Thursday, March 28, 2019

Mau Tubuh Anak Tinggi? Ini 5 Cara Cegah Stunting


Salah satu cita-cita saya yang tak tercapai adalah menjadi peragawati. Itu tuh, yang berjalan di atas catwalk dan memeragakan busana rancangan disainer. Serius, saya memang pernah bercita-cita menjadi peragawati. Apa daya tinggi badan saya hanya 158, sedangkan syarat menjadi peragawati itu minimal 170. Saat kuliah di Semarang, saya pernah satu kos dengan mantan finalis Putri Indonesia wilayah Jawa Tengah. Tubuhnya tinggi sekali, tanpa sepatu high heels lho ya. Jadi wajar saja kalau dia bisa menjadi finalis. Sedangkan saya, baru mau kirim formulirnya saja sudah tak percaya diri hehehe....

Dulu saya pikir, masalah tinggi badan itu hanyalah masalah genetik. Sebagian besar orang Indonesia kan bertubuh pendek. Indonesia adalah bangsa Asia yang secara genetik bertubuh pendek. Akan tetapi, coba kita lihat penduduk Jepang dan Korea Selatan pada saat ini. Mereka sama-sama orang Asia dan awalnya juga tubuhnya pendek-pendek. Sekarang, banyak yang bertubuh tinggi menjulang. Jadi, anak-anak Indonesia juga pasti bisa memiliki tubuh yang tinggi menjulang serta terhindar dari stunting. Hm, apa itu stunting? 

Masalah kekurangan gizi yang kronis akibat asupan gizi yang kurang dalam waktu yang cukup lama karena pemberian makanan yang kurang memenuhi kebutuhan gizi, disebut juga dengan STUNTING. Masalah ini terjadi sejak bayi berada di dalam kandungan, tapi baru terlihat saat anak berusia 2 tahun. Jika tidak diatasi dengan segera, kekurangan gizi yang kronis ini bisa menyebabkan kematian dan tentu saja kerugian ekonomi untuk Indonesia dalam jangka panjang. Lho kok bisa? Yup, biaya kesehatan membengkak, jumlah sumber daya manusia yang berkualitas pun hanya sedikit. 


Ironisnya, Indonesia berada di peringkat kelima dunia dalam hal jumlah anak yang mengalami stunting. Waduh, kok parah banget ya. Ada lebih dari sepertiga anak berusia di bawah 5 tahun yang memiliki tinggi badan di bawah rata-rata. Nah, jangan-jangan itu termasuk saya? Ternyata, kondisi stunting ini tak bisa diperbaiki lagi kalau anak sudah pubertas. Meskipun taraf hidup meningkat dan bisa makan makanan bergizi, ya tubuhnya akan tetap pendek. Jadi, satu-satunya waktu tersisa untuk memperbaiki kondisi stunting pada anak ya sebelum dia pubertas, yaitu saat masih kecil. 

Walaupun begitu, tetap saja si kakak yang sudah pubertas harus diberikan makanan bergizi agar pertumbuhannya tidak semakin memburuk. Tentunya yang paling baik adalah memberikan makanan bergizi pada 1000 hari pertama kehidupannya. Agar anak terhindar dari stunting, kita harus rutin memeriksakannya ke bidan atau dokter. Di Posyandu juga diadakan pemeriksaan bayi dan balita dengan diukur tinggi dan berat badannya. Jika berada di zona merah yang berarti berat dan tingginya di bawah normal, maka harus segera diatasi dengan memenuhi kebutuhan gizinya. 


Bagaimana kita bisa tahu kalau anak kita terkena stunting? Nah, kita bisa memperhatikan gejala dan tandanya, seperti berat badan yang tidak naik-naik, perkembangan tubuhnya terhambat, mudah terkena infeksi, serta tentu saja tubuhnya pendek di bawah rata-rata. Ada risikonya juga dari segi kecerdasan jika anak terkena stunting, yaitu kesulitan belajar, kemampuan kognitif yang lemah, mudah lelah dan kurang lincah. Sedangkan dari segi fisik, anak mudah terkena infeksi dan setelah dewasa juga mudah terkena penyakit degeneratif seperti diabetes, penyakit jantung, kanker, dll. 

