Setiap hari saya menyaksikan banyak sampah di pinggir jalan yang membuat saya miris semirisnya. Meskipun lokasi pembuangan sampah itu pernah dibersihkan oleh warga sekitar dan diberikan spanduk bertuliskan ancaman bila buang sampah sembarangan, tetap saja pelakunya tak jera. Nyatanya, memang belum ada pihak berwenang yang menghukum pelaku buang sampah sembarangan.
Sampah-sampah itu adalah sampah rumah tangga yang konon dibawa oleh mobil bak terbuka, lalu dibuang di tanah kosong tanpa penghuni. Masalah sampah memang sudah jadi masalah umum. Di perumahan tempat tinggal saya pun pernah terjadi kebingungan menentukan tempat pembuangan akhir. Kebetulan di depan rumah saya itu tanah kosong dan akan dibuat TPA. Sudah tentu saya dan tetangga menolak karena imbasnya akan mengenai kami. Lingkungan dan air tanah jadi bau.
Akhirnya kami membayar petugas pengangkut sampah dari Pemda yang akan membawa sampah-sampah kami entah ke mana. Masalah selesai? Tidak. Setelah sampah dibuang ke TPA, lalu apa? Dibiarkan menumpuk atau diolah? Pernahkah kita memikirkan berapa banyak sampah yang dibuang ke TPA dan masalah lingkungan yang ditimbulkannya?
Itu sebabnya mengapa sering ada berita demontrasi atau penolakan dari warga di sekitar TPA, misalnya TPA Bantargebang, yang minta lokasi TPA dipindahkan. Lingkungan di sekitar TPA itu tentunya tercemar bau sampah yang luar biasa. TPA Bantargebang di Bekasi menjadi tempat pembuangan sampah warga Jakarta. Warga di sekitar sering menolak kehadiran TPA ini karena sudah kelebihan beban.
Semakin hari semakin banyak saja jumlah sampah warga Jakarta yang dibuang ke Bantargebang. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebutkan bahwa di Jakarta volume sampahnya mencapai 6.500-7000 ton per hari. Sedangkan timbunan sampah di Indonesia mencapai 65,8 juta ton per tahun.
Nah, truk pengangkut sampah dari Pemda Kabupaten Bogor di tempat saya juga sering beberapa kali mogok atau tidak bisa mengangkut sampah karena mendapat penolakan dari warga di sekitar TPA. Jadi, masalah sampah ini memang sudah sangat krusial dan harus ditangani segera.
Kita sudah mengajari anak-anak agar tidak membuang sampah sembarangan. Buanglah sampah pada tempatnya yaitu tong sampah. Sayangnya, masalah tak selesai dengan hanya membuang sampah pada tempatnya. Masalah baru akan selesai jika sampah bisa diolah dan dikelola dan tak menimbulkan akibat buruk bagi lingkungan.
Saat ini di beberapa fasilitas publik pun sudah ada fasilitas tong sampah yang memisahkan antara sampah organik dan non organik. Di sekolah anak-anak saya pun ada 2 jenis tong sampah. Akan tetapi, pemisahan itu hanya sekadar nama. Toh pada akhirnya ketika dibuang ya tercampur juga dan tidak diolah.
Sampah kemasan adalah sampah potensial yang bisa diolah. Begitu banyak produk makanan dan minuman kemasan yang menyumbang sampah dan akan sulit terurai bila sekadar ditimbun dalam tanah. Sebab, sampah kemasan terbuat dari plastik yang membutuhkan ratusan tahun untuk terurai. Inilah yang akan merusak lingkungan.
Dilatarbelakangi oleh kepedulian terhadap lingkungan akibat sampah kemasan yang sebagian diproduksi oleh perusahaan mereka, 6 perusahaan besar yaitu Indofood, Coca Cola, Tetrapak, Nestle, Danone, dan Unilever Indonesia menggagas berdirinya PRAISE yang singkatan dari Packaging and Recycling Association for Indonesia Sustainable Environment.
Asosiasi untuk Kemasan dan Daur Ulang bagi Lingkungan Indonesia yang Berkelanjutan ini bekerjasama dengan Waste4Change meluncurkan PRAISE DROPPING BOX pada tanggal 8 Agustus lalu. Rencananya, 100 unit dropping box ini akan ditempatkan di berbagai wilayah di Jakarta. Dropping Box ini tidak sama dengan tempat sampah biasa yang kita lihat di berbagai fasilitas umum.
Ketika melihat bentuknya, pertama kali yang terlintas di benak saya adalah mesin fotokopi atau mesin penjual minuman kemasan. Ternyata... tempat sampah. Bentuknya memang tak seperti tempat sampah karena tertutup. Hanya ada sedikit celah untuk memasukkan sampah. Sehingga bau sampah tidak menguar ke luar.
