Astrid Tiar dan Anabele |
Menjadi ibu itu tantangannya memang luar biasa besar, karena tugas utamanya membesarkan seorang generasi penerus bangsa. Ada saja masalah yang terjadi di dalam proses tumbuh kembang seorang anak, salah satunya alergi. Dulu, saya merasa heran melihat seorang bayi di bawah usia setahun, diminumkan teh manis dan sirup sebagai pengganti susu. Kata kakeknya, cucunya itu alergi susu sapi. Kalau minum susu sapi, sekujur tubuhnya akan berbintik-bintik kemerahan. Sayangnya, ibunya juga tidak memberikan ASI. Jadilah si kecil diberikan minuman apa saja sebagai pengganti susu sapi.
Apa
yang terjadi sekarang ini? Berat badan anak itu di luar batas normal
anak seusianya, alias terkena obesitas, karena teh manis dan sirup
mengandung gula berlebih. Dia juga sering mengalami sembelit, atau
susah buang air besar akibat terlalu sering minum teh. Daya tangkap
belajarnya juga kurang. Saya memperhatikan sendiri karena anak itu
satu kelas dengan anak saya, gurunya harus sabar sekali mengajarinya.
Belum lagi, di tengah pelajaran, anak itu sering mengeluh sakit perut
dan ingin buang air besar, tapi tidak ada yang dikeluarkan akibat
sembelit. Otomatis, mengganggu proses belajar mengajar.
Apakah
anak alergi akan sulit beprestasi? Saya sendiri alhamdulillah
dikaruniai anak-anak yang sehat, tidak ada alergi serius. Pernah dulu
anak sulung alergi makanan laut. Setiap makan makanan laut, tubuhnya
gatal-gatal dan kemerahan. Syukurlah alergi itu tidak lama, semakin
bertambah usia, alerginya pun hilang. Bagaimana dengan anak yang
terus mengalami alergi terhadap sesuatu dan berdampak pada proses
tumbuh kembangnya? Contohnya seperti anak tetangga saya itu yang
mengalami alergi susu sapi, sehingga minumannya diganti teh manis dan
sirup yang mengandung gula tinggi. Akibatnya, proses tumbuh
kembangnya terhambat karena dia mengalami obesitas dan kurang daya
tangkap.
Maka,
sudah benar jika World Allergy Organization (WAO) mengadakan program
tahunan yaitu World Allergy Week untuk meningkatkan pemahaman
mengenai alergi dan penyakit lainnya yang terkait, serta menggagas
pelatihan dan sumber daya untuk melakukan diagnosa dan tindakan
pencegahan. Morinaga, yang merupakan salah satu brand unggulan PT
Kalbe Nutritionals mendukung program tahunan World Allergy Week ini
dengan meluncurkan berbagai program edukasi di bawah kampanye Semua
Dari Ingin Tau sejak tahun 2015 lalu.
Tahun
ini, 2017, bertempat di Lapangan Aldiron, Jl Jenderal Gatot Subroto
Pancoran tanggal 14 Mei 2017, diadakan Morinaga Allergy Week: Platinum Kids Olympics, yaitu
sebuah acara perlombaan untuk si kecil terutama anak-anak yang
memiliki alergi untuk menunjukkan bahwa anak alergi tetap dapat
berprestasi. Anak-anak berlomba dari pukul 06.00-10.00 pagi, diikuti
pula oleh Astrid Tiar, figur publik, Brand Ambassador Morinaga
Specialities dan putrinya, Anabel, yang punya alergi terhadap susu
sapi. Platinum Kids Olympic terdiri dari 3 langkah: TAU-CEGAH dan
ATASI - SEBAR.
Dalam
konferensi pers Morinaga Allergy Week: Platinum Olimpics 2017
dihadirkan 3 narasumber, yaitu DR. Dr. Zakiudin Munasir, Sp. A (K)
selaku Konsultan Alergi Imunologi Anak, Dr. Rose Mini A. Prianto, M.
Psi selaku Psikolog dan Konsultan Multiple Intelligence, dan Dewi
Angraeni, Senior Brand Manager Kalbe Nutritionals.
Choky
Sitohang membuka acara dengan kaus yang telah basah oleh keringat
karena ikut berlomba bersama anan-anak alergi di Platinum Kids
Olympics 2017, kemudian memanggil Astrid Tiar dan Anabel untuk maju
ke atas panggung. Astrid Tiar menceritakan tentang putrinya yang
mempunyai alergi susu sapi. Alergi susu sapi merupakan alergi yang
paling banyak ditemukan pada anak, padahal dalam 1000 hari
pertamanya, anak membutuhkan asupan nutrisi dari susu.
Alergi
susu sapi tentu akan membingungkan para orangtua. Morinaga memberikan
banyak wawasan mengenai nutrisi dan penangangan alergi. Harapannya,
semoga Platinum Kids Olympic dan dukungan dari media serta blogger
dapat membantu membangkitkan sportifitas dan penyebaran informasi
yang tepat tentang alergi anak. Sehingga anak tetap berprestasi
walaupun memiliki alergi. Anabel, meskipun memiliki alergi, terlihat
aktif dan sehat. Anabel pun bersemangat mengikuti Platinum Kids
Olympics 2017.
Selanjutnya,
DR. Dr. Zakiudin Munasir, Sp. A (K) selaku Konsultan Alergi Imunologi
Anak menjelaskan tentang penyakit alergi, penyebab, dan
pencegahannya. DR Zakiudin menunjukkan data bahwa Atopic Dermatitis,
atau penyakit peradangan kulit yang disertai rasa gatal dan disertai
penyakit alergi lain seperti asma, merupakan penyakit yang paling
umum terjadi pada anak-anak yang prevalensinya terus meningkat pada
tahun-tahun terakhir di Asia Pasifik seperti Singapura, Malaysia,
Taiwan, Thailand, dan Australia.
Di
Jakarta, penyakit Asma, Rinitis Alergi, dan Dermatitis Atopi pada
tahun 2006 mencapai 13,9%, 12, 3%, dan 24,6% penderita. Alergi dari
bahasa Yunani Allo Argon, yang artinya reaksi yang berbeda atau
menyimpang dari normal terhadap berbagai rangsangan atau zat dari
luar tubuh, misalnya makanan, debu, obat-obatan, dan sebagainya.
Sedangkan Atopik dari bahasa Yunani, Topos, artinya tidak pada
tempatnya. Di dunia kedokteran berarti bakat terhadap terjadinya
alergi yang diturunkan.
Alergi
merupakan penyakit karena sistem imun memiliki sensitivitas yang
berlebihan terhadap protein asing yang bagi individu lain tidak
berbahaya. Anak yang paling berisiko terkena alergi adalah anak yang
memiliki faktor genetik keturunan alergi dari orangtuanya. Jika
orangtua tidak memiliki alergi, maka risiko alerginya hanya 5-15%.
Jika ada satu saudara kandung yang positif alergi, maka risiko yang
diturunkan antara 25-30%. Jika salah satu orangtua memiliki alergi,
maka risiko yang diturunkan sebesar 20-40%. Dan jika kedua orangtua
memiliki riwayat alergi, maka risiko yang diturunkan sebesar 40-60%.
Risiko akan meningkat sebanyak 80% jika orangtua menderita gejala
alergi yang sama.
Jika
anak memiliki risiko tinggi terkena alergi, maka orangtua harus
mencegah dan mengatasinya. Cara mencegahnya yaitu dengan memberikan
ASI Eksklusif selama 6 bulan, menghindari paparan rokok selama hamil
dan setelah bayi lahir, ibu tetap mengonsumi makanan yang sering
menjadi pencetus alergi seperti telur, kaang-kacangan, seafood, dan
susu sapi selama hamil dan menyusui, pengenalan makanan padat mulai
usia 6 bulan, tidak menunda pemberian makanan pencetus alergi, dan
memberikan susu formula protein terhidrolisat parsial (P-HP) dan
protein terhidrolisat penuh untuk bayi-bayi yang tidak bisa
mendapatkan ASI.
Gejala
alergi susu sapi, di antaranya:
- Saluran cerna mengalami bengkak dan gatal di bibir sampai lidah dan orofarings, muntah, diare, sampai tinja berdarah.
- Kulit mengalami biduran (urtikaria) dan eksim (dermatitis atopik).
- Saluran napas mengalami batuk, asma, rinitis.
Untuk
menangani anak yang mengalami alergi susu sapi, tentunya harus
dihindari konsumsi protein susu sapi dan produk turunannya. Bila bayi
minum ASI, ibu harus pantang makanan protein susu sai dan turunannya.
Sedangkan jika bayi minum susu formula, maka harus diganti dengan
susu formula kedelai, susu formula terhidrolisat ekstensif, dan susu
formula asam amino. Ternyata dari semua jenis susu formula pengganti
itu, biaya paling murah adalah susu formula Soya atau kedelai.
Setelah
orangtua mengetahui, mencegah, dan mengatasi alergi pada anak, maka
yang selanjutnya adalah menyebarkan informasi tersebut kepada orangtua
lainnya agar semakin banyak anak yang dapat mencegah dan menangani
alergi secara tepat.
Kemudian,
Dr. Rose Mini A. Prianto, M. Psi, Psikolog dan Konsultan Muptiple
Intelligence mengatakan bahwa setiap orangtua mendambakan memiliki
anak yang cerdas dan berprestasi. Kecerdasan itu tidak hanya dari
satu dimensi saja. Misalnya, anak yang cerdas Matematika, maka dia
hanya menguasai Matematika. Dr. Howard Gardner memperkenalkan istilah
kecerdasan majemuk (Multiple Intelligence) di mana indikator
kecerdasan itu terdiri atas banyak aspek.
Setidaknya
ada 9 kecerdasan anak, yaitu Musika, Naturalis, Linguistik,
Interpersonal, Visual Spatial, Logical Mathematic, Intrapersonal,
Kinestetik, dan Moral. Ada dua aspek yang menunjang perkembangan
kecerdasan anak, yaitu: NATURE (pemberian dari Tuhan yang sulit
diubah) dan NURTURE (pengaruh lingkungan, stimulasi, motivasi dari
orang-orang di sekitarnya).
Dengan
demikian, lingkungan di sekitar anak juga berpengaruh terhadap
kecerdasannya. Sehingga harus diberikan stimulasi yang tepat untuk
mengembangkan kemampuan anak. Tapi bagaimana jika anak memiliki
alergi yang menghambat perkembangannya? Lebih dari 60% orangtua dari
anak yang alergi, cenderung menunjukkan sikap otoriter dan terlalu
membatasi anak sehingga stimulasi menjadi terbatas dan potensi anak
kurang teraktualisasi secara optimal.
Orangtua
dari anak alergi itu cenderung khawatir jika alergi anak itu muncul,
sehingga membatasi ruang gerak anak. Misalnya, anak alergi debu, anak
pun dