Media sosial tak pernah sepi dari berita. Uniknya, suatu peristiwa yang viral di media sosial bisa menjadi bahan berita untuk media mainstream seperti media cetak, televisi, dan media berita daring. Belakangan ini kita mendapati sosok-sosok yang sebenarnya biasa saja. Tapi karena keberaniannya atau mungkin juga faktor keberuntungan, aksinya di media sosial menjadi viral dan membuat sosok mereka diangkat oleh media mainstream.
Kita putar balik saja ya, saat saya masih remaja. Sekitar 20 tahun lalu. Media sosial belum ada, karena alat komunikasi masih berupa pager dan hanya menampilkan pesan teks. Telepon pun hanya ada telepon rumah. Setiap remaja yang bercita-cita menjadi bintang dan pusat perhatian, harus berusaha menembus seleksi media cetak seperti majalah-majalah remaja atau mengikuti casting bintang yang tak setiap saat ada.
Setiap remaja yang ingin mengekspresikan dirinya, hanya bisa melalui media mainstream. Bahkan, ketika saya mulai menulis cerita pendek, saya hanya bisa menerbitkannya di media mainstream. Itu berarti saya harus menembus seleksi yang ketat. Barangkali ada banyak mimpi dan kesempatan yang terkubur akibat harus melalui penilaian orang lain dulu. Sekarang? Tanpa melalui seleksi siapa pun, kita bisa langsung menampilkan diri dan karya kita di media sosial.
Menariknya, acapkali terjadi semacam keberuntungan bagi sosok-sosok tertentu yang sebenarnya tak ada suatu prestasi yang membuatnya harus diangkat. Fenomena ini sangat unik. Contohnya, seorang gadis yag memiliki kekurangan pada wajahnya, tapi dengan cepat menjadi viral karena menjadikan kekurangannya itu sebagai kelebihan dan mengaku-ngaku sebagai "istri sah" pemeran Dilan.
Yang terbaru adalah seorang remaja laki-laki berusia 13 tahunan, menjadi viral di media sosial setelah mengadakan "Meet and Greet" atau jumpa fans. Bukan pujian yang didapatkannya, tetapi justru makian karena wajahnya berbeda dengan di media sosial. Remaja yang mengekspresikan dirinya di Tik Tok itu, rupanya menjadi idola karena wajah imutnya. Meskipun videonya di Tik Tok hanya sedang lipsync, dengan suara penyanyi terkenal. Kini, anak itu justru menjadi bahan berita media mainstream dan diundang oleh televisi-televisi. Di luar prestasinya yang belum ada. Bagi media, beritanya yang viral di media sosial sudah cukup untuk mengangkat anak ini menjadi bintang.
Itu tentu jauh berbeda dengan seleksi menjadi bintang saat saya masih remaja. Di mana seorang calon bintang tak hanya harus memiliki paras yang menarik tapi juga kelebihan yang menonjol seperti bisa menyanyi, menari, seni peran, memiliki prestasi di sekolah, dan sebagainya. Kini, di media sosial, setiap orang bisa menjadi bintang terlepas apakah dia memiliki paras yang menarik atau prestasi yang mengagumkan. Bila postingannya viral, maka dia akan menjadi bintang.
Sebenarnya tak semata kesalahan si remaja cowok itu sih. Kita juga yang salah, karena sering kali terjebak dengan postingan seseorang di media sosial. Kita sering mengira bahwa postingannya itu adalah suatu hal yang nyata dan sesungguhnya. Seperti paras wajah yang imut, lucu, cakep, cantik, dan sebagainya. Padahal, smartphone seperti OPPO F7 memiliki kamera dengan teknologi Artificial Intelligent (kecerdasan buatan) dan fitur Beautify yang akan menampilkan wajah lebih cantik dan tampan daripada aslinya secara alami.
Jadi, tak perlulah sampai mem-bully orang-orang yang viral di media sosial akibat wajah imut dan lucunya tak sesuai dengan aslinya, karena teknologi telah memungkinkan semua itu terjadi. Bisa jadi lho dia tak sengaja memanfaatkan teknologi smartphone yang bisa membuat wajahnya jadi lebih cantik atau tampan. Orang-orang yang melihatnyalah yang tertipu, kemudian menganggapnya benar-benar setampan dan secantik artis film lalu mengidolakannya bahkan menjadikannya sembahan.
Di media sosial, dengan bantuan teknologi smartphone dan kamera andal, kita bisa membuat kulit hitam jadi putih, wajah berjerawat jadi mulus, mata sipit jadi belo, dan lain-lain. Mau membuat wajah jadi semulus artis Korea juga bisa. Makanya saya sendiri masih heran kalau orang-orang mengidolakan orang lain hanya berbekal foto di media sosial.
Apalagi kalau sampai cari jodoh hanya dengan berbekal foto di postingan media sosialnya. Sudah banyak ya kasus penipuan ini, tapi mengapa masih banyak orang yang tertipu? Memang seharusnya bukan hanya ponselnya yang pintar, tapi otak kita juga harus pintar ketika memanfaatkan media sosial. Sebab, di media sosial, semua orang bisa menjadi bintang. Dan penilaian kitalah yang membuat mereka menjadi bintang.
Betul banget nih. Bukan hanya ponsel dan teknologi yang harus pintar, tapi orangnya juga.
ReplyDelete