Droppimg Box dari PRAISE ini adalah tempat sampah khusus sampah kemasan yang akan diolah kembali. Jadi hanya sampah kemasan yang boleh masuk ke dalamnya. Setelah dimasukkan ke dalamnya, akan dibawa ke tempat pengolahan sampah untuk didaur ulang menjadi barang yang bermanfaat. Tidak akan dibawa ke TPA dan hanya teronggok saja menunggu diurai oleh alam lho ya.
Sinta Kaniawati sebagai perwakilan dari PRAISE menyatakan bahwa kunci dari keberhasilan penanganan sampah berawal dari pemilahannya. Jadi percuma saja kalau ada tempat sampah organik dan non organik, tapi kita masih membuang sekenanya (tidak dipilah). Akibatnya, sampah non organik sulit diolah karena sudah tercampur dengan sampah organik yang kotor (sisa makanan, dedaunan, dll).
PRAISE adalah bentuk komitmen, kepedulian, dan tanggung jawab dari 6 perusahaan besar yang memberikan kesempatan juga bagi perusahaan lain yang ingin bergabung untuk mengedukasi dan memberikan solusi pengelolaan sampah di Indonesia. Program kerja nyata PRAISE yaitu pengembangan model kolaboratif sistem pengelolaan sampah atau ESR (Extended Stakeholder Responsibility).
Untuk langkah pertama ini, baru 100 unit dropping box yang disebar di pertokoan, sekolah, fasilitas publik, dll. Ke depannya diharapkan dapat menyebar juga ke seluruh Indonesia. Sampah yang terkumpul akan langsung dibawa ke Bank Sampah dan diolah. Jadi tak akan menambah beban TPA.
Ada 4 kelebihan PRAISE dibandingkan dengan tempat sampah lain:
Buang Sampah ke PRAISE Dropping Box |
Dilatarbelakangi oleh kepedulian terhadap lingkungan akibat sampah kemasan yang sebagian diproduksi oleh perusahaan mereka, 6 perusahaan besar yaitu Indofood, Coca Cola, Tetrapak, Nestle, Danone, dan Unilever Indonesia menggagas berdirinya PRAISE yang singkatan dari Packaging and Recycling Association for Indonesia Sustainable Environment.
Asosiasi untuk Kemasan dan Daur Ulang bagi Lingkungan Indonesia yang Berkelanjutan ini bekerjasama dengan Waste4Change meluncurkan PRAISE DROPPING BOX pada tanggal 8 Agustus lalu. Rencananya, 100 unit dropping box ini akan ditempatkan di berbagai wilayah di Jakarta. Dropping Box ini tidak sama dengan tempat sampah biasa yang kita lihat di berbagai fasilitas umum.
Ketika melihat bentuknya, pertama kali yang terlintas di benak saya adalah mesin fotokopi atau mesin penjual minuman kemasan. Ternyata... tempat sampah. Bentuknya memang tak seperti tempat sampah karena tertutup. Hanya ada sedikit celah untuk memasukkan sampah. Sehingga bau sampah tidak menguar ke luar.
Droppimg Box dari PRAISE ini adalah tempat sampah khusus sampah kemasan yang akan diolah kembali. Jadi hanya sampah kemasan yang boleh masuk ke dalamnya. Setelah dimasukkan ke dalamnya, akan dibawa ke tempat pengolahan sampah untuk didaur ulang menjadi barang yang bermanfaat. Tidak akan dibawa ke TPA dan hanya teronggok saja menunggu diurai oleh alam lho ya.
Sinta Kaniawati sebagai perwakilan dari PRAISE menyatakan bahwa kunci dari keberhasilan penanganan sampah berawal dari pemilahannya. Jadi percuma saja kalau ada tempat sampah organik dan non organik, tapi kita masih membuang sekenanya (tidak dipilah). Akibatnya, sampah non organik sulit diolah karena sudah tercampur dengan sampah organik yang kotor (sisa makanan, dedaunan, dll).
PRAISE adalah bentuk komitmen, kepedulian, dan tanggung jawab dari 6 perusahaan besar yang memberikan kesempatan juga bagi perusahaan lain yang ingin bergabung untuk mengedukasi dan memberikan solusi pengelolaan sampah di Indonesia. Program kerja nyata PRAISE yaitu pengembangan model kolaboratif sistem pengelolaan sampah atau ESR (Extended Stakeholder Responsibility).
Untuk langkah pertama ini, baru 100 unit dropping box yang disebar di pertokoan, sekolah, fasilitas publik, dll. Ke depannya diharapkan dapat menyebar juga ke seluruh Indonesia. Sampah yang terkumpul akan langsung dibawa ke Bank Sampah dan diolah. Jadi tak akan menambah beban TPA.
