Wednesday, February 14, 2018

Review Film 3: Alif, Lam, Mim. Benarkah Umat Islam Teroris?



"Heran ya. Di negara yang katanya liberal ini, simbol-simbol agama justru tidak bebas dipertunjukkan." 

Kurang lebih begitulah ucapan salah satu dari tiga orang laki-laki yang diusir dari restoran karena memakai surban dan gamis, kepada Alif, seorang polisi. Sepeninggal 3 orang lelaki bersurban dan bergamis itu, restorannya meledak. Penonton pasti menduga ketiganya adalah teroris.


Film besutan Angie Umbara ini sudah lama ingin saya tonton tapi saya terlambat tahu masa edarnya di bioskop.. Pas tahu eh sudah gulung layar. Saya baru menontonnya di aplikasi Hooq. Saya setuju dengan ucapan lelaki bersurban di atas. Pada dasarnya, tidak ada yang benar-benar liberal di muka bumi ini. Kita semua diikat oleh hal-hal yang kita yakini. Sadar nggak sih? Yang mengaku liberalis saat ini justru terlihat alergi dengan simbol-simbol agama, terutama Islam? Katanya Islam radikallah, terorislah. 
Ada teman saya perempuan berjilbab, nggak mau anaknya sekolah di sekolah Islam. Alasannya ya itu. Sekolah Islam cenderung radikal. Anehnya, dia berjilbab. Jilbab itu sendiri harusnya menjadi tanda kepatuhannya kepada syariat. Makanya saya bilang aneh. Di satu sisi dia patuh pada perintah berjilbab, di sisi lain dia alergi pada hal-hal berbau Islam, termasuk sekolah Islam. 


Film 3 ini seolah meramalkan kecenderungan liberalis di sebuah negara dengan mayoritas muslim, beberapa puluh tahun kemudian. Alif, Lam, Mim adalah 3 orang santri dari sebuah pesantren yang dibubarkan karena adanya sentimen negatif terhadap pesantren. Naasnya, orangtua Alif menjadi korban dari sentimen negatif tersebut. Alif kemudian menjadi seorang polisi. Sekaligus ingin mencari tahu siapa dalang pembunuhan orangtuanya.

Lam menjadi jurnalis di sebuah media liberal. Lam ini masih rajin solat dan karena itulah dia diancam dipecat. Sebagai karyawan media liberal, seharusnya Lam jangan menampakkan ritual agama. Nah, aneh kan? Katanya liberal tapi kok nggak boleh beragama? Liberal kan artinya bebas. Harusnya ya bebas aja orang mau solat kek. Enggak kek.

Mim tetap berbakti kepada pesantrennya. Menjadi salah satu guru yang memiliki kemampuan bela diri tinggi. Hingga kemudian sebuah kejadian terorisme, yaitu peledakan restoran, membuat ketiganya bersatu guna mencari tahu siapa pelaku sebenarnya. Alif sempat mencurigai pesantren tempat Mim mengabdi itulah pelakunya. 

Begitulah. Alif ditugaskan meringkus teman-teman seperguruannya sendiri. Lam kehilangan istrinya akibat berusaha mencari tahu siapa dalang di balik pengeboman restoran. Mim hampir terbunuh di pengadilan, ketika santrinya sendiri datang dan meledakkan diri sambil berteriak takbir. 

Ini adalah kisah berlatar belakang peristiwa terorisme yang membawa nama Islam. Benarkah orang Islam itu teroris? Sampai sekarang masih menjadi misteri siapa dalang di balik ISIS dan semua teror yang mengatasnamakan Islam. Bisa jadi benar pelaku pemboman itu orang-orang Islam yang bodoh dan mau diperdaya untuk melakukan bom bunuh diri. Orang-orang yang dijanjikan surga. Tapi sesungguhnya korban paling banyak ya orang Islam juga.

Islam sendiri punya banyak asal kata dan arti, salah duanya "selamat" dan "damai." Kalau mengacu pada asal katanya, mestinya penganut agama Islam itu adalah orang-orang yang menginginkan keselamatan dan kedamaian. Jadi tidak mungkin menjadi teroris. Muslim sejati hanya memerangi orang yang memeranginya. Bahkan terhadap nonmuslim yang berhubungan baik, tidak boleh diperangi. Jika ada orang yang mengaku Islam tapi melakukan teror, itu adalah orang yang hanya ingin memperburuk citra Islam. 

Contohlah di negara Indonesia ini. Penduduk mayoritas adalah muslim. Kalau ada pemboman di sana sini tentunya korban terbanyak ya muslim juga. Jika memang ISIS itu benar mengatasnamakan Islam, seharusnya mereka melakukan pemboman di Israel, misalnya. Nyatanya tidak. Makanya kalau ada orang Islam yang menjadi teroris di negara dengan mayoritas muslim itu berarti dia dungu. 

Film ini sebagai film Indonesia bermuatan islami, menurut saya berkualitas bagus dari segi akting pemain, kepiawaian bela diri, dan visual efeknya sudah mirip film-film Hollywood. Makanya sayang banget kok cuma sedikit penontonnya sampai cepat gulung layar. Saya suka dengan teka-teki yang disajikan di sepanjang film.