Tentunya jika anak memiliki kekurangan dalam hal kecerdasan dan kesehatan, dia akan sulit bersaing di dunia kerja. Ini akan berdampak negatif untuk masa depan Indonesia. Menurut WHO, batas toleransi stunting di suatu negara adalah 20% tapi di Indonesia ada 9 juta balita terkena stunting yang berarti sebanyak 37%. WHO pun menetapkan Indonesia sebagai negara dengan status gizi buruk. Data terbaru ini dipaparkan oleh Country Director World Bank Indonesia, Rodrigo Chavez tanggal 19 September 2018. 

Hal ini diperparah dengan pertambahan jumlah utang Indonesia yang mencapai US$400 juta atau 5,8 triliun dari World Bank. Tentunya, stunting ini diakibatkan oleh kemiskinan dan kelemahan ekonomi penduduk Indonesia, sehingga mereka tak bisa memberikan makanan bergizi untuk anak. Lalu, bagaimana cara mencegah stunting? 

Penuhi Kebutuhan Gizi Ibu Hamil
Buat para suami, ketika istrinya hamil, harus diberikan makanan bergizi ya. Jangan pelit-pelit ke istri. Rutin periksakan di bidan atau dokter dan berikan suplemen zat besi. Kalau istri ngidam makanan enak-enak, apalagi kaya gizi seperti nasi rawon, kebab, ayam geprek, dll, ya kasih saja. Tengah malam pun, lekas cari untuk istri. Biasanya istri hamil kan susah makan, jadi kalau sedang mengidam makanan tertentu, harus segera diberikan. 

Setelah Bayi Lahir, Berikan ASI Eksklusif 6 Bulan
Nah, setelah bayinya lahir, berikan ASI Eksklusif selama 6 bulan. ASI adalah sumber gizi utama dan pertama bagi bayi. Di dalam ASI, sudah mengandung nutrisi yang cukup selama 6 bulan pertama. Ibu yang menyusui juga harus memakan makanan yang bergizi agar ASI-nya bagus. 

Setelah Bayi 7 Bulan, Berikan MPASI Bergizi 
Setelah melewati usia 6 bulan, bayi bisa diberikan makanan pendamping ASI (MPASI). Jadi, ASI tetap diberikan, ditambah dengan makanan pendamping yang sesuai untuk usia bayi. Makanan pendamping ini juga harus bergizi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi.

Jaga Kebersihan Lingkungan 
Menjaga kebersihan lingkungan di sekeling bayi dan balita sangatlah penting untuk mencegah stunting karena jika lingkungan kotor, anak-anak akan mudah terkena diare yang berdampak pada pertumbuhannya. Jika sering diare, anak akan gagal tumbuh karena nutrisi makanan di tubuhnya terus terbuang. 

Berikan Makanan yang Banyak Mengandung Protein
Untuk mencegah stunting, bayi dan balita harus mendapatkan asupan protein sebanyak 15% dari asupan kalorinya. Protein ini tak hanya nabati tapi juga hewani dan yang mengandung asam amino esensial, misalnya: daging ayam, ikan, sapi, telur, dan susu. Tentunya pemberian susu dilakukan setelah anak tidak lagi minum ASI Eksklusif 6  bulan. 

Makanan Kaya Protein: Ayam dan Daging Sapi 


Masalahnya, protein hewani itu harganya relatif mahal. Terutama susu. Banyak anak di kampung saya yang tidak lagi minum susu setelah lepas dari ASI. Orangtuanya tidak mampu membelikan susu. Jadi mereka hanya diberikan teh manis. Itulah mengapa Gerakan Emas 2030 yaitu singkatan dari Gerakan Emak-emak dan Anak Minum Susu, memiliki visi misi untuk menyelamatkan Generasi Emas Indonesia 2030 dari ancaman stunting. Pada tahun 2030, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi yaitu ledakan penduduk. Jika gerakan sosial ini berjalan dengan baik, maka ledakan penduduk itu menghasilkan SDM berkualitas. 

Berikan susu sejak anak berusia 2 tahun 

Gerakan Emas 2030  adalah program dari pasangan calon Prabowo Sandi nomor urut 02 yang bertujuan untuk menghilangkan ancaman stunting dan gizi buruk di masa depan. Kita juga bisa ikut menjadi Pejuang Emas dengan mengunjungi:

Website: www.gerakanemas.id
Twitter: @gerakanemas2030
Instagram: @gerakanemas2030

Kita bisa ikut menyalurkan bantuan untuk anak-anak emas di pelosok desa dan kampung yang kekurangan gizi dan terancam stunting. Gerakan Emas adalah komunitas yang terdiri atas aktivis kesehatan seperti bidan, dokter, perawat, aktivis sosial, dan donatur yang disebut juga dengan Pejuang Emas. 

