Assalamualaikum. Selamat Hari Raya Idul Adha 1440 H ya, alhamdulillah kita masih bisa diberi kesempatan untuk merayakannya. Ada yang berbeda di hari raya Idul Adha tahun ini. Setelah salat Ied di lapangan depan rumah, saya langsung meluncur ke Zona Madina, Parung, Bogor yang hanya berjarak 20 menit dari rumah saya. Ada apa di sana? Tentu saja ada pembagian hewan kurban oleh Dompet Dhuafa.
Kambing kurban Dompet Dhuafa |
Sebagaimana yang sudah pernah saya ulas di blog ini, Dompet Dhuafa menerima donasi kurban online yang nantinya akan disalurkan ke seluruh daerah di Indonesia, termasuk daerah yang tertimpa bencana dan negara-negara konflik. Alhamdulillah, di tahun ini Dompet Dhuafa telah menghimpun sebanyak 22.300 ekor hewan kurban dari seluruh Indonesia. Jumlah ini naik 27% dibandingkan tahun lalu yang hanya 18.558 ekor hewan kurban.
Tebar hewan kurban ini dilakukan di 25 provinsi di nusantara dan 5 negara konflik, yaitu Palestina, Myanmar, Kamboja, Vietnam, dan Filipina. Termasuk juga daerah-daerah yang baru saja terkena bencana seperti Palu, Lombok, onawe, Banten, dan Halmahera sehingga banyak warganya yang belum sanggup berkurban. Daerah sebaran hewan kurban ini juga bertambah 2 provinsi dibandingkan tahun lalu karena tahun lalu hanya menjangkau 23 provinsi.
Nah, untuk menyaksikan realisasi dari pembagian hewan kurban ini, saya diajak menyaksikan pemotongan hewan kurban oleh Dompet Dhuafa di salah satu tempat di Parung Bogor, yaitu di Zona Madina. Di tempat ini juga ada Rumah Sehat Terpadu dan Dayamart, dua program pemberdayaan lainnya dari Dompet Dhuafa di bidang kesehatan dan ekonomi.
Ustaz Herman Budianto, Direktur Wasila Nusantara (Pengelola Aset Wakaf Dompet Dhuafa) membuka pelaksanaan pemotongan dan pembagian hewan kurban yang juga dihadiri oleh pasangan influencer Irvan Farhad dan Hamidah Rachmayanti. Pasangan ini juga berkurban melalui Dompet Dhuafa lho, tak hanya satu tapi dua. Hewan kurbannya atas nama anak dan ayah mereka. Masya Allah.
Setelah serah terima hewan kurban dari influencer kepada Dompet Dhuafa yang mewakili para donatur kurban online, dilanjutkan dengan pemotongan hewan kurban. Saya juga ikut menyaksikan pemotongannya. Ada 65 kambing kurban premium yang siap dipotong. Kambing ini berasal dari mitra Dompet Dhuafa yaitu para peternak lokal yang telah diberdayakan, mandiri, dan melewati proses seleksi serta pendampingan oleh tim program Dompet Dhuafa.
Banyak yang belum mengerti tentang syarat hewan kurban. Dikiranya hewan yang sakit dan belum cukup umur bisa dikurbankan. Sehingga ada yang membuka donasi untuk menyelamatkan hewan kurban. Padahal, hewan kurban itu syaratnya ketat. Diantaranya ya harus sehat, fisik sempurna, usia di atas satu tahun, dan diutamakan jantan.
Hewan kurban juga tidak boleh betina yang sedang hamil atau masih menyusui. Saya pernah melihat video seekor bayi kambing yang sedang menangisi induknya yang diseret mobil. Video itu dikaitkan dengan perayaan Idul Adha. Tentu saja penggunggah video itu tidak paham betul syarat hewan kurban, salah satunya tidak boleh hewan betina yang sedang hamil atau menyusui.
Jika ada peternak yang menjual hewan kurban yang tidak memenuhi syarat, ya itu karena sebagai penjual tugas mereka hanya menjual. Jika kita ingin membeli hewan kurban, kita harus perhatikan betul syarat hewan kurban supaya tidak salah beli. Kalau salah beli, hewan kurban kita juga akan ditolak oleh panitia kurban. Memang lebih enak sih kalau kita menyerahkan "mentahnya" saja ke panitia kurban, yaitu dalam bentuk uang. Nanti mereka yang membeli hewan kurban sesuai syarat.
Nah, begitu juga hewan kurban yang disediakan oleh Dompet Dhuafa ini. Diawasi dengan ketat oleh tim ahli, meliputi pemeriksaan gizi dan kesehatan. Sehingga dapat dipastikan hewan yang akan dikurbankan itu telah memenuhi syarat. Jika ada hewan dari peternak yang tidak memenuhi syarat, maka tidak bisa dikurbankan tapi diperbolehkan untuk dijual di pasar sebagai bahan konsumsi biasa. Selain Idul Adha, setiap harinya manusia juga memakan daging sapi dan kambing, bukan?
Pemotongan hewan kurban juga dilakukan dengan baik tanpa ada unsur penganiayaan hewan. Hewan dianiaya itu kalau dipukuli dan disiksa sebelum dipotong. Kenyataannya, sama sekali tidak ada hal itu. Jika dianiaya dulu, butuh waktu berapa lama untuk memotong 65 ekor kambing? Bisa lebih dari sehari. Ternyata pemotongan 65 ekor hewan kurban yang dilakukan oleh Dompet Dhuafa ini hanya perlu waktu sekitar 3-4 jam. Sebelum disembelih, hewan kurban difoto dulu dengan menyertakan nama donatur. Nantinya foto ini akan diserahkan kepada donatur sebagai laporan kurban.
