"Saya tidak mau menyekolahkan anak saya di sekolah Islam, karena nanti dia jadi rasis. Malahan sekalian aja saya masukin dia ke sekolah agama lain biar berbaur."
Hiy, ngeri banget ya mendengar pernyataan itu datang dari mulut seorang ibu. Ya, monggo saja sih kalau mau menyekolahkan anaknya di sekolah dengan basis agama lain (misal, sekolah Kristen, Hindu, Budha, dll) walaupun beliau dan anaknya beragama Islam. Anak kan anak dia. Yang bayar sekolahnya juga dia. Tapi, kalau menyebut bahwa sekolah dengan basis agama Islam itu mengajarkan rasisme? Nah, ini saya tidak setuju!
Dari mana bisa menilai itu kalau hanya melihat di media sosial? Perilaku rasis, atau bersikap tidak adil terhadap orang dengan latar belakang agama, ras, dan suku berbeda dengan kita itu bukan hanya menghinggapi sebagian penganut agama Islam. Sebagian dari penganut agama lain juga ada yang rasis. Sekolah Islam mengajarkan rasisme? Kalau iya, beuh, sudah dari dulu kala Indonesia ini jadi wilayah konflik seperti Afghanistan dan Irak, kaliii....
Alhamdulillahnya kan kita di sini hidup aman, tentram, damai. Yang berantem cuma di media sosial. Memang ada sedikit kasus bentrokan antar agama, tapi itu hanya sedikit dan tidak menjadi perang besar seperti di negara-negara timur tengah. Bisa nggak sih membayangkan perang besar itu seperti apa? Ya nggak bakal bisa bekerja dan sekolah dengan aman lagi. Cari makan juga susah. Mengungsi ke luar negeri seperti di Suriah.
Nyatanya, kedamaian yang ada di Indonesia ini sudah menjadi pencapaian yang luar biasa lho untuk negara dengan MAYORITAS penganut agama Islam. Bukti keberhasilan Islam rahmatan lil'alamin, penganut agama Islam di Indonesia dapat hidup berdampingan dengan penganut agama lain yang minoritas. Ada RIBUAN sekolah Islam di negara ini. Bayangkan kalau semuanya mengajarkan rasisme seperti yang disangkakan oleh ibu itu. BAYANGKAN! Bisa perang deh kita. Naudzubillahimindzalik ya. Makanya jangan mikir yang buruk-buruk.
Sekolah Islam ngajarin bikin robot??? |
Mending datang aja deh ke Pameran Pendidikan Islam Internasional di ICE BSD CITY supaya mata dan pikirannya terbuka. Pameran ini diadakan oleh Kementerian Agama RI dari tanggal 21-24 November 2017. Cuma 4 hari, Buk. Selain bisa membuka mata dan pikiran tentang sekolah Islam, juga bisa kalau mau cari sekolah Islam bermutu untuk anaknya. Siapa tahu aja selain berpikir bahwa sekolah Islam itu mengajarkan rasisme, Bu Ibu juga berpikir bahwa sekolah Islam itu kualitasnya rendah. Padahal, buktikan saja sendiri. Jangan katanya-katanya.
Pesantren mengajarkan menulis. Foto: Jun Joe |
Di pameran ini ada lebih dari 200 stand lembaga pendidikan Islam dari dalam dan luar negeri. Tema yang diangkat adalah "Pendidikan Islam untuk Perdamaian Dunia." Masya Allah, tema yang luar biasa ya, yang tentunya meng-kick pendapat ibu itu tentang sekolah Islam mengajarkan rasisme.
Bu, di Indonesia ini ada 600 pendidikan tinggi Islam, 75.000 madrasah tingkat menengah, dan 28.000 pesantren. Bayangin Bu, kalau semuanya mengajarkan rasisme, bisa perang besar kita Bu. Penganut agama Islam di negara ini ada lebih dari 80% dari total penduduknya, tapi kita aman dan damai saja kan. Relatif stabil dan tanpa konflik berarti. Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag RI Kamaruddin Amin dalam konferensi pers tanggal 15 November lalu juga menyampaikan bahwa dengan keberagaman etnis, agama, dan budaya, Indonesia berhasil mengembangkan Islam yang moderat, rahmatan lil'alamin, dan tahan guncangan.