Dengan mendonasikan sebagian rezeki kita untuk anak-anak yang terkena stunting, maka kita disebut juga Pejuang Emas. Selain itu, jika kita menemukan anak yang terindikasi stunting dan berasal dari keluarga tidak mampu, kita juga bisa mengajukan bantuan di website Gerakan Emas. Mari dukung Gerakan Emas 2030 untuk Indonesia Bebas Stunting! 



42 comments:

  1. Insya Allah apa yang aku ikhtiyarkan utk anak saya selama ini semoga semuanya upaya pencegahan stunting. Nutrisi juga dipedulikan. Asi eksklusif juga . Minum susu juga.
    Semoga tidak ada lagi yaaa kasus stunting di Indonesia. Atau berkurang gitu lah ya.

    ReplyDelete
  2. Wkwkwkw... sekarang tetap menjadi peragawati di rumah kok mbaa wkwkwkwk

    Stunting emang selalu mengintai siapa aja ya, itulah PR bagi para ibu untuk lebih peduli dengan nutrisi anak.

    Dan salah satunya dengan minum susu ya :)

    ReplyDelete
  3. Saat ini stunting memang menjadi fokus pemerintah, karena masih banyak masyarakat mungkin belum memahami istilah stunting ini.

    Setuju, mba, kita, sebagai blogger punya kewajiban moral untuk berbagi informasi seperti ini, baik online maupun offline.

    Aku juga langsung browsing dan menemukan bahwa pencegahan stunting menurut Ibu Menteri Kesehatan, kudu memperhatikan 3 hal seperti pola makan, pola asuh serta perbaikan sanitasi dan akses air bersih.

    ReplyDelete
  4. Nah ini yang saya takutkan anak saya sempat BB naiknya irit tapi udah beberapa bulan terakhir naik lumayan sih. Cuma jadi was-was emang dia susah makan, jadi saya kasih susu dan cemilan protein buat booster BBnya. Mudah-mudahan ya angka stunting di Indonesia bisa berkurang.

    ReplyDelete
  5. Nah..tips ini penting disosialisasikan agar tak ada lagi anak stunting di Bumi Pertiwi ya mba...

    ReplyDelete
  6. Masyaallah, terimakasih bun informasinya. Ini jadi pengetahuan banget buat ujame supaya nanti kalau punya anak bisa mencegah stunting

    ReplyDelete
  7. Di daerah saya masih banyak yang mengalami stunting mbak. Namun rata- rata generasi lama, mungkin karena dulunya belum banyak informasi mengenai hal ini ya. Syukur sekarang ini sudah banyak informasi yang bisa diakses, khususnya mengenai gizi sehingga banyak yang harusnya makin aware dengan masalah stunting ini. Makasih informasinya soal Donasi Anak Emas, bagus banget. Semoga program pemerintah bisa sukses dengan dukungan kita semua.

    ReplyDelete
  8. Aku pribadi pernah mengalami ketakutan kalau anakku kena stunting. Jadi si bungsu kan lahirnya besae, Mba Ela. Hampir 4kg. Tapi semenjak bisa jalan, susaaah banget naikin BBnya. Mungkin karena banyak gerak juga ya.

    Makin kesini kok badannya makin ramping aja. Padahal sebisa mungkin aku selalu penuhi gizinya, termasuk minum susu. Sampai akhirnya aku konsul ke dokter dan hamdallah ternyata masih normal.

    Semoga orang tua semakin sadar tentang pentingnya gizi untuk tumbuh kembang anaknya ya, bukan cuma asal makan tapi harus diperhatikan kadar gizi seimbangnya.

    ReplyDelete
  9. Blogger bisa menjadi jembatan pemberantas stunting di Indonesia ya mbak. Dengan informasi yang diberikan lengkap dengan tips2nya agar anak terbebas dari stunting, Insyaallah kasus stunting di Indonesia perlahan dapat berkurang.... Karena anak adalah generasi penerus bangsa yang butuh perhatian dalam hal pemenuhan gizi.

