"Mah, temanku ada yang meninggal nih."
"Hah? Teman Ayah? Usianya berapa?"
"35. Belum nikah pula."
"Innalillahi wa inna ilaihi rojuuun. Penyebabnya apa?"
"Serangan jantung. Jantungnya juga sudah dipasang ring 2 kali."
"Ya Allah... masih muda udah kena serangan jantung...."
Itu baru satu kasus yang menimpa teman suami. Beberapa bulan kemudian, gantian paman saya yang meninggal karena serangan jantung. Usianya tak terlalu tua juga, sekitar 50 tahun. Dari fisiknya nampak sehat, ternyata di dalamnya sudah mengendap penyakit jantung. Hanya 2 kali serangan, paman saya meninggal dunia.
Penyakit jantung adalah "the silent killer." Kita sering tidak menyadari tanda-tanda kehadirannya. Fisik tampak sehat, aktivitas berjalan seperti biasa. Tiba-tiba pada puncaknya, mengalami pingsan mendadak yang belakangan diketahui sebagai serangan jantung. Usia 35 tahun, belum menikah, kok bisa ya terkena serangan jantung?
Ternyata memang sekarang ini risiko penyakit jantung terhadap kelompok usia muda semakin meningkat. Dari data Kementerian Kesehatan, ada sekitar 22% kejadian penyakit jantung koroner menimpa orang-orang yang berusia di bawah 35 tahun. Padahal, mereka ini masih usia produktif. Masih sibuk bekerja mencari nafkah untuk keluarga. Bila laki-laki, dia adalah penopang utama nafkah keluarga. Kalau perempuan, dia adalah seorang ibu dengan anak yang masih kecil-kecil. Ya seperti saya ini. Terbayangkan kalau ibunya terkena serangan jantung, anak-anaknya akan kehilangan pengasuh.
Penyakit jantung dan stroke adalah penyebab kematian nomor satu di dunia dan di Indonesia. Dari data World Heart Federation atau Yayasan Kesehatan Jantung Dunia, terdapat sekitar 17,3 juta orang meninggal akibat penyakit jantung ini. Akan tetapi, yang lebih parah lagi, penyakit jantung merupakan penyakit katastropik yang berisiko menghilangkan nyawa sekaligus kerugian finansial.
Kerugian finansial seperti apa? Pertama, tentunya kehilangan orang yang menopang nafkah akan menyebabkan keguncangan ekonomi di dalam keluarga. Kedua, kalaupun tidak meninggal dunia, pengobatan penyakit jantung itu terbilang sangat mahal. Itu mengapa PT AXA Mandiri Financial Services menghadirkan Asuransi Mandiri Heart Protection pada tanggal 13 Desember lalu di AXA Tower Kuningan Jakarta.
Saya sebagai blogger, mendapatkan kesempatan untuk meliput momen peluncurannya yang dihadiri oleh President Director AXA Mandiri, Jean-Philippe Vandenshrick. Acara yang dipandu oleh MC Farhan ini dibawakan dengan formal tapi santai. Pada kata sambutannya, Jean Philippe menyebutkan bahwa Asuransi Mandiri Heart Protection merupana produk asuransi dengan berbagai keunggulan untuk kebutuhan perlindungan jiwa dari risiko penyakit jantung dan stroke.
Menurut Jean, penyakit jantung itu bisa dicegah dengan gaya hidup sehat yaitu tidak merokok, makan makanan sehat, berolahraga, dan lain-lain. Sedangkan dari sisi finansial, kita harus mempersiapkan kemungkinan terkena serangan jantung itu dengan asuransi jantung. Mengapa? Ya karena biaya pengobatannya sangat besar.
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) pun menyebutkan bahwa di tahun 2016 saja, penyakit katastropik menghabiskan biaya kesehatan hingga Rp 14,6 trilyun. Yang terbesar adalah biaya pengobatan penyakit jantung yaitu 7,4 trilyun atau lebih dari 50% nya. Oiya, kan sudah punya BPJS. Biar pemerintah saja yang menanggung. Ops, kabarnya anggaran BPJS terancam defisit hingga 9 Trilyun rupiah akibat kontribusi iurannya kurang tapi tagihan layanan kesehatan meningkat.
Jadi, daripada bergantung pada BPJS, lebih baik kita tambah juga perlindungan kesehatan dari layanan asuransi lain, salah satunya Asuransi Mandiri Heart Protection yang dapat dimiliki oleh masyarakat usia 18-55 tahun dengan maksimum pertanggungan hingga usia 65 tahun. Pembicara lainnya, dr. Friens Sinaga juga menegaskan pentingnya memiliki asuransi kesehatan jantung ini.
Namun, sebelum dr. Friens berbicara, diluncurkan terlebih dahulu Asuransi Mandiri Heart Protection berupa kepingan puzzle yang disusun oleh Jean Philippe dan Henky Octavianus, Director of Alternative Channel AXA Mandiri.
Dr. Friens yang spesialis kardiovaskular dari Rumah Sakit Columbia Asia Pulomas ini menyatakan banyak penyebab sehingga kini banyak orang terkena penyakit jantung. Beban bertambah karena biaya pengobatannya yang mahal. Bahkan, ada kasus pasiennya meninggal dunia akibat tidak ditangani karena tidak ada biaya. Para dokter bukannya tidak mau membantu, tapi mereka juga tidak bisa menolong kalau tidak ada fasilitasnya. Untuk membeli fasilitas itu, tentu butuh biaya.
Pola makan masyarakat sekarang menjadi penyumbang tingginya pasien penyakit jantung. Mereka sering mengonsumsi junk food dan fast food yang mengandung garam tinggi. Sekitar 68% masyarakat Indonesia menurut survey Nielsen, rutin memakan junk food dan fast food. Kurang gerak juga menyebabkan risiko penyakit jantung meningkat karena sekarang banyak aktivitas yang bisa dilakukan dari jarak jauh dengan menggunakan remote.
Dr. Friens menyarankan agar kita rutin berolahraga tapi juga berhati-hati melakukannya karena olahraga terlalu keras justru bisa memecahkan pembuluh darah di jantung. Apabila di jantung kita ternyata sudah ada plak, maka pembuluh darah bisa pecah bila kita melakukan kegiatan berat atau emosional. Nah tuh, terlalu sedih atau gembira juga tidak boleh. Yang sedang-sedang saja.
Berapa lama boleh berolahraga? Bukan diukur dari jumlah keringat tapi denyut jantung. Supaya lebih mudah mengukurnya, cukup berolahraga 30-60 menit sehari. Minimal 2,5 jam per minggu, sempatkan untuk berolahraga.
Tanda seseorang terkena serangan jantung adalah dada terasa nyeri dan hilang kesadaran. Diperagakan juga resusitasi jantung atau pertolongan pertama pada orang yang terkena serangan jantung. Yaitu dengan melakukan 30 dorongan ke jantung dan 1 napas buatan jika penolongnya ada 1 orang. Sedangkan jika penolongnya ada 2 orang, lakukan 15 dorongan ke jantung dan 2 napas buatan. Resusitasi jantung dilakukan selama 30 menit.
Bapak Henky Octavianus menjabarkan kelebihan dari Asuransi Mandiri Heart Protection yaitu pengembalian premi sebesar 105% dari total premi yang telah dibayarkan selama 10 tahun terakhir kepada pemegang polis apabila polis tetap aktif sampai dengan ulang tahun polis ke-10 sejak tanggal berlakunya polis. Biaya preminya pun terjangkau yaitu mulai dari Rp 70.000 - Rp 1.170.000 atau per tahun Rp 700.000 - Rp 11.500.000. Santunan yang diperoleh mulai dari Rp 50 - 250 juta.
Informasi lebih lanjut:
Website: www.axa-mandiri.co.id
Twitter: @AXA_Mandiri
Facebook: AXA Mandiri
Jadi, daripada bergantung pada BPJS, lebih baik kita tambah juga perlindungan kesehatan dari layanan asuransi lain, salah satunya Asuransi Mandiri Heart Protection yang dapat dimiliki oleh masyarakat usia 18-55 tahun dengan maksimum pertanggungan hingga usia 65 tahun. Pembicara lainnya, dr. Friens Sinaga juga menegaskan pentingnya memiliki asuransi kesehatan jantung ini.
