Hai dear, Mama-mama pembaca setia blog saya. Saya ingin bercerita tentang kegiatan hari Jumat tanggal 31 Agustus lalu. Saya menghadiri talkshow parenting yang materinya sangat kita butuhkan dewasa ini, yaitu Raising Children in Digital Era (membesarkan anak di era digital). Pasti ada hubungannya dengan gadget, dong. Dan pastinya banyak Mama yang senasib dengan saya. Anak-anaknya kecanduan gadget. Bertempat di SIS Bona Vista Lebak Bulus, bersama bunda-bunda dari Blogger Perempuan.
Kata sambutan pertama datang dari John Birch, kepala sekolah SIS Bona Vista. Narasumber dari talkshow ini adalah Elizabeth T Santosa, seorang praktisi dan psikolog anak, dosen di Swiss German University dan aktif di Komnas Perlindungan Anak Indonesia. Judul talkshow ini juga diambil dari judul buku parenting keduanya.
Elizabeth T Santosa menyebutkan bahwa banyak orangtua yang jadi takut memberikan gadget kepada anak-anaknya. Ada mitos yang bilang kalau gadget itu dapat merusak anak. Padahal, hal positif dan negatif itu ada di gadget. Gadget dapat membantu perkembangan kognitif, motorik, bahkan moral anak. Gadget berpengaruh pada moral anak? Ambil contoh saja aplikasi Tik Tok.
Mam, Tik Tok itu diblokir bukan karena tidak baik untuk anak, tapi karena ada fitur-fitur yang belum dipenuhi oleh developer. Ketika akhirnya fitur-fitur itu terpenuhi oleh developer dari Cina, Tik Tok bisa digunakan lagi. Jika Tik Tok berpengaruh buruk pada anak, bukan salah aplikasinya. Siapa yang salah? Ya penggunanya. Kalau anak yang menggunakan, berarti orangtuanya yang salah karena membolehkan anak menggunakan Tik Tok.
Contoh nyata aja deh Mam. Pisau adalah benda tajam yang berbahaya untuk anak. Tapi pisau ada kegunaannya kan, untuk memotong sayuran, buah, dll. Kalau kemudian membahayakan anak, siapa yang salah hayooo.... Ya orangtua yang meletakkan pisau di tempat sembarangan dan digunakan oleh anak untuk bermain.
Sebab, sebenarnya semua aplikasi media sosial itu ada positif dan negatifnya lho. Bukan hanya Tik Tok. Mama kalau mau mencari pornografi di Facebook, Twitter, dan Instagram itu banyak kontennya. Thats why, media sosial diperkenankan digunakan oleh anak usia 13 tahun ke atas. Gadget bukanlah monster. Yang perlu diperhatikan adalah ketentuan penggunaannya. Gadget bisa berpengaruh positif dan meningkatkan kualitas hidup kita jika digunakan dengan baik.
Untuk anak-anak, banyak aplikasi positif dan tayangan di Youtube yang dapat membantu pendidikan anak asal digunakan di bawah pengawasan orangtua. Anak juga bisa cepat diketahui bakatnya tanpa harus ikut seleksi di televisi. Misalnya, Justin Beiber dan Raisa yang menjadi penyanyi setelah menggunggah lagu-lagu mereka di Youtube. Jadi yang penting adalah penggunaannya, jangan sampai bikin kecanduan. Anak di bawah usia 13 tahun juga boleh pakai gadget untuk pendidikan, dikontrol oleh orangtua dan kontennya sesuai untuk usianya seperti materi-materi yang berisi pendidikan untuk anak.
Mainan-mainan edukasi di aplikasi-aplikasi yang ada di Playstore boleh dimainkan oleh anak usia di bawah 13 tahun asal jangan sampai membuat kecanduan sampai anak lupa mandi, lupa makan, dll. Gadget tidak jahat ya Mama, asal tahu ketentuan penggunaannya. Ya, seperti kita aja deh Mam. Atau saya yang seorang Mama Blogger. Tanpa gadget, mana bisa bekerja dari rumah? Saya bekerja menggunakan gadget dan media sosial, dari mulai blog, twittter, facebook, instagram, dan lain-lain. Coba kalau tidak ada gadget dan media sosial, mungkin sekarang saya hanya mengerjakan pekerjaan rumah tangga saja di rumah. Selama gadget digunakan untuk hal-hal positif, it's fine.
Revolusi parenting di dunia digital membutuhkan orangtua yang cerdas menjawab pertanyaan anaknya. Banyak lho pertanyaan anak yang kritis dan kita tak bisa menjawabnya sekadar sepintas lalu. Menjawab pertanyaan anak harus sesuai dengan usianya.
Mama-mama juga harus memantau perkembangan media sosial untuk mengimbangi anak-anak. Sebab, suatu saat nanti jika mereka sudah remaja, mereka pasti akan terpapar gadget karena lingkungannya sudah terbiasa dengan gadget. Agar orangtua dapat membesarkan anak di era digital, ini yang harus dilakukan:
- Bijak dan up to date tentang perkembangan remaja yang kekinian.
- Berikan 3 tahap perkembangan anak secara konsisten.
- Berikan fasilitas kepada anak dengan syarat anak sudah menyelesaikan kewajibannya.
- Ajarkan anak menabung jika dia ingin membeli sesuatu.
- Berikan hukuman yang membangun, ketika anak melalaikan kewajibannya. Misal, anak tidak mandi, hukumannya mencuci piring.
Mama juga harus tahu nih karakteristik anak di era digital, agar kita semakin tahu bagaimana menghadapi mereka.
- Anak memiliki ambisi yang besar untuk sukses.
- Anak menyukai kepraktisan.
- Selalu ingin melakukan sesuatu secara instan.
- Anak mencintai kebebasan.
- Memiliki rasa percaya diri yang tinggi, karena media sosial menyediakan fitur untuk narsis.
- Haus akan pengakuan (ditandai dengan eksistensi di media sosial)
- Terkoneksi dengan dunia digital dan teknologi informasi.
Nah ini dia nih tips menggunakan fasilitas internet dan media sosil untuk anak:
- Media sosial tidak boleh digunakan untuk anak di bawah usia 13 tahun. Jadi mama-mama sebaiknya anak jangan diberikan akses ke media sosial dulu ya kalau usianya belum 13 tahun. Sebab mereka bisa mendapatkan paparan negatif dari media sosial.
- Jika anak sudah menggunakan media sosial, setting privasi agar tidak semua orang bisa melihat postingan anak.
- Pakai perangkat lunak yang bisa menyaring website sehingga anak tidak bisa mengakses pornografi.
- Jangan berikan laptop dan komputer pribadi untuk anak yang belum berusia 14 tahun.
- Selalu awasi situs-situs yang dikunjungi oleh anak, sekalipun usianya sudah di atas 13 tahun.
- Sebagai orangtua, kita juga harus mencontohkan teladan yang baik saat menggunakan media sosial.
- Penggunaan handphone juga harus dibatasi.
- Sering berdiskusi mengenai bahaya internet.
- Orangtua juga harus melek teknologi.
Mama, perhatikan deh, anak yang kecanduan gadget itu akan marah saat gadgetnya diambil. Sebelum anak ketagihan gadget, yuk segera batasi penggunaannya dan berlaku konsisten. Psikolog Elizabeth juga hanya memberikan gadget kepada anak-anaknya pada akhir pekan dan hanya selama 2 jam.
Wah, bermanfaat banget nih ilmu yang diberikan oleh Elizabeth untuk saya terapkan di rumah. Kalau dipikir-pikir, anak saya agaknya juga mulai kecanduan gadget. Beberapa hal di atas sudah saya terapkan. Anak-anak menggunakan gadget hanya untuk menonton Youtube yang sesuai usianya dan tidak ada yang memiliki akun media sosial.
Hanya saja mereka ketergantungan menonton Youtube itu. Jadi kalau mendadak internet di rumah mati, mereka marah-marah. Hadeeuuh... benar-benar saya harus konsisten nih membatasi penggunaan gadget.