    ReplyDelete
  10. Sedih ya mbak, balita yang kena stunting mencapai 37%, tergolong banyak juga tuh.
    Semoga masih bisa disembuhkan dengan pemulihan gizi yang baik, dan semoga ibu-ibu juga makin paham dengan kebutuhan penting gizi bagi anak-anaknya

    ReplyDelete
  11. Jujur aku tuh dulu cuek sama berat badan anak mbak. Tapi setelah konsultasi dengan dokter bahwa berat badan anak harusnya sudah sekian kilo kalau umurnya di atas 4 tahun. Aku kaget karena berat badan itu bisa penilaian awal untuk kasus stunting. Sedari itu, aku care banget sekarang sama anakku mbak. Untuk gerakan emas ini memang bagus sekali, apalagi di daerah masih sering terdapat gizi buruk.

    ReplyDelete
  12. Gerakan yang bagus untuk tingkatkan kesadaran masyarakat pentingnya menjaga gizi anak-anak untuk hindari stunting. Anakku sekarang tingginya udah lwbih dari akuuu

    ReplyDelete
  13. Miris banget ya kak ternyata diluar sana banyak anak yang mengalami stunting, semiga aja ya anak2 Indonesia bisa terlepas dari stunting.

    ReplyDelete
  14. Ya Allah semoga balita yang tumbuh di Indonesia ini tidak lagi mengalami stunting, apalagi untuk menjaga gizi ini semoga orangtua semakin menyadari dan masyarakat juga dibutuhkan pembekalan ilmu ya bund. Semoga pemerintah merata sosialisasi soal ini

    ReplyDelete
  15. Kmrn sempet cek juga BB Maxy kok semakin tinggi tapi BB segitu2 aja, sempat diplot ma dokter alhamdulilillah gak stunting tapi emamng klau mau anaknya keliatan gemuk kudu tambahin susu. Gerakannya bagus, semoga makin bisa mengurangi stunting yang skrng jd isu penting di negeri ini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau gak salah emang percepatan pertumbuhan terjadi dua kali, pas anak masih usia dini sama nanti anak saat puber usia2 SMA< kata dokter siapa gtu kmrn. JD utk mereka yg saat kecil mungkin kurang dapat nutrisi yg bagus, asal nanti gizinya dikoreksi masih ada harapan. Harapannya sih gtu

      Delete
  16. Isu stunting ini gak main-main yaa.. semua lapisan masyarakat harus sama-sama sadar kalau masa depan generasi ada di tangan kita. Ibu2nya harus mau banyak belajar soal nutrisi dan stimulasi anak

    ReplyDelete
  17. Sudah khawatir banget kalau anakku termasuk stunting, karena BB nya yang relatif naik-turun.
    Alhamdulillah,
    Melihat gambar kak Leyla...jadi adem.
    Sepertinya kalau dihitung, BB dan TB nya masih masuk garis usianya.

    ReplyDelete
  18. Menjaga sebelum kejadian itu memang sangat dianjurkan ya. Saat hamil, nutrisi dan gizi untuk janin sudah harus diperhatikan. Apalagi saat anak sudah lahir. Asupan ASI harus diutamakan.

    ReplyDelete
  19. Duh jadi khawatir anakku kena stunting apa nggak ya. Soalnya aku pendek nih. Makanya bener bener aku harus jaga nutrisi saat hamil sepertinya ya...

    ReplyDelete
  20. Pencegahan stunting ni menurutku memang penting banget. Makanya aku dukung pemenuhan gizi yang tepat buat anak :)

    Makasih tipsnya mbaa :)

    ReplyDelete
  21. Stunting memang lagi menjadi momok buat Ibu-ibu sekarang. Aku dukung @gerakanemas2030 karena sedih banget lihat Anak-anak yang terdeteksi dengan gizi buruk :(

    ReplyDelete
  22. Marii maju bersama berjuang dan melawan stunting dan apresiasi banget ada komunitas gerakan yang fokus melawan stunting dari program kerjanya

    ReplyDelete
  23. Jadi konsen orantua ini untuk memnuhi kbutuhan nutrisi anak agar sempurna tumbuh membangnya

    ReplyDelete
  24. Jumlah anak Indonesia yang stunting masih tinggi juga. Edukasi buat ibu hamil kudu digencarkan terus nih. Biar stunting ini bener-bener dicegah saat 1000 HPK.