Saya menyaksikan proses penyembelihannya, satu ekor kambing hanya butuh waktu kurang dari 15 detik. Saat akan dipotong, panitia melantunkan takbir dengan lembut. Pisau yang disiapkan juga sangatlah tajam sehingga hanya butuh satu kali tebasan pisau. Tidak terlihat dan terdengar si kambing memberontak atau menjerit-jerit kesakitan. Ya, langsung mati saja dalam 15 detik itu. Masya Allah, cepat sekali.
Ini tentu berbeda dengan kebiasaan sebagian masyarakat yang membunuh hewan dengan cara dipukul berkali-kali sehingga hewannya menjerit-jerit dan butuh waktu lama untuk mati. Itu baru namanya disiksa. Jadi, ada baiknya menyaksikan langsung pemotongan hewan kurban untuk mengetahui apakah ada unsur penyiksaan hewan di sana.
Nah, kembali ke prosesi pemotongan dan pembagian hewan kurban yang dilakukan oleh Dompet Dhuafa di Zona Madina ini. Setelah disembelih, hewan kurban dikuliti dan dipotong-potong dagingnya lalu dimasukkan ke dalam besek yang terbuat dari bambu. Ini sejalan pula dengan program Dompet Dhuafa dalam hal pelestarian lingkungan yaitu mengurangi sampah plastik. Setiap besek diisi sebanyak satu kilogram hewan kurban lalu dibagikan kepada penerima manfaat yang ada di sekitar Zona Madina.
Influencer dan beberapa perwakilan dari blogger mengikuti pembagian hewan kurban ini, sehingga mengetahui bahwa pembagiannya transparan. Donasi kurban dari para donatur benar-benar disalurkan kepada penerima manfaat yang berhak. Jadi, ke depannya #JanganTakutBerkurban melalui Dompet Dhuafa. Insya Allah dikelola sesuai syariat dan disalurkan kepada yang berhak. Kurban melalui Dompet Dhuafa juga disebarkan ke pelosok daerah secara merata sehingga masyarakat di daerah yang minim pengkurban tetap dapat menerima manfaat kurban.
DD pengalamannya panjang dalam membagi daging qurban. Waktu di Jawa aku pernah ikut bantu teman-teman bagi daging ke pelosok desa.
ReplyDeletealhamdulillah ya ibadah kurban bisa menolong dan berbagi dg sesama
ReplyDeleteAlhamdulillaah ya target pequrban bisa mencapai 15.000 dan pendistribusian daging kurbannya merata... Ke seluruh pelosok dan manca negara. Salut sama Dompet Dhuafa semoga berkah aamiin.
ReplyDeleteBanyak juga ya 65 kambing. Mantap pakai besek go Green sudahan. Keren dompet dhuafa Mbak. Aku selalu salut sama founder, relawan, dan semua yang terlibat.
ReplyDeleteBanyak sekali hewan kurban yang disembelih pada Idul Adha tahun ini. Semoga merata pembagiannya. Jangan takut berkurban salah satu tanda beriman kita pada Allah SWT.
ReplyDeleteWowww banyak banget hewan kurban yang disalurkan Dompet Dhuafa, trus hewannya gemuk dan sehat ya. Btw, pembagiuannya dengan besek bambu jadi ramah lingkungan dan cantik yaa....
ReplyDeleteSenang ya bisa menyaksikan langsung pemotongan hewan kurban dan juga bisa menceritakan pada anak anak juga sejarah kurban
ReplyDeleteBenar banget ya Mbk, hewan kurban enggak sembarangan, ada syarat ketat. Bagi yang belum paham pastilah banyak nyinyir, insya Allah kalau berkurban dengan yang paham seperti Dompet Dhuafa insya Allah aman ya.
ReplyDeleteDD lembaga yg bisa dipercaya, hewan qurban juga pasti dg kualitas yg baik, dibagikan ke masyarakat yg membutuhkan juga dengan pemberian yg terbaik. Selalu keren program DD, sampai ke daerah konflik pula pembagiannya. Masya Allah.
ReplyDeleteMemperlakukan hewan qurban pun ada etikanya ya mba. Duh koq aku jadi ikut kasian paa baca ada anak kambing yang sedih ibuknya diseret buat qurban.... Sembelih pun demikian ya harusnya gak ketahuan sesama kawan agar gak stress qurbannya.
ReplyDeleteSenangnya bisa membagi hewan kurban sampai ke negara konflik ya. Dan aku setuju bahwa syarat hewan kurban juga harus diperhatikan xengan benar. Jangan asal asalan. Dompet Dhuafa emang oke banget
ReplyDeleteEmang banyak.sih yg ngebuka untuk berkurban tapi bisa pilihan yg nebar hingga ke pelosok pake Dompet Duafa ngebantu agar penyebaran merata
ReplyDeleteWah, senang.ya mba Ela bisa ngawal langsung acara kurban DD. Keren ih pakai besek, selain aman dari sampah plastik, jadi keren juga loh
ReplyDeleteWuih deket yo tinggal ngesot haha.
ReplyDeleteNah itulah yang suka bikin males beli hewan kurban di penjual pinggir jalan soalnya bingung kambing yg kyk gmn yang layak kurban, kalau di lembaga filantropi udah enak, pasti diawasin dan layak dikurbankan semua insyaAllah
Waduh ngebayanginnya aja sedih kalo masih ada anak kambingnya, taunya ibunya dikurbanin. Memang benar nih, semua harus tahu syarat sahnya supaya gak asal aja berkurban. Semoga semakin banyak yang paham dengan artikel ini
ReplyDeleteKok cuma 25 propinsi ya, Mba? Bukannya kita ada 32? Enaknya berkurban lewat lembaga tuh gini ya, daging tersalurkan secara merata. ^_^
ReplyDelete