Assalamualaikum. Hai, alhamdulillah masih bisa melanjutkan cerita wisata ke Bali pada akhir tahun 2019 lalu. Masih banyak yang belum saya ceritakan nih sebagai kenang-kenangan nanti. Apalagi tahun ini sepertinya tidak bisa jalan-jalan ke mana-mana yah gara-gara ada virus Covid-19. Sedih sih, tapi harus disyukuri juga karena saya jadi punya banyak waktu untuk menulis. Kali ini saya akan menuliskan pengalaman menonton pertunjukan tari di Amphitheatre Garuda Wisnu Kencana, Bali.
Pada artikel sebelumnya, saya sudah menceritakan pengalaman masuk ke Garuda Wisnu Kencana dan melihat patung Garuda yang besar sekali. Setelah turun dari atas, saya diajak rombongan untuk menonton pertunjukan tari di amphitheatre yang lokasinya ada di bagian depan GWK. Jadi bisa sekalian istirahat duduk nih. Itupun setelah salat zuhur dulu di musola yang tersedia di dalam GWK. Musolanya bersih banget kok. Kami juga sudah makan siang sebelumnya, tinggal membakar kalorinya saja.
Baca Juga: Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana Bali
Amphitheaternya itu berupa gedung pertunjukan yang sangat besar. Katanya bisa menampung sekitar 800 penonton. Saya langsung terkesima saat masuk ke dalamnya. Seperti masuk ke gedung bioskop karena tatanan tempat duduk yang menurun. Tapi ini berada di area terbuka, sehingga kita masih menikmati cahaya matahari. Jangan khawatir, di atasnya dikasih tenda gitu, jadi nggak panas-panas amat. Panggungnya sangat megah serasa sedang duduk di depan singasana raja.
Di kursi penonton |
Pertunjukan dimulai sekitar jam 1-an dan berakhir jam 2-an siang hari. Para penari baru muncul setelah tempat duduknya agak penuh. Para pengunjung juga sudah tahu jadwal pertunjukannya, sehingga bersiap-siap masuk ke amphitheatre begitu pertunjukan akan dimulai. Sebab, pertunjukan ini hanya ada lagi pada petang hari, itupun tarian yang berbeda, yaitu tari kecak.
Pertunjukan tari yang ditampilkan pada siang hari ini adalah tari Bali dan tari Barong, dipadukan dengan pertunjukan drama teaternya juga. Tari Bali menampilkan para penari perempuan yang cantik-cantik dan indah dengan pakaian penarinya. Sedangkan, Tari Barong menjadi akhir dari pertunjukan dengan menampilkan Barong Bali. Saya jadi tahu ternyata di Bali juga ada barongsainya, yaitu Barong Bali. Ukurannya juga besar. Ada anak-anak yang menjerit saat barongnya berjalan menghampiri penonton. Jadi, kalau membawa anak, sebaiknya jangan ambil duduk di depan karena barongnya sedikit mengejutkan hehe....
Berhubung saya tidak bisa bahasa Bali, jadi saya ambil kesimpulan saja. Pertunjukan tari dan teaternya itu mengisahkan sekelompok penari perempuan, lalu ada penari utama yang paling cantik dengan posisi di tengah. Tiba-tiba datang dua orang penari lelaki yang memperebutkan si penari utama perempuan itu dan berkelahilah mereka. Pemenangnya kembali harus bertempur dengan barong. Ya begitulah, maaf kalau saya tidak bisa menceritakannya dengan benar. Namanya juga menerka-nerka isi ceritanya.
Setelah pertunjukan selesai, para penonton dipersilakan untuk berfoto dengan para penarinya lho. Saya pun tak menyiakan kesempatan untuk berfoto. Kapan lagi bisa berfoto dengan para penari Bali, ya kan. Untuk video tariannya, saya unggah ke youtube ya, tapi sepotong-sepotong karena saya tidak merekam semuanya. Kalau mau menonton pertunjukan secara penuh, langsung saja datang ke Garuda Wisnu Kencana.
Baca Juga: Pertama Kalinya Disambut Pakai Kalung Bunga di Bali
Perjalanan saya di satu hari itu masih belum berakhir. Bagi kamu yang mau berwisata ke Bali, wajib deh mampir ke Garuda Wisnu Kencana. Apalagi kalau membawa anak-anak. Banyak pertunjukan seni dan budaya yang bisa menjadi wisata edukasi bagi anak. Anak-anak bisa menyaksikan pertunjukan tari bali secara langsung. Untuk sekilas tentang tari bali dan barong yang ditampilkan di amphitheatre, bisa ditonton di video yang saya unggah di youtube ya.
saya sangat suak budaya dan kearifan lokal bali, jd kalau lihat sendratari bali suka banget
ReplyDeletepertama kali ke Bali yang ditonton ini hehehe biar gak penasaran gitu mba karena Bali banget ya.
ReplyDeleteTarian yang disaksikan secara livepasti sangat berkesan yaa...
ReplyDeleteDapet banget pasti "feel" dan pesan yang disampaikan penarinya.
Btw,
Kak Leyla nonton sama kak Amalia Sarah.
Asikknya kopdar blogger.
Terakhir ke Bali 2014 pas belum punya anak, itu pun enggak ke GWK 😆
ReplyDeleteLihat ini jd bikin mupeng, apalagi tarianny punya makna y Mbaa pasti seruu sambil lihat sambil berfilosofi hehehe
Moga2 covid segera pergi biar bisa jalan-jalan ke tempat jauh lagi y Mbaa
Aku dulu udah pernah ke GWK, tapi tertahan di depan karena ternyata duitnya ga cukup untuk bayar tiket masuk dan lain-lainnya hehehe.. Akhirnya hanya bisa foto dari kejauhan. Semoga aja ntar kapan-kapan bisa menikmati tarian seperti ini di GWK juga.
ReplyDeletewah acara apa nih mba, ke GWK sama mom Amel? :) Senengnya bisa nonton tarian keren dari Bali. Aku terakhir kesini tahun 2018 mba, tapi menjelang malam. Sempet poto juga sama penarinya yang cantik-cantik. Dan waktu itu gak shalat jadi gak tau nih kalo ada mushollanya ternyata ya. Semoga pandemi segera kelar ya mba, biar bisa liburan ke Bali lagi. Amin :)
ReplyDelete