    ReplyDelete
  25. Aku juga terbantu banget dengan kampanye stunting ini mbak. Jadi lebih aware dalam pemberian makanan ke anak, bukan sekedar makan tapi jadi butuh memahami ada gizinya atau enggak

    ReplyDelete
  26. beberapa minggu lalu juga aku baru slesai ikutan seminar tentang stunting ini, mbak. Ternyata anak stunting di Indonesia cukup banyak, ya :(
    semoga dengan adanya gerakan ini, jumlah anak stunting di Indonesia semakin berkurang bahkan tidak ada lagi :)

    ReplyDelete
  27. Merasa tertantang untuk turut ambil bagian dalam bonus demografi. Kalau anak Indonesia mendapat dukungan yg tepat, Indonesia bisa Naik level jadi negara maju

    ReplyDelete
  28. wah gak tahu nih apa anak saya yang terakhir itu stunting atau bukan? soalnya makan terhitung dikit lebih suka jajan apalagi sayur yg ijo dia kurang begitu suka. Kalau ikan paling suka sih hanya saja berat badannya dibawah rata2 sih.

    ReplyDelete
  29. Jujur, aku sendiri selalu parno soal stunting ini. Dan, untuk memenuhi kebutuhan gizinya, disamping dia selalu GTM saya pun selalu menambahkan asupan susu guna mendukung proses tumbuh kembangnya. Semoga, upaya saya dan teman-teman disini membuahkan hasil yang optimal ya mba.

    Soalnya, ini mempengaruhi kecerdasannya juga ya mba

    ReplyDelete
  30. Uhhuuyyyy... Peragawati. Stunting ini juga harus menjadi perhatian bersama, apalagi seorang ibu. Pemberian asupan juga sangat penting sekali. Kalau aku setiap makan harus ada sayur.

    ReplyDelete
  31. Stunting erat kaitannya sama kecerdasan juga yaa, krn kalau nutrisi gak bagus, selain ngaruh ke pertumbuhan badan, ngaruh juga ke perkembangan otak

    ReplyDelete
  32. Aku belum terlalu paham tentang stunting, tapi aku ngerti kalau ini bahaya bange dan harus dicegah. Terimakasih infonya mbak.

    ReplyDelete
  33. Miris juga kalo ngeliat masih ada yg terkena stunting,terutama d daerah perkotaan, d mn seharusnya gampang mendapatkan makanan yg bergizi walaupaun gak harus mahal.

    ReplyDelete
  34. aku jadi khawatir bund kalau kalau anakku stunting abisnya dia cuma doyan nasi dan susu, lauk pauk kadang ya ayamdan ikan goreng aja, sayur samasekali ga doyan huhuhuhu /

    ReplyDelete
  35. Posyandu memang kita kenal sedari kecil. Sekarang di RW mengaktifkan posyandu dan partisipasi tiap RT bikin masakan bergizi buat anak agar memberikan kebiasaan baik pada orangtua dengan ilmu stunting

    ReplyDelete
  36. Keren banget gerakan emasnya. Selain peduli sama kondisi gizi dan kesehatan anak sendiri, jg jadi ikut peduli sama kondisi anak2 lain di indonesia ya

    ReplyDelete
  37. Jadi jngn disepelekan ya kalau perkembangan tinggal badan ank kita berjalann lambat , semoga masyarakat mkn peduli dengan makan makanan yg bergizi ya bunda

    ReplyDelete
  38. Wah anakku yang no 2 juga pendek mbak heran deh padahal asi sampe 2 tahun minum susu kaya sufor dari mulai 1+ trus sampe sekarang jg masih minum susu aku masak selali bener sayur daging,ayam,ikan tapi yah gitu anknya susah makannya sayur gk mau samsek jadi kalo masak sayur yg du telen kuah sayur ya aja cuma mau makan lauk lauknya aja,pusing deh

    ReplyDelete
  39. Penting banget ya mbak jaga asupan gizi anak agar jangan sampai stunting, jadi peer banget nih buat kita para orangtu ya

    ReplyDelete
  40. wah ulasan yang bagus nih tentang pencegahan stunting. berikan pada anak asupan protein sebanyak 15% dari asupan kalorinya. dan jangan lupa berikan susu setelah anak lepas dari ASI Eksklusif ya gaes ...

    ReplyDelete

Terima kasih atas komentarnya.
Mohon gunakan kata-kata yang sopan dan santun yaaa.....