Barangkali karena ini film yang mengajak kita berpikir, makanya kurang laku. Bukan sekadar kisah cinta picisan antara Alif dan mantan pacarnya atau drama melankolis tentang Lam yang kehilangan istrinya. Atau semata film kungfu Shaolin yang menempatkan Mim sebagai pemeran utamanya. Bukan itu. Sampai akhir cerita pun kita masih diajak berpikir. Walaupun kita sudah diberitahu siapa dalangnya, tetap saja kita masih diliputi tanda tanya. Dia itu siapa? Bentukan siapa?

Pemain yang saya kenal hanya Agus Kuncoro dan Priscilla Nasution. Saya kurang update dengan artis zaman now. Priscilla saja saya kenal karena kasus di twitter hehehe....  Nggak rugi deh nonton film ini. Saya kasih bintang 4 dari 5.

Baca Juga: Film-film yang Memuat Adegan Face Off 

Update: Saat ini Indonesia kembali diguncang isu teror. Masjid diserang, bahkan ulama ada yang meninggal terbunuh. Gereja juga diserang, beberapa orang jemaat terluka. Mirisnya, masih saja kita saling menyalahkan. Saya banyak membaca komentar negatif setelah gereja diserang bahwa pelakunya umat Islam radikal. Bahkan sampai ada muslim yang malu beragama Islam. Tidakkah itu menunjukkan kebodohan dalam berpikir? Umat Islam yang sesungguhnya tidak akan mau mencemarkan agamanya sendiri.

Saat masjid diserang dan ulama terbunuh, tidak ada umat Islam yang menyalahkan penganut agama lain. Beritanya juga tidak dibesar-besarkan oleh kaum Liberalis seolah bukan berita penting. Lain halnya saat gereja yang diserang, kaum Liberalis bersuara lantang dan bahkan berani menuduh umat Islam pelakunya (padahal si liberalis itu juga muslim). Mengapa umat Islam menjadi sasaran fitnah? Ya sudah tentu karena jumlah penganutnya mayoritas. Berikan tuduhan kepada umat Islam. Bila umat Islam marah dan terpancing hingga terjadi perang, maka berhasillah misi mereka yang mau mengkacaubalaukan negara ini.

Lain halnya kalau fitnah ditujukan kepada penganut agama lain. Tidak akan berhasil karena mereka minoritas dan cenderung mencari aman. Mereka tidak mudah terpancing untuk berperang. Jadi, sudah saatnya kita tidak saling menyalahkan ketika terjadi teror. Karena sesungguhnya teror itu hanya buatan orang-orang yang menginginkan kekuasaan. Entah siapa. Seperti di film Alif, Lam, Mim. Dan Kaum Liberalis, ah sejak dulu saya menduga mereka memang mengincar kekuasaan sebagaimana negara asalnya, negara yang melahirkan paham Liberal. 

7 comments:

  1. Wah dapat referensi film baru nih, note dulu ah. Meskipun saya rada kurang tertarik sama film Indo, kayaknya yang ini menarik.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya jg rada malas film nonton film Indo, tapi fim ini gak kalah dgn film Hollywood dan Korea.

      Delete
  2. Umat islam yang benar-benar menghargai agamanya, gak akan koar koar dan bikin masalah. Apalagi sampai mencemarkan nama agamanya. Btw, saya belum nonton film ini sih.

    ReplyDelete
  3. Mbak, maaf nanya. Liberal itu maksudnya apa? Dan siapa yang mbak maksudkan dengan liberalis?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mau jawab tapi situ anonymous. Kayak ngomong sama tembok 😆😆

      Delete
    2. Kalo aku udah masukin spam...deh mba...wkwkwk

      Iya..sedih..ngerasa..sebagian umat Islam..malu mengaku muslim/muslimah...

      Jika yang "lain" begitu bangga dengan agama yg dianut...kenapa kita yg muslimah terkesan malu...

      Jika ada yg "menyimpang" ya itu orangnya bukan agamanya...setiap orang punya pemahaman yg berbeda...

      Apalagi beberapa waktu lalu...banyak yg nge-share tentang..jualan.. terus pake nanya agamanya apa...kalo non muslim gak mau...(itu kan org tertentu gak bisa pukul rata)

      Terus keluar kalimat "mabok agama" :( , Indonesia darurat agama.. emang semua gitu? Nggak kan...

      Terus yang ojek online..go send itu..bilang costumer toped bercadar itu dibilang dalam laporan : barang received by teroris bercadar...agamanya apa ya??:( Kalo muslim keterlaluan..kalo non muslim mungkin dia blm paham.


      Haha..jadi panjang...

      Delete
  4. Kalian harus nonton film yg satu ini.. garapan film anggi umbara bagi saya ga pernah ada yg gagal trmasuk salah satu film ini. mungkin ga sih karena film Alif Lam Mim ini menyentil oknum nah si oknum tersinggung sehingga bukan halnya film ini membuat kita mikir sampai tidak laku film ini, sbenarnya jika jam tayangnya masih panjang mungkin udh laku keras ini film karena ada yg tersinggung dan takut, ternyata film ini baru tayang 3hari diboskop langsung ditutup paksa oleh oknum yg ketakutan sama pembenaran cerita fiksi dari film ini.. begitu menurut saya

    ReplyDelete

Terima kasih atas komentarnya.
Mohon gunakan kata-kata yang sopan dan santun yaaa.....