisang dan singkong di belakang rumah. Mudah sekali menanam dan merawatnya. Ibarat kata, dilempar saja sudah bisa tumbuh. Kenyataannya memang begitu. Saya hanya memberikan air dan pupuk secukupnya kalau mau hasil panennya lebih bagus.
Tanpa disadari, dengan menanam pisang dan singkong sendiri di belakang rumah, saya sama saja dengan membantu menjaga lingkungan hidup dan berkontribusi dalam memelihara keanekaragaman yang ada di Indonesia. Lho, bagaimana caranya?
Pertama, saya menanam pohon sendiri di rumah yaitu pohon singkong dan pisang. Menjaga lingkungan hidup itu salah satunya dengan menanam pohon. Saya membantu memelihara keanekaragaman pisang dan singkong.
Kedua, mengolah sampah menjadi pupuk. Sampah-sampah organik dari sisa makanan sehari-hari itu saya gunakan untuk memupuk pohon singkong dan pisang. Hasilnya, buah pisangnya besar-besar lho. Singkongnya pun demikian.
Itulah kenapa sewaktu saya membangun rumah, tidak semua tanahnya saya jadikan bangunan. Ada yang disisakan di belakang untuk menjadi kebun sendiri. Saya menanam tumbuhan yang mudah saja, seperti pisang, singkong, dan pepaya.
Jadi, yuk kita mulai membiasakan sarapan enak dan kenyang tanpa nasi sebagai salah satu usaha menjaga dan melindungi lingkungan hidup dengan diversifikasi pangan!
Sumber referensi: https://www.antaranews.com/berita/1254488/kementan-akui-lahan-sawah-berkurang-650-ribu-ha-per-tahun
Aku skrg juga membiasakan diri gak makan nasi putih. Tapi makan nasi jagung mbak. Alasannya, karena baru tahu kalau nutrisi yang ada di nasi putih itu sudah banyak berkurang.
ReplyDeleteTalas banyak juga ya manfaatnya, selama ini cuma tau bisa dijadiin keripik talas ternyata bisa jadi pangan berkarbohidrat tinggi pengganti nasi
ReplyDeleteIya nggak mesti makan nasi ya baru dibilang makan hehe..banyak pilihan karbohidrat lain yang juga sehat dan bergizi
ReplyDelete