Usai talkshow, para bunda blogger diajak tur keliling Singapore Intercultural School Bona Vista. Sekolah ini terletak di Jl. Bona Vista Raya Lebak Bulus Jakarta. Singapore School ini di Jakarta ada 3 cabang yaitu Kelapa Gading, Pantai Indah Kapuk, dan Bona Vista. Di luar Jakarta ada di Cilegon, Medan, Palembang, dan Semarang.
Mengapa disebut Singapore School? Ini karena menggunakan kurikulum Singapura dan Cambridge Assesment International. Sekolah ini didominasi oleh anak-anak ekspatriat yaitu anak-anak orang asing yang tinggal dan bekerja di Indonesia. Jadi, maklum saja kalau bahasa utamanya adalah bahasa Inggris, kemudian Mandarin, terakhir baru Indonesia.
Sekitar 80% siswanya adalah anak-anak ekspatriat. Jadi selama saya mengelilingi sekolah ini, saya berjumpa dengan para siswa dengan aneka warna kulit. Seolah-olah saya sedang berada di sekolah di luar negeri nih. Apalagi nuansa sekolah ini memang bagus dan nyaman. Lingkungan sekolahnya bersih dengan bangunan yang terawat. Setiap kelas juga ada AC yang dingin sehingga anak nyaman belajar meskipun cuaca Jakarta sangat panas.
Jenjang pendidikan yang tersedia dari Preschool, Primary, Secondary, Junior College. Di sekolah ini juga disediakan wifi agar anak-anak dapat mengambil sisi positif gadget tetapi aksesnya dibatasi. Jadi anak-anak tidak bisa mengakses konten negatif dari internet.
Nah, tanggal 15 September 2018, akan ada Open House di SIS Bona Vista. Jadi untuk mama-mama yang mau menyekolahkan anaknya di sini, datang saja pada pukul 9.30 am sampai 11.30 am. Ada presentasi dari kepala sekolah, sampai tur keliling sekolah. Penasaran sebagus apa sih sekolah ini? Tonton di channel Youtube saya ya:
SIS Bona Vista
Telp: 021-75914414
terpesona Mbk dengan ruang kelasnya, keren banget pastilah kreatif ya guru-gurunya. Iya juga sih anak-anak perlu dibatasi gadget dengan permainan atau waktu berkualitas ya bersama keluarga, thanks tulisannya mencerahkan, Mbk
ReplyDeleteAcara talkshow Raising Children in Digital Era pasti seru sekali :D
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteSangat menghkawatirkan sekali kalau anak-anak sudah kecanduan gadget, mereka bisa lupa kegiatan yang lainnya.
ReplyDeleteOrang tua memang berperan penting antara anak dengan gadget.
ReplyDeleteMedia sosial itu memang ada positif dan negatifnya.
ReplyDeleteKadang memang pertanyaan anak yang kritis susah sekali untuk di jawab moms :D
ReplyDeleteSaya setuju sekali dengan sekolah yang menyediakan wifi agar anak-anak dapat mengambil sisi positif gadget tetapi aksesnya dibatasi.
ReplyDeleteBijak dan up to date ini kunci semuanya menurut aku, dengan bijak kita akan mengedepannkan fungsi, kebaikan dan nilai positif atas segala sesuatu termasuk gadget dan up to date juga sebagai penyeimbang agar anak merasa orang tua tahu akan dunia mereka dan kita sebagai orangtua bisa menjadi teman bukan sebaliknya.
ReplyDeleteThans for sharing mba.. bermanfaat banget!
