Suara tangisannya begitu kencang, dan seketika melepaskan semua rasa sakit yang sejak tiga jam sebelumnya saya tahan. Ternyata benar kata orang-orang tua, suara tangisan bayi yang baru lahir bisa mengalihkan rasa sakit yang dialami ibu selama proses melahirkan. Yang saya rasakan selanjutnya adalah keinginan untuk menyentuh dan memeluk bayi yang selama 9 bulan berada di dalam rahim saya.
Sayangnya, bidan hanya memperlihatkan wajah bayi saya dan belum memperbolehkan saya untuk menyentuhnya karena masih ada tahap selanjutnya, yaitu menjahit luka robekan jalan lahir. Pada masa itu belum ada proses Inisiasi Menyusui Dini di mana bayi diletakkan di badan ibu dan mencari sendiri puting susunya karena saya melahirkan di bidan sepuh yang belum mendapatkan edukasi mengenai proses tersebut.
Saya harus sabar menunggu sampai bayi diberikan kepada saya, yaitu setelah bidan selesai menjahit luka robekan jalan lahir dan saya sudah bisa duduk dan berjalan untuk menghampiri box bayi. Bahkan, tempat tidur saya dan bayi pun dipisah karena khawatir tangisan bayi akan mengganggu masa istirahat saya setelah proses melahirkan yang melelahkan. Padahal, satu-satunya obat yang dapat menyembuhkan rasa sakit itu adalah memeluk dan menciumi bayi saya.
Sentuhan Ibu adalah sentuhan penuh harapan untuk masa depan si kecil. Proses Inisiasi Menyusui Dini itu sendiri akhirnya dikampanyekan sebagai salah satu proses yang penting dalam 28 hari pertama si kecil. Sentuhan pertama ibu kepada bayinya dengan cara meletakkan bayi baru lahir di dada ibu, bermanfaat untuk meningkatkan ikatan batin antara ibu dan bayi dan merangsang hormon oksitosin yang memicu keluarnya ASI.
Selama 28 hari pertama sejak bayi dilahirkan disebut sebagai fase neonatal yang sangat penting dalam kehidupan bayi karena bayi masih beradaptasi dengan lingkungan barunya setelah selama 9 bulan berada di dalam rahim ibu. Data WHO tahun 2015 menyebutkan bahwa ada sekitar 70.000 ribu bayi di Indonesia yang kehilangan nyawanya sebelum menginjak umur 28 hari. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya perhatian pada perawatan kulit pada masa neonatal yang mengakibatkan terjadinya sepsis pada kulit bayi.
Menurut Centers for Desease Control and Prevention (CDC), ada lebih dari 1 juta kasus sepsis setiap tahunnya dan di Indonesia sendiri terdapat ribuan kasus kematian bayi yang diakibatkan sepsis melalui kulit di tahun 2015. Sepsis disebut juga keracunan darah yang merupakan respon mematikan yang berasal dari sistem kekebalan tubuh saat terjadi infeksi atau cidera. Biasanya menyerang orang dengan pertahanan tubuh yang masih lemah, salah satunya bayi.
Infeksi ini bisa berasal dari bakteri, jamur, limbah beracun, parasit yang masuk ke aliran darah. Beberapa jenis kuman penyebab sepsis diantaranya: E. Coli, Staph, dan Strep. Sepsis bisa masuk dari kulit, sehingga perawatan kulit yang tepat dan efektif perlu dilakukan sejak bayi dilahirkan. Itu mengapa, memandikan bayi secara rutin itu penting.
Saya punya pengalaman tentang rutinitas memandikan bayi ini. Semua ibu yang baru pertama kali melahirkan dan belum pernah mengasuh bayi sebelumnya, pasti merasakan ketakutan yang sama. Takut memandikan bayi karena tubuh bayi masih lemah. Takut bayinya keseleolah, takut salahlah, takut bla bla bla. Saya termasuk ibu yang takut itu, apalagi ibu mertua melarang saya memandikan bayi dulu. Minggu pertama dimandikan oleh paraji. Minggu berikutnya, bayi saya tidak mandi. Katanya tunggu sampai umur sebulan dulu. Tidak usah dimandikan, cukup dilap dengan air hangat. Apalagi si sulung ini kalau dimandikan langsung menjerit dan menangis, sehingga susah dipegangi badannya. Repot banget, deh.