Namun, sebelum dr. Friens berbicara, diluncurkan terlebih dahulu Asuransi Mandiri Heart Protection berupa kepingan puzzle yang disusun oleh Jean Philippe dan Henky Octavianus, Director of Alternative Channel AXA Mandiri.
Pemasangan Puzzle/ foto: Dede Ariyanto |
Dr. Friens yang spesialis kardiovaskular dari Rumah Sakit Columbia Asia Pulomas ini menyatakan banyak penyebab sehingga kini banyak orang terkena penyakit jantung. Beban bertambah karena biaya pengobatannya yang mahal. Bahkan, ada kasus pasiennya meninggal dunia akibat tidak ditangani karena tidak ada biaya. Para dokter bukannya tidak mau membantu, tapi mereka juga tidak bisa menolong kalau tidak ada fasilitasnya. Untuk membeli fasilitas itu, tentu butuh biaya.
Pola makan masyarakat sekarang menjadi penyumbang tingginya pasien penyakit jantung. Mereka sering mengonsumsi junk food dan fast food yang mengandung garam tinggi. Sekitar 68% masyarakat Indonesia menurut survey Nielsen, rutin memakan junk food dan fast food. Kurang gerak juga menyebabkan risiko penyakit jantung meningkat karena sekarang banyak aktivitas yang bisa dilakukan dari jarak jauh dengan menggunakan remote.
Dr. Friens/ foto: Dede Ariyanto |
Dr. Friens menyarankan agar kita rutin berolahraga tapi juga berhati-hati melakukannya karena olahraga terlalu keras justru bisa memecahkan pembuluh darah di jantung. Apabila di jantung kita ternyata sudah ada plak, maka pembuluh darah bisa pecah bila kita melakukan kegiatan berat atau emosional. Nah tuh, terlalu sedih atau gembira juga tidak boleh. Yang sedang-sedang saja.
Berapa lama boleh berolahraga? Bukan diukur dari jumlah keringat tapi denyut jantung. Supaya lebih mudah mengukurnya, cukup berolahraga 30-60 menit sehari. Minimal 2,5 jam per minggu, sempatkan untuk berolahraga.
Resusitasi Jantung/ foto: Ono |
Tanda seseorang terkena serangan jantung adalah dada terasa nyeri dan hilang kesadaran. Diperagakan juga resusitasi jantung atau pertolongan pertama pada orang yang terkena serangan jantung. Yaitu dengan melakukan 30 dorongan ke jantung dan 1 napas buatan jika penolongnya ada 1 orang. Sedangkan jika penolongnya ada 2 orang, lakukan 15 dorongan ke jantung dan 2 napas buatan. Resusitasi jantung dilakukan selama 30 menit.
Bapak Henky/ foto: Dede Ariyanto |
Bapak Henky Octavianus menjabarkan kelebihan dari Asuransi Mandiri Heart Protection yaitu pengembalian premi sebesar 105% dari total premi yang telah dibayarkan selama 10 tahun terakhir kepada pemegang polis apabila polis tetap aktif sampai dengan ulang tahun polis ke-10 sejak tanggal berlakunya polis. Biaya preminya pun terjangkau yaitu mulai dari Rp 70.000 - Rp 1.170.000 atau per tahun Rp 700.000 - Rp 11.500.000. Santunan yang diperoleh mulai dari Rp 50 - 250 juta.