Dengan adanya pameran ini, harapannya Indonesia bisa menjadi sentra pendidikan Islam dunia dan dikenal luas secara nasional dan internasional sebagai tujuan studi Islam yang menarik. Selama ini, studi Islam banyak berkiblat ke Arab dan Barat karena mereka lebih dulu mengembangkannya. Padahal, secara konsep dan mutu, Indonesia tak kalah bagusnya.
Selain pameran, beberapa acara menarik lainnya juga bisa dilihat di dalam kegiatan ini seperti: Seminar Internasional Tahunan tentang Studi Islam (AICIS 2017), Deklarasi Jakarta, Apresiasi Pendidikan Islam, Seminar Internasional tentang Studi Pesantren, Kompetisi Robotik Madrasah, Anugrah Guru Madrasah Berprestasi, dan Pentas Dongeng Islami. Acaranya keren-keren kan.
Pada malam tanggal 20 November, diadakan Diskusi Panggung dalam Konferensi Internasional Studi Islam yang dihadiri oleh 400 intelektual Islam dari dalam dan luar negeri. Terdiri dari rektor dan guru besar se-Indonesia, diskusi panggung tentang studi Islam ini memberikan kesempatan kepada para dosen untuk memaparkan hasil penelitiannya. Diskusi tersebut membedah agama sebagai identitas dalam berinteraksi di kehidupan berbangsa dan bernegara.
Menteri Agama, Lukman Hakim Syaifuddin mengatakan dalam sambutannya bahwa tidak semestinya agama dan kewarganegaraan dipertentangkan. Agama mana pun mengajarkan untuk cinta tanah air. Bayangkan jika kita berperang dan berkonflik atas nama agama, maka kita akan sulit menjalankan ibadah agama. Seorang muslim yang baik, pasti menjaga negaranya dengan baik. Sehingga, masing-masing penganut agama mestinya saling menjaga perdamaian di tengah keberagaman.
Tema Pameran yaitu Pendidikan Islam untuk Perdamaian sangatlah sesuai dengan kondisi saat ini, terutama pasca Arab Spring dan menguatnya Islamophobia (ketakutan terhadap umat Islam) akibat insiden 11/9 WTC Amerika Serikat patut menjadi pelajaran bagaimana menyajikan Islam yang rahmatan lil'alamin. Pameran ini diharapkan dapat memperlihatkan wajah Islam yang ramah dan pendidikan Islam yang berkualitas.
Nah, Bu Ibu Pak Bapak, pamerannya masih ada sampai tanggal 24 November ya. Berapa biaya masuknya? Gratis! Eiya, info lebih lengkap bisa dicari di media sosial:
Instagram dan Twitter: @pendiskemenag
Foto: Jun Joe |
Dengan adanya pameran ini, harapannya Indonesia bisa menjadi sentra pendidikan Islam dunia dan dikenal luas secara nasional dan internasional sebagai tujuan studi Islam yang menarik. Selama ini, studi Islam banyak berkiblat ke Arab dan Barat karena mereka lebih dulu mengembangkannya. Padahal, secara konsep dan mutu, Indonesia tak kalah bagusnya.
Selain pameran, beberapa acara menarik lainnya juga bisa dilihat di dalam kegiatan ini seperti: Seminar Internasional Tahunan tentang Studi Islam (AICIS 2017), Deklarasi Jakarta, Apresiasi Pendidikan Islam, Seminar Internasional tentang Studi Pesantren, Kompetisi Robotik Madrasah, Anugrah Guru Madrasah Berprestasi, dan Pentas Dongeng Islami. Acaranya keren-keren kan.