Aku lemah soal konsisten ngasih batasan ngegadget sm bocah Mbk. Hiks. Tp emang kudu ya Mbk, daripada kebablasan kudu dibatasi waktu penggunaan gadget. Makasih udah share ilmu dan pengalamannya
ReplyDeleteSekolahnya keren, fasilitasnya kayaknya lengkap banget. Anak2 pasti jadi lebih seneng belajar kalau sekolahnya punya fasilitas yang bagus dan menunjang bakat, minat, dan kebutuhan anak2
ReplyDeleteSekolah yang fasilitasnya memadai pastinya bikin betah anak ya. Karena bakat anak yang tereksplorasi dengan benar, akan bermanfaat juga ke depan bagi anak
ReplyDeleteMemang banyak yang menyalahkan gadget ya mba. Padahal pengawasan dan peruntukannya gadget itu yang harus diperhatikan. Misalnya tidak membiarkan anak di bawah usia 14 tahun gunakan hanpdhone tanpa pengawasan. SIS bangunannya megah banget dan bersih
ReplyDeleteAnak2 masa kini sangat jauh berbeda dengan kita waktu bocah dulu memang ya, haha. Dan untuk penyesuaian zaman dengan segala kecanggihan Teknologi yang gak mungkin dilawan memang sangat tricky, semacam tantangan bagi para Orangtua. Menentukan sekolah pun penting banget, terutama tentang fasilitas dan lingkungannya karena akan menjadi rumah kedua bagi anak2 dan penentu masa depannya mereka kelak, gak boleh asal pilih. Noted banget nih.
ReplyDeleteKalau sekolahnya sebagus ini pastinya anak2 lebih betah untuk menuntut ilmu. Dan soal gadget, tentunya balik lagi ke orangtua masing2 anak, apakah bisa mengendalikan apa mungkin yg dikendalikan oleh anak. Soalnya cukup banyak saya lihat dimana orangtua memberikan gadget pada anak krn takut anak merengek, dan akhirnya anak kecanduan jika ingin apa2 harus merengek
ReplyDeleteBaiklah berarti habis ini mau punya HP lagi deh, biar gak berebutan sama emaknya heheu, tergantung kitanya ya utk atur kedisiplinan jadwal pakainya.. Sekolah Bonavista kece banget ya
ReplyDeleteSeneng bngt y kalo bisa anak sekolah disini.. insyaAllah kita bisa beri yg terbaik utk skolah anak d mana pun
ReplyDeleteYang negatif klo main gadget ga kita temani dan batasi ya, terus anak jadi pasif, malas dan uring-uringan klo ga dikasih gadget
ReplyDeleteSekolahnya baguuus banget nih, mbak Ley. Kurikulum dan fasilitasnya mumpuni pasti yaaaa. Wah, pasti guru2nya punya cara khusus mengelola ilmu pengetahuan plus disiplin soal penggunaan gadget anak2 di sekolah. Aku pun disiplin sama anak2 kapan boleh hp an tablet-an kapan ga, semua ada porsinya.
ReplyDeleteSingapore sebagai negara disiplin, jadi tidak perlu jauh-jauh untuk sekolah di singapore, di SIS anak-anak bisa mendapatkan pendidikan layaknya di Singapur
ReplyDeletePermasalahan gadget memang gak terlepas dari oengaruh negatif jadi perlu edukasi untuk orang tua dalam dampak pemakaiannya. Setuju sama saran ya g dijelaskan
ReplyDeleteNaksir sama sekolahannya nih dan ilmu dari Mba Lizzy memang oke banget ya. Gadget jangan dianggap monster tapi harus diperhatikan pemakaiannya dengan bijak
ReplyDeleteKontrol harus itu, Jangan sampai megangin anak gadget tanpa pengawasan. Soalnya bahaya, apalagi kalau ada wifi, mereka buka gadget tanpa sepengetahuan kita trus nemu konten2 dewasa, ngeri...
ReplyDeleteBagus sekolahnya eui. Ujiannya pakai cambridge gtu kah?
Alhamdulillah dapat pencerahan untuk jadi lebih bijak soal gadget ke anak, keren ya sekolahnya, butuh banyak sekolah seperti ini, biar makin banyak anak pintar
ReplyDeleteSenang banget bisa hadir di event SIS Bonavista, banyak dapet insight soal pergadget-an, ehhh fall in lop juga sama sekolahnya, mupeeeeng khaan
ReplyDeletealhamdulillah seneng banget ya bisa keliling sekolah Bona Vista, sekolahnya bener-bener nyaman buat belajar
ReplyDeleteitu yang bareng sama bu Elizabeth T Santoso tu mbak dessy yusnita ya? thanks for share ya mbaaa.... bermanfaat sekali :)
ReplyDelete