Informasi lebih lanjut:
Website: www.axa-mandiri.co.id
Twitter: @AXA_Mandiri
Facebook: AXA Mandiri
semoga selalu sehat yaa
ReplyDeleteWah makasih banget, infonya kak untuk aku yang masih muda (weks, 😜😂) hehe
ReplyDeleteYa Allah ini penyakit jantung memang silent killer ya. Kena jantung di usia muda memang sangat mengerikan. Biayanya juga gede banget
ReplyDeleteyeah biarpun kematian merupakan takdir tuhan, manusia teteup kudu usaha jaga kesehatan ya mak termasuk jaga2 pakai asuransi yang tepat
ReplyDeleteSayang banget yah mbak, masih muda 35 tahun udah kena jantung, meninggal dunia dan belum nikah pula. �� Yuk, kamu yang masih muda apalagi yang masih jumlo jaga diri dengan olahraga dan gaya hidup yang sehat. ����
ReplyDeleteBenaran Mba, harus hati2, apalagi kadang serangannya juga mendadak ya, entah dimana saja, ga bisa diprediksi
ReplyDeleteIparku malah usia 28 tahun meninggal tanpa sakit, kena jantung
ReplyDeleteSekarang ini, sering sekali dengar orang sakit jantung, penyebabnya kompleks ya
ReplyDeletePenyakit jantung atau cardiovaskular saat ini bkn lagi hny menyerang usia matang tp juga usia muda dan produktif krn pola hidup saat ini yg cenderung kurang sehat dan rentan stress apalagi utk yg tinggal di kota metropolitan. Yuk ah mulai hidup sehat.
ReplyDeleteYes, penyakit jantung kui emang the sillent killer :( Nda mandang usia juga, yang masih muda pun juga bisa terkena...Gaya hidup sehat emang berpengaruh yo, jadi makin aware dengan pola hidup sehat :)
ReplyDeletePenyakit jantung memang menyerang secara pelan dan mendadak. Bapak saya dulu juga meninggal usia 37 karena serangan jantung. :(
ReplyDeleteUsiaku sudah masuk rentan penyakit berarti nih, perlu general chek up untuk deteksi dini dan mungkin proteksi kesehatan boleh di coba. thanks infonya mba
ReplyDeleteTemenku jg ada yang meninggal usia muda padahal suka olahraga, meninggalnya seabis main bola :(
ReplyDeletePenyakit jantung emang gk bisa diduga, sebaiknya emang mengubah lifestyle sih ya jd lifestyle yg lbh sehat.
Dulu kukira penyakit jantung penyakit orang kaya, sekarang siapa saja bisa kena penyakit ini.
ReplyDeleteBagian yang dicover apa Beda dengan BPJS? Atau bisa ga sih klaim dengan 2 asuransi?
ReplyDeleteMulai skrang aku bakal pelan pelan hidup sehat mba. Serem juga, ternyata penyakit jantung ga kenal usia. Makasih sharingnya ya mba
ReplyDeleteJantung... Salah satu penyakit tidak menular yang mematikan no satu y. Pola hidup sehat berpengaruh saat ini, terimakasih infonya untuk slalu jaga2 dari sekarang
ReplyDeleteNah itu mba,,, jantung Salah satu pmyakit yg mematikan tdk pndang usia, krn mungkin Pola makan/Hidup yg salah y,,,
ReplyDeletePenyakit jantung emang asli nyeremin banget... Datangnya ga salam dulu... Akibatnya bisa fatal banget... Pokoknya kudu pinter pinter jaga kesehatan jantung ya...
ReplyDeleteWajar siy disebut silent killer, karena orang yg terlihat sehat dan rajin olahraga bisa terkena serangan jantung juga.
ReplyDeleteJadi hidup germasnya harus dijalanin niyy, dan medical checkup juga harus ya Mbaa.
Kemarin saat suami dibilang katuk jantung bermasalah, aduh langsung buru" brosing dan ak nambah ilmu lagi dgn artikel baru ini makasih mba
ReplyDeletePerlindungan jiwa itu memang harus ada dan pasti butuh suatu saat. Karena kita tidak akan tahu apa yang terjadi esok hari. Apalagi sakit jantung yang tiba-tiba bisa mengakibatkan kematian.
ReplyDeleteAku tertarik sama Mandiri Heart Protection nya mbak. Emang ga pernah sangka sih siapa dan kapan bisa kena serangan jantung, tapi ada proteksi bisa lebih meringankan. Semoga sehat-sehat ya kita semua.
ReplyDeleteJudulnya mengerikan banget yaa. Ngga bisa dianggap remeh nih walau masih muda. Yang penting sihh tetep jauhi pencetus penyakit jantung.
ReplyDelete