Pada malam tanggal 20 November, diadakan Diskusi Panggung dalam Konferensi Internasional Studi Islam yang dihadiri oleh 400 intelektual Islam dari dalam dan luar negeri. Terdiri dari rektor dan guru besar se-Indonesia, diskusi panggung tentang studi Islam ini memberikan kesempatan kepada para dosen untuk memaparkan hasil penelitiannya. Diskusi tersebut membedah agama sebagai identitas dalam berinteraksi di kehidupan berbangsa dan bernegara.
Foto: Jun Joe |
Menteri Agama, Lukman Hakim Syaifuddin mengatakan dalam sambutannya bahwa tidak semestinya agama dan kewarganegaraan dipertentangkan. Agama mana pun mengajarkan untuk cinta tanah air. Bayangkan jika kita berperang dan berkonflik atas nama agama, maka kita akan sulit menjalankan ibadah agama. Seorang muslim yang baik, pasti menjaga negaranya dengan baik. Sehingga, masing-masing penganut agama mestinya saling menjaga perdamaian di tengah keberagaman.
Tema Pameran yaitu Pendidikan Islam untuk Perdamaian sangatlah sesuai dengan kondisi saat ini, terutama pasca Arab Spring dan menguatnya Islamophobia (ketakutan terhadap umat Islam) akibat insiden 11/9 WTC Amerika Serikat patut menjadi pelajaran bagaimana menyajikan Islam yang rahmatan lil'alamin. Pameran ini diharapkan dapat memperlihatkan wajah Islam yang ramah dan pendidikan Islam yang berkualitas.
Nah, Bu Ibu Pak Bapak, pamerannya masih ada sampai tanggal 24 November ya. Berapa biaya masuknya? Gratis! Eiya, info lebih lengkap bisa dicari di media sosial:
Instagram dan Twitter: @pendiskemenag
Ayo datang kesini y mba biar melek bahwa di Indonesia banyak sekolah dan lembaga pendidikan islam yang bermutu :) jadi ga bingung lagi deh
ReplyDeleteUdah lengkap banget, gratis pula masuknya. Eh didalamnya banyak keseruan juga. Wah
ReplyDeleteCocok untuk kamu datangi nih, mb. Buat info pesantren-pesantren tiga jagoanmu
ReplyDeleteIya nih pendidikan zaman now semakin absurd, pengen cari yg berkualitas tp terjangkau. Kudu dtg kayaknya tp sayang e jauh mama..
ReplyDeleteBagus banget acaranya edukatif.sayangnya gak ada di kalimantan
ReplyDeleteHahahaha iya yg berantem beraninya di medsos aja :P
ReplyDeleteTapi tetep aja gak nyaman :P
Asyik nih pamerannya, ortu yg cari2 sekolah anaknya bisa terbantu
Ya Allah.. aku gak bisa kesana. gimana ya caranya bisa dapetin nama2 sekolahnya plus keunggulannya? anakku th ini lulus SD, ingin banget nyari sekolah lanjutan berbasis Islam, bahkan pesantren
ReplyDeleteSeneng ya kalau ada pameran gini, kita gak perlu mencolot sana sini cukup datang sudah daoat banyak informasi sekolah sekolah rekomendasi
ReplyDeleteAku jadi tau ternyata banyak banget sekolah dan kampus pendidikan Islam, duh pengen beasiswa S2 nya
ReplyDeletePendidikan Islam di Indonesia memang nggak kalan maju dengan negara lain. Potensi ini yang sayang banget kalau tidak dikembangkan
ReplyDeleteTernyata sekolah anakku ikutam pameran disini mba. Ga salah pilih berarti 😍😍😍
ReplyDeleteDuh masih ada aja ya yang mencibir Sekolah Islam.
ReplyDeleteUntung ada pameran macam ini yang dengannya masyarakat lebih yakin menentukan pendidikan untuk anaknya. next semoga aku bisa hadir di acara kece macam ini
Sayangnya kemarin IIEE cuma 4 hari
ReplyDeleteAcaranya penuh dng informasi sekolah Islam ya,smg tahun dpn ada lagi
ReplyDelete