Untung saya mengabaikan ajakan teman yang malas naik ke atas Garuda Wisnu Kencana karena harus jalan kaki menanjak dan butuh stamina tinggi. Kalau saja saya mengikuti ajakan teman untuk hanya duduk-duduk di bawah, saya akan menyesal bukan main. Di atas Garuda Wisnu Kencana, banyak spot foto menarik.
Ini kisah lanjutan dari pengalaman saya liburan ke Bali bersama para influencer lainnya. Setelah sampai di Bali dan mengikuti acara pembuka, saya dan peserta lainnya langsung diajak ke Garuda Wisnu Kencana Cultural Park di Uluwatu Badung, Bali. Kami baru bisa tidur di hotel setelah jam 7 malam saking banyaknya tempat yang dikunjungi. Alhamdulillah, puas banget.
Ini kisah lanjutan dari pengalaman saya liburan ke Bali bersama para influencer lainnya. Setelah sampai di Bali dan mengikuti acara pembuka, saya dan peserta lainnya langsung diajak ke Garuda Wisnu Kencana Cultural Park di Uluwatu Badung, Bali. Kami baru bisa tidur di hotel setelah jam 7 malam saking banyaknya tempat yang dikunjungi. Alhamdulillah, puas banget.
Sebagaimana namanya, yaitu taman kebudayaan, maka di tempat ini akan banyak kita temukan pertunjukan budaya khas Bali. Kami makan siang dulu di restoran Beranda yang ada di dalam lokasi Garuda Wisnu Kencana. Setelah makan siang, saya salat. Jangan khawatir, di GWK ini ada musolanya kok. Jadi, buat para wisatawan yang muslim, tetap bisa beribadah ya. Musolanya juga bersih dan terawat. Duh, jadi kangen jalan-jalan ke Bali kan. Petugasnya juga welcome sekali dengan wisatawan muslim. Mereka dengan ramah melayani kami.
Setelah salat, panitia menawarkan apakah kami mau jalan ke atas, ke tempat di mana ada patung GWK yang gede banget. Patungnya bukan sekadar patung, tapi semacam gedung yang disain interiornya berupa patung. Di dalamnya sih katanya ada banyak pameran kebudayaan, tapi sayang tiket gratis kami hanya untuk masuk ke area GWK tapi bukan ke dalam gedungnya, Ya sudah, tidak apa-apa. Teman saya yang sedang malas jalan, menolak ikut ke atas karena pasti capek. Dia mengajak kami untuk duduk-duduk saja di bawah. Toh, dia sudah sering jalan-jalan ke atas.
Duh, berhubung ini pengalaman saya yang pertama dan belum tentu terulang lagi, jadi saya tidak mau. Mending capek jalan ke atas daripada cuma duduk diam. Alhamdulillah, nggak percuma ya saya ikutan jalan menanjak ke atas GWK karena banyak banget spot foto menarik yang sayang untuk dilewatkan. Lumayan kan bisa memperkaya postingan instagram. Apalagi sudah makan siang banyak, karena prasmanan. Sekalian bakar kalori lah.
Saya mengikuti rombongan untuk naik ke atas GWK. Uwow, amazing setelah masuk ke dalam, suasananya seperti di drama korea. Kanan kiri tebing tinggi (batu kapur) dan ada lorong yang kece buat foto-foto. Taman Budaya GWK ini kabarnya bisa menampung hingga 7000 orang karena memang luas sekali. Jalanannya bersih dan rapi, meskipun panas ya karena jarang ada pepohonan. Kami berjalan menanjak. Capek, tapi happy. Apalagi di setiap tempat bisa jadi spot foto-foto. Oya, tersedia sepeda dan mobil mini buat yang nggak mau jalan kaki, tapi bayar sewanya ya. Saya sih hanya menumpang foto saja.
Sepertinya lebih enak jalan kaki, karena bisa sambil foto-foto. Peserta yang membawa anak memilih menyewa mobil mini. Wajar sih, anak-anak pasti mengeluh diajak jalan menanjak dalam cuaca panas. Beberapa peserta juga memakai topi, karena sudah memprediksi sebelumnya. Saya cukup pakai sunscreen dan jilbab. Bersyukur pakai jilbab, jadi kepala nggak terlalu kepanasan.
Eit, biarpun panas, tapi banyak angin kok. Angin sepoi-sepoi yang lumayan mendinginkan kepala. Pokoknya saya mah senang saja jalan-jalan di sini, cuaca panas pun nggak terasa. Walaupun gersang gitu ya. Kalau nggak bisa jalan menanjak ke patung utama di atas, bisa foto-foto juga di depan patung yang ada di bawah. Berhubung banyak pengunjung, jadi pintar-pintar saja berfoto dengan background orang banyak. Atau nanti fotonya diedit, orang-orangnya dihilangkan.