Ada 4 kelebihan PRAISE dibandingkan dengan tempat sampah lain:
- Pasti Pemilahannya: masyarakat hanya dapat membuang sampah kemasan sesuai pengelompokan yaitu kertas dan non kertas (botol minuman, kaleng, botol kaca, plastik kemasan, dll).
- Pasti Prosesnya: sampah akan diangkut oleh mitra Waste4Change dan disalurkan ke Bank Sampah.
- Pasti Daur Ulangnya: sampah akan disortir lalu dibawa ke pabrik daur ulang. Bahan yang tidak dapat didaur ulang akan diolah oleh Waste4Change.
- Pasti Edukasinya: pada dropping box terdapat infografis yang menjadi petunjuk cara buang sampah yang benar.
Narasumber berikutnya, Dr. Novrizal Tahar, Direktur Pengelolaan Sampah Direktorat Jenderal Pengelolaan Limbah Sampah dan Bahan Beracun Berbahaya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI menyebutkan tentang Peraturan Presiden No. 97 tahun 2017 tenrang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah Rumah Tangga melalui JAKSTRANAS. Targetnya dapat mengurangi sampah 30% pada tahun 2025 dan menangani 70% tumpukan sampah pada tahun 2025.
JAKSTRANAS ini mengelola sampah dengan melibatkan seluruh pihak yang berkepentingan melalui pengelolaan sampah yang terintegrasi. Diharapkan juga peran serta produsen yang memproduksi makanan dan minuman kemasan dan tentunya partisipasi masyarakat.
Jadi, sudah benar langkah PRAISE yang terdiri atas 6 perusahaan besar produsen makanan dan minuman kemasan ini dengan menyebarkan 100 dropping box yang diharapkan dapat terus bertambah. Semoga langkah ini diikuti oleh perusahaan lain sebagai bagian CSR-nya agar Indonesia bebas sampah di masa depan.
Di akhir diskusi ini, diluncurkan PRAISE Dropping Box dengan ditandai membuang sampah kemasan sesuai pengelompokannya.
Dropping Box ini terlihat lebih simpel ya dan pengelolaannya sangat teratur, alhamdulillah
ReplyDeleteIya, sampahnya diolah kembali
DeleteSebagus apapun program tanpa didukung oleh pihak terkait seperti produsen dan masyarakat maka tidak akan berhasil dengan baik ya Mba.. mulai dari lingkungan terkecil yaitu keluarga, mulai memisahkan sampah dan InshaAllah anak-anak akan terbiasa dengan hal baik ini
ReplyDeleteYup. Anak2 diajari memilah sampah ya.
DeleteKeren banget sih Dropping Box ini
ReplyDeleteKIra-kira penyebarannya sampai ke daerah-daerah bantaran sungai gak ya
Secara di sana itu yang banyak buat sampahnya ke sungai huhuhu
Mudah2an nanti merata penyebarannya.
DeleteSaya pikir tong sampahnya bisa mengancurkan secara langsung. Ternyata harus diangkat lagi ya.
ReplyDeleteTadinya juga ku berpikir begitu
DeleteSekarang ini aku juga lagi seneng2nya memilah sampah.
ReplyDeleteWah keren Maak
DeleteSemoga drop box sampahnya makin banyak sampai ke perumahan nih biar nggak merasa bersalah buang sampah campur2 :D
ReplyDeleteIya yaa...aku pun masih suka nyampur2 hiks
Deletesemoga semakin banyak dan ada di semua kota besar dan kecil
ReplyDeleteAamiin
DeleteLangkah Praise patut diacungi jempol. Mudah-mudahan dengan begini kita bisa lebih aware menjaga kebersihan lingkungan
ReplyDeleteBetul.. semoga diikuti perusahaan lain
DeleteMudah2an praise bisa lebih bnyak lagi y biar semua terjaga dari polusi sampah
ReplyDeleteIni penting nih punya dropping box mumpuni cakep menarik hati seperti ini biar orang ga asal aja masukin tong sampah.
ReplyDeleteYup, biarpun ada 2 tong sampah tetap aja dimasukinnya sembarang ya
DeleteHarusnya begini ya, biar sampah bisa dikelola dengan baik gak campur-campur
ReplyDeleteInovasi terbaru ya �� Jadi bisa pilah-pilih sampah nih. Khusus sampah kemasan ya mb Leyla �� Kalau dilimpahkan ke TPA Bantar Gebang semua makin repot. Aku juga Mau ah punya 1 d rmh.