Ternyata efek dari tidak dimandikan itu, kulit bayi saya mengalami masalah yaitu kemerahan dan gatal. Sebagai ibu, saya merasakan keresahan anak. Tanpa ijin ibu mertua, saya mandikan saja si sulung. Bismillah, saya coba mandikan sendiri mengikuti cara Paraji (dukun beranak yang pertama kali membantu memandikan). Memang sulit memandikan bayi sendiri dengan bayi yang menangis dan badannya bergoyang-goyang. Alhamdulillah, ternyata kalau ibunya tenang saat memandikan, bayi juga ikut tenang dan tidak menangis lagi.
Setelah dimandikan secara rutin itu, kulit bayi saya tidak lagi kemerahan dan gatal. Jadi, Bu Ibu, bayi tidak cukup hanya dilap dengan air hangat. Bayi baru lahir harus dimandikan secara rutin dengan sabun dan shampoo bayi yang aman untuk kulitnya. Seperti kata Dr. Bernie Endiarini Medise, SpA(K), MPH, Dokter Spesialis Anak, Selama masa neonatal, kulit bayi sangat sensitif sehingga diperlukan perawatan kulit yang tepat dan efektif. Kandungan emollient yang digunakan dalam perawatan kulit bayi dapat mencegah terjadinya kulit kering (Transpidermal Water Loss). Sentuhan ibu selama masa neonatal juga sangat penting, karena dapat memperlancar aliran darah bayi dan meningkatkan imunitasnya. Bayi lebih sehat dan hidup lebih panjang.
Alhamdulillah, panggilan batin sebagai ibu membuat saya mengabaikan larangan memandikan bayi karena dianggap belum bisa dan khawatir tubuhnya keseleo. Saya tetap bersikeras memandikan bayi. Orang dewasa saja kalau tidak mandi rasanya tidak enak, apalagi bayi yang buang air kecil dan air besar beberapa kali dalam sehari. Tentu tidak nyaman kalau hanya dilap dengan air hangat.
Saat memandikan bayi itu, ibu juga melakukan komunikasi dengan bayi menggunakan seluruh indranya. Mata saling menatap, tangan membelai lembut tubuh bayi, bibir mengucapkan suara-suara yang membuat bayi tenang, dan pelukan memberikan rasa aman kepada bayi. Kegiatan ini akan memperkuat hubungan ibu dan bayi, sehingga berdampak positif bagi perkembangan dan pertumbuhan bayi.
Setelah dimandikan, sentuhan penuh harapan selanjutnya adalah memijat bayi. Nah, yang ini juga awalnya saya tidak tahu bagaimana caranya. Saya kira hanya Paraji yang boleh memijat bayi, karena kalau dilakukan oleh orang yang belum berpengalaman justru akan membuat bayi keseleo. Ternyata anggapan tersebut salah. Ibu baru pun bisa memijat bayinya sendiri dengan menggunakan baby oil dan perlahan-lahan. Bayi senang dipijat, seperti kita orang dewasa senang dipijat saat badan pegal-pegal.
Bayi yang baru lahir masih lebih banyak tidur. Terbayangkan bagaimana pegalnya kalau berbaring terus? Pijatan pada bayi ternyata merupakan bentuk stimulasi multi sensori, yang manfaatnya sebagai berikut:
- Menurunkan produksi hormon stresor sehingga bayi menjadi riang.
- Membantu relaksasi pada bayi.M
- Membantu meredakan ketidaknyamanan saat tubuhnya tidak enak karena tumbuh gigi atau sakit perut (kolik).
- Mengatasi gangguan tidur pada bayi.
- Membantu bayi tidur nyenyak.
- Membantu mengatur sistem pencernaan, respirasi, sirkulasi, meningkatkan berat badan dan kesehatan.
- Memperbaiki sistem imun.
- Memperkuat ikatan ibu dan bayi.
Orangtua juga mendapatkan manfaat dari memijat bayi, yaitu memperkuat ikatan antara ibu dan bayi, komunikasi, rasa percaya diri mengasuh bayi, meredakan stres orangtua, membuat suasana yang menyenangkan, dan orangtua bisa lebih memahami bahasa bayi.