Intinya, menabung foto sebanyak-banyaknya. Berhubung teman sekamar saya nggak mau ikut menanjak ke atas, jadi saya mencari teman baru dong ya. Sayangnya, di acara ini saya tidak banyak mengenal peserta lainnya. Setelah sempat celingak-celinguk, akhirnya saya dapat teman buat jalan dan foto-foto juga deh. Kami bergantian memotokan, sehingga bisa ambil foto seluruh badan bersama latar tempat yang tidak boleh dilewatkan.
Kemudian, kami melanjutkan perjalanan ke atas untuk berfoto di depan patung utama, yaitu patung Garuda Wisnu Kencana yang tinggi sekali. Tingginya mencapai 121 meter dan menjadi patung ketiga tertinggi di dunia. Ini adalah patung Wisnu yang sedang menunggangi kendaraannya, yaitu burung Garuda. Di sekitarnya ada air mancur dan di dalamnya terdapat kisah perjalanan berdirinya patung Garuda Wisnu Kencana ini beserta sejarah yang melatarbelakanginya.
Namun, saya tidak masuk ke dalam patung karena harus membayar tiket lagi dan saya sudah capeek. Yah, kalau dibayarin panitia sih mungkin saya mau saja masuk ya meskipun katanya di dalam itu nanti naik-naik lagi ke lantai atas. Berfoto-foto di luar saja sudah memuaskan. Setelah puas, kami turun lagi ke bawah. Ibu-ibu yang kecapean menaiki mobil mini lagi untuk turun, tapi saya dan teman saya itu tetap memilih jalan kaki supaya bisa foto-foto.
Istirahat dulu |
Berhubung hari sudah siang dan pengunjung berkurang, kami bisa mengulang berfoto di lokasi tanpa bocor akibat banyak orang di belakang. Yah, lumayanlah meskipun wajah sudah lepek karena keringat dan lelah. Ups, masih ada satu pertunjukan lagi karena di area GWK ini ada teater juga yang menayangkan kesenian dan tari Bali. Penasaran apaan itu? Tunggu artikel berikutnya yaa....
Duh, lama nggak ke Bali. Terakhir kesana tahun 2013 apa ya? GWK belum buka. Tapi patung raksasanyanya dari jalan udah keliatan megah banget. Semoga pandemi segera berakhir dan bisa kesana.
ReplyDeleteKawasan GWK ini makin kece badai saja, sempat ke GWK tahun 2011, saat itu GWk masih belum sepopuler sekarang kayaknya.
ReplyDeleteDalem GWK ada museum yang masih belum selesai waktu aku kesana. Seru banget para influncer bikin acara kebali gini.
ReplyDeleteYa ampun, bikin mau langsung datang ke sana aja ih mbaknya. Apalagi foto2nya itu. Hihi.. aku belum pernah ke Bali anyway. huhu
ReplyDeleteAku belum pernah ke GWK nih Mbak, banyak tempat yang keren untuk foto-foto ya.. jadi kangen jalan-jalan aku, huhu
ReplyDeleteLama banget gak ke Bali, dlu ke GWK waktu itu belum buka, semoga pandemi ini berlalu biar bisa liburan hehehe
ReplyDeleteBenar-benar deh, abis baca artikel ini jadi rindu pengen jalan-jalan ke Bali lagi. Semoga pandemi ini cepat berlalu supaya bisa liat GWK langsung tanpa was-was.
ReplyDeleteBener banget mbak kalau jalan-jalan ketemu temen yg sama lowongnya dengan kita bisa saling memfotokan, jadinya bisa buat stok foto ya
ReplyDeleteWaktu ke Bali aku cuma lewat GWK aja nih Mbak hehe semoga someday berkesempatan ke Bali dalam keadaan lebih baik.
ReplyDeleteAku belum pernah kebali,dan bali adalah salah satu kota wishlist aku di Indonesia. Huhu jadi makin pengen kesanaaaa, aamiin doain ya kak hehe
ReplyDeleteBagus2 banget yah kak spot fotonya di GWK. Dulu banget ke Bali jaman bareng temen2 dari sekolah. Ga sempet foto2 di Garuda Wisnu kencana ini. Semiga kapan nanti bisa ke Bali lagi mengunjungi GWK ini
ReplyDeleteKangen banget ke Bali, terakhir ke Bali bulan April 2019 dan itu juga gak banyak kemana-mana karena cuma main sekitaran Canggu dan Seminyak. Selebihnya memilih untuk main di hotel aja karena anakku demen banget sama kolam renangnya.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletewaaah terakhir kesini 2012 pas bareng temen-temen kuliah, huhuuu sdh makin bagus yaaa, jd pengen kesana lagi :)
ReplyDeleteYup setuju, apalagi berfoto diantara bebatuan raksasa GWK. Aku kalau ke GWK mesti pakai sunblock Spf100 hahaha ngga tahan sama panasnya
ReplyDeleteDuuuh..jdi makin pengen jalan2 terutama ke Bali, tpi blum berani luar kota dlu sm0e bner2 aman
ReplyDelete