ReplyDeleteTPA Bantargebang sudah fully loaded
DeletePembedaan jenis sampah bisa dijadikan sbg penjagaan kebersihan dan kesehatan juga ya. . Nice info
ReplyDeleteMemilah sampah gini seharusnya sering - sering disosialisasikan ya supaya banyak yang "TERBIASA"
ReplyDeleteSekarang aku juga selalu memisahkan sampah sesuai klasifikasinya, mau gak mau akhirnya terbiasa, soalnya kalau ngga gitu, sampahnya gak bakal diangkut sama truk sampah, peraturan di tempat tinggal baru, haha. Tapi jadi kebiasaan yang positif dan berujung dg kesadaran bahwa hal tersebut bisa ngasih efek baik dalam jangan panjang.
ReplyDeleteini solusi banget dan perlu disebar luaskan agar masyarakat sadar utk mengelola sampah dengan bijak ya mba.
ReplyDeleteIya betul
DeleteYaah, pengennya praise dropping box ini juga jumlahnya bertambah dan tersebar dimana -mana ya mbaaa. Tapi mnnurutku kita harus belajar juga memilah sampah sejak dari rumah
ReplyDeleteYupp... harus mulai pilah sampah dari rumah
DeleteAlhamdulilah sekarang sudah ada praise. Pengelolaan sampah dengan bijak menjadi tanggung jawab masyarakat. Selain itu lebih mudah memilih sampah yang masih bisa didaur ulang
ReplyDeleteKeep posting positive information Bunda.
Waktu belanja ke Giant pernah liat praise dropping box. Bermanfaat banget ini buat menyadarkan masyarakat soal buang sampah
ReplyDeleteWah maria udah liat di Giant ya
DeleteSemoga Dropping box nya akan semakin banyak di Indonesia, dan masyarakat kita semakin pintar dalam melakukan pemilahan sampah.
ReplyDeleteYupp... aamiin... mulai dari diri kita sendiri yaa
DeleteBeberapa tahun lalu, saya dan suami pernah cari rumah dekat Bantar Gebang. Sebetulnya perumahan yang bagus dan bersih. Tetapi, karena satu arah dengan Bantar Gebang (padahal gak dekat banget), kecium aja bau smapah saat angin lagi bertiup. Langsung gak tertarik untuk punya rumah di sana. Bisa-bisa rumah tertutup dan nyalain AC terus supaya bau gak masuk ke dalam. Jaid ngebayangin masyarakat yang tinggalnya dekat banget dengan TPA. Mungkin udah biasa dengan bau seperti itu, ya. Tapi, tetap aja gak sehat
ReplyDeleteHaduh gak enak banget ya rumah di dekat TPA sampah
DeleteMasalah sampah tuh ya memang kudu banget segera dibersihkan. Bayangin aja kemarin satu kompleks aku numpukin sampah banyak banget gara2 abang sampah nggak beroperasi selama semingguan.
ReplyDeleteEnak ya kalau sudah ada Praise apalagi kalau seluruh rumah tangga bisa aplikasikan proses pemilahan sampah kaya begini. Tapi tentunya abang sampah tetep kudu rajin angkutin sampah sih. Hehe
Iya kalo tukang sampah ga dateng, pasti kita repot deh
DeleteJangankan Bantargebang yang tumpukan sampahnya menggunung, aku aja suka sebel dan merasa terganggu kalau tpa deket rumahku (jaraknya cuma 50 meteran dari gang depan rumahku) udah numpuk dan belum diangkut. Kalau udah pada aware apalagi difasilitasi drop box gini kan asik, ya. Selain tumpukan sampah jadi berkurang, aroma dan cecerannya yang suka tumpah ke jalan ga akan ganggu lagi.
ReplyDeleteKeren yaa dropping box ini, sampah jadi gak dibuang sembarangan lagi
ReplyDeleteBagus idenya nih. Semoga gak cuma di Jakarta aja, menyusul juga di lingkungan RT2 di Depok dan Bogor aamiin
ReplyDeleteWow..ini inovasi banget, secara permasalahan sampah itu bisa dikatakan menjadi akar bencana seperti banjir dan kerusakan lingkungan lainnya
ReplyDeletedisekolah anakku uda diajarin bedain sampah organik n anorganik tp sayang dirumah aku ga komitmen nerapinnya heehee berawal dari rumah dulu smg program begini bisa berhasil diterapkan
ReplyDeleteHm khusus untuk sampah kemasan ya. Bagus ya biar gak makan waktu lama buat sortir
ReplyDeleteInfografisnya udah keceh banget itu..saya yakin banyak yang tertarik baca dan akhirnya “bijak” dan mau dengan kesadaran hari dalam penerapan sampah ini ya mba
ReplyDeleteSampah masih jadi masalah dan PRAISE memberikan solusinya.
ReplyDeleteGa rela mba buang sampah ditempat keceh kayak gitu. Bagus tempatnya.
ReplyDeleteWah semoga dengan adanya ini, banyak masyarakat yang semakin sadar akan sampah dan lebih bijak pada sampah
ReplyDelete