Terus, memijatnya pakai apa Bu Ibu? Paling enak memijat bayi itu menggunakan Baby Oil atau Baby Lotion karena licin di kulit sehingga lebih lentur. Sebaiknya sih memijat bayi dilakukan 2x sehari dalam 6 bulan pertama, setelah mandi pagi dan sore atau kapan pun asal bukan saat bayi baru selesai makan atau minum dan sedang tidur. Bayi sedang tidur dibangunkan hanya untuk dipijat? Jangan, deh. Itu bisa mengganggu kepuasan tidurnya, nanti malah jadi rewel.
Saat memijat pun, kuku ibu tidak boleh panjang karena nanti bisa melukai bayi dan tidak menggunakan perhiasan. Lakukan pijatan dengan lembut dan tidak membuat bayi menjerit-jerit apalagi menangis. Kalau itu berarti ada yang salah dengan pijatannya, entah terlalu keras atau kasar sehingga membuat bayi syok.
Saya lebih baik melakukan pijat bayi sendiri daripada dengan Paraji. Saya trauma sekali-kalinya meminta Paraji untuk memijat bayi saya. Entah mengapa cara memijatnya itu membuat saya melotot karena bayi saya diguncang-guncang, kepala di bawah kaki di atas, sehingga bayi saya menangis histeris. Katanya memang begitu gaya memijatnya. Yang pasti sih, setelah dipijat oleh Paraji itu, bukannya tidur nyenyak malah bayi saya jadi tidak bisa tidur karena trauma. Menangis terus sepanjang malam dan saya pun dimarahi suami.
Minyak yang digunakan untuk memijat bayi juga sebaiknya bukan MINYAK SAYUR. Hayo, siapa yang memijat bayi menggunakan minyak sayur? Kalau dipijat oleh Paraji, biasanya memang memakai minyak sayur, Ternyata minyak sayur itu mengandung oleic acid yang tinggi yang dapat mengganggu stratum corneum, lapisan terluar epidermis yang menjaga kelembapan kulit bayi.
Jadi, pilih baby oil atau baby lotion khusus bayi, seperti produk dari JOHNSONS Baby. Apalagi sekarang sedang ada program pembelian Sentuhan Penuh Harapan kerjasama dengan Alfamart dan Save The Children. Setiap pembelian produk JOHNSONS Baby jenis apa pun di Alfamart akan didonasikan melalui Save The Children yang disalurkan kepada bayi-bayi kurang beruntung di Indonesia.
Informasi lebih lanjut mengenai campaign ini, bisa langsung ke media sosial JOHNSONS Baby:
Facebook: https://www.facebook.com/JohnsonsBabyIndonesia
Twitter: @JohnsonsBaby_ID
Instagram: @johnsonsbaby_id
aku juga dulu takut banget mandiin takut kecengklak takut pokonya akhirnya suka gantian sama akang suami dan bener mba sebelum puput pusar sama paraji dimandiinya krn ngeri aku dan suami
ReplyDeleteWah terima kasih bunda, ilmunya. Bikin saya tahu penyebab umun bayi meninggal sebelum 28 hari
ReplyDeleteMemang penting banget ya sentuhan ibu pada bayi. Kalau aku seringnya pijat anak karena bisa rileks buat anak dan meningkatkan bonding juga mba :)
ReplyDeleteAku takut mbak kalau mandiin bayi yang masih kecil gitu. Mungkin kalo dah nikah & punya bayi sendiri nanti berani mandiin bayi. Kalau sekarang sih suka gendong keponakan aja yang masih bayi. Hehehe.
ReplyDeleteAyo nambah momongan mba Leyla������ biar bisa berikan sentuhan penuh harapan.
ReplyDeleteBounding ibu,, lebih dr segalanya y mba spt inkubator buat bayi,,,
ReplyDeleteIyaa kalo paraji pakai minyak bukan kaya baby oil mak,,jadi kalau abis di urut ya badan baby pada bau 😂😂
ReplyDeleteMbaaa kok tulisannya manis banget aaak baper saya bacanya huhu
ReplyDeleteiya mbak, untuk kedekatan ibu dan anak, makasih sharingnya
ReplyDeleteMasalah ibu baru takut memandikan bayi pasti ada ya mba...akupun mengalami. Tapi bayi jg jadi gerah kalo gak mandi. Kesian kan
ReplyDeleteAiihh serem amat ya pengalaman pijet ama parajinya. Kalau aku ketemu paraji begitu bakal trauma juga, seyeeem.
ReplyDeleteBun, Tanya maksudnya infeksi akibat limbah beracun itu apa?
ReplyDeletehahaha, minyak sayuur? ampun, se-newbie2nya jd ibu pasti ga bakal dilirik atuh minyak sayur mah, apalagi buat pijit bayi.
ReplyDeleteooh jadi mungkin si Badi merah2 karena mandinya cuma sekali dalam sehari ya mba, sebaiknya 2x atau gimana mba dlm sehari?
Sentuhan penuh harapan dari ibu dan Johnson's baby.
ReplyDeleteDulu cara mandiin saya ke anak ternyata salah bun, untuk dapat ilmunya di sini.
Saya pun dulu sama Mba, gak berani mandiin si kecil di masa neonatalnya. Setelah lebih dari fase itu saya coba memberanikan diri buat memandikan si kecil, tetap dengan bantuan pak suami jg. Heheheh
ReplyDeleteNah, iya kalau saya mau urut si kecil ke paraji, baby oil Johnsons ini gak boleh ketinggalan pastinya.
Saya pas awal-awal ga berani mba mandiin si dedek. Hikss
ReplyDeleteJadi yang mandiin justru bapake. Alhamdulillah akhirnya tak berani-beraniin, dan sekarang justru bapale yang gak berani mandiin.
Wah makasih bunda ilmunya. Yang memandikan bayi itu aku jadi pengen praktekin ke ponakanku wkwkwk
ReplyDeleteaku anak pertama sama sekali ngga berani mandiin atau pun mijat, padahal itu salah banget ya.. jadi ngga ada bondingnya, tapiii pas anak kedua dan ketiga udah berani dong mandiin dan bahkan mijat.. skrg jadi hobby mijat bayi pake baby oil nya johnson :)
ReplyDeleteHuaaah aku pun dulu enggak berani mba mandiin bayiku langsung. Jadi seminggu dimandikan suster yang dekat rumah. Grogi tapi ternyata bisa juga, mungkin naluri ibu ya.. :D Aku juga suka pakai Johnson, ada yang wanginya aku suka. Sampai kakak sekarang 4 tahun masih pakai sabun baby.. :D
ReplyDeleteBayiku 2-2nya awallahir yg mandiin perawat. Mamanya 3 hari baru bisa gerak.
ReplyDeleteKalau zaman MAxy udah booming IMD, jadi pas dijahit, Maxy ada di dadaku. Sayang pas zaman Dema gak IMD krn dia gak nangis dan masuk NICU :(
ReplyDeleteANak2ku jg suka kupijat, sampai skrng suka dielus2 dan dipijat2 punggungnya :D
Enggak pernah mandiin bayi sebelum usia 3 bulanan wkwkwk. Dari anakku lahir sampai usia 3 bln, ibu ku yg mandiin setelah agak besar baru aku mandiin. Tp tetap menyentuh krn menyusui.
ReplyDeleteEnggak pernah mandiin bayi sebelum usia 3 bulanan wkwkwk. Dari anakku lahir sampai usia 3 bln, ibu ku yg mandiin setelah agak besar baru aku mandiin. Tp tetap menyentuh krn menyusui.
ReplyDeleteWaktu kaka melahirkan sudah ada program IMD sih tahun 2009 an waktu itu hehe, tapi belum begitu tau manfaat sentuhan yang seperti dijelaskan ini. Ternyata banyak manfatnya yo, yang gede aja seneng kalau dibelai-belai apalagi baby ya, mungkin karena merasa naman dan aman kali ya :)
ReplyDeleteBener-bener baru tahu kalau ada fase neonatal. Maklum masih single kak
ReplyDeleteBaca mijat pake minyak sayur jadi inget paraji di kampung..terus bayi yang dipijet jejeritan , hadehh..!
ReplyDeleteInformasinya sangat bermanfaat bu, apalagi buat saya yang baru saja memiliki momongan.
ReplyDeletesaya akan coba tips yang ibu berikan di atas. terimakasih
Membangung ikatan ibu dan anak itu memang sangat penting
ReplyDeleteMbak ga IMD ya. Aku juga ga. Jadinya aku banyakin kontak dengan bayi setelahnya. Alhamdulillah ia tumbuh sehat
ReplyDeleteMau ikut serta membantu donasi save the childrennya,kebetulan anak2 ku suka produk Johnson's
ReplyDelete