Stimulasi, Nutrisi, dan Bebelac 3 untuk Perkembangan Sosial Anak

Hai Mom, beberapa waktu lalu saya sudah menulis tentang pentingnya stimulasi dan nutrisi untuk mendukung anak tanggap yang lengkap. Stimulasi yang saya berikan kadang-kadang tidak saya sadari. Contohnya, anak tetangga saya di sebelah rumah, sering main ke rumah saya. Mereka sering melakukan permainan anak laki-laki bersama-sama, walaupun akibatnya rumah saya berantakan karena di rumah ada 4 anak laki-laki. Tak apalah, toh positifnya Salim jadi mudah bersosialisasi dengan teman-temannya. 

Saya biasa membeli snack untuk teman bermain anak-anak dan jumlahnya pas untuk 3 orang karena anak saya ada tiga. Kalau ada anak tetangga yang sedang main ke rumah, saya akan melebihkan jumlahnya. Salim yang sudah bisa berhitung 1-20 pun penasaran. “Mah, ini yang satu lagi buat siapa?” Saya pun menjawab,”buat Moses. Ini kasih ke Moses ya,” kata saya, sembari menyebut nama anak tetangga. Salim dengan suka cita memberikan snack untuk Moses. 

Rupanya itu salah satu stimulasi yang membentuk karakter positif pada Salim. Saya baru menyadari belakangan ini. Untuk bekal di sekolah, saya membelikan sejumlah snack yang cukup banyak. Tadinya saya pikir kalau tidak habis ya nanti dimakan di rumah. Saya heran karena Salim menghabiskan semua snacknya. Penasaran, saya pun menanyakan ke anak itu. “Salim, itu semua snacknya habis dimakan?” Salim menjawab, "Iya, kan aku makannya sama teman-teman aku.” 

Saya sedikit terkejut karena tidak menyangka Salim mau berbagi kepada teman-temannya. Yang saya lihat di sekitar saya, anak-anak itu tidak mau berbagi dan cenderung mempertahankan miliknya. Tak ingin diambil oleh orang lain. Alhamdulillah, Salim sebaliknya. Semua snacknya ludes dimakan bersama teman-temannya. 

Saya juga melihat sendiri bagaimana teman-teman Salim ikut gembira melihat Salim membuka tas dan mengeluarkan bekalnya. Rupanya mereka senang karena tahu akan dibagi makanan oleh Salim. Bahkan, kakak Salim sendiri saat ditanya apa kebaikan Salim? Dia jawab, “Salim suka bagi-bagi makanan.” 

Tentunya ada rasa bahagia dan senang karena punya anak yang suka berbagi.  Ternyata anak-anak mendapatkan stimulasi dari orangtuanya salah satunya dengan melihat hal-hal yang dilakukan oleh orangtuanya. Itu membuat saya selalu berusaha melakukan sesuatu yang positif dan meminimalisir perbuatan negatif agar anak-anak tidak mengikutinya. 

Karakter positif seperti suka berbagi makanan itu juga membuat anak kita disukai oleh teman-temannya sehingga dia memiliki banyak teman. Hal itu juga menjadi salah satu cara mengajari anak bicara. 

Alhamdulillah, Salim tak mengalami kesulitan dalam berbicara. Dia dapat menangkap kosa kata baru dengan cepat. Meskipun tetap harus berhati-hati karena ada saja kosakata baru yang negatif yang diserap dari teman-temannya. Biasanya saya kasih tahu kalau kata-kata itu tidak baik untuk diucapkan..

Selain stimulasi, tentu saja saya juga berupaya memberikan nutrisi yang terbaik. Saya memberikan ASI Eksklusif untuk Salim, kemudian dilanjutkan dengan MPASI dan susu tambahan Bebelac. Susu Bebelac ini dulu juga saya berikan untuk kakak Salim. 

Suami memilih susu Bebelac karena  kandungan nutrisinya lebih lengkap. Apalagi susu Bebelac baru yang semakin disempurnakan komposisinya. Ada Minyak Ikan dan Omega 6 yang ditingkatkan. Sudah pada tahu belum sih manfaat Omega 3 dan 6 bagi anak? Baca deh Pentingnya Omega 3 & 6 Sebagai Nutrisi Otak Anak. 

Salim suka sekali minum susu, selain makan makanan bergizi. Apalagi susu Bebelac baru ini rasanya enak dan tidak terlalu manis sehingga saya tidak khawatir dengan kandungan gula yang berlebih. Saya bersyukur Salim tumbuh sehat dan cerdas, juga bisa bersosialisasi dengan mudah.

Mau tahu tips lebih lengkap mengenai parenting anak agar anak menjadi tanggap yang lengkap termasuk dalam hal perkembangan sosial anak? Baca saja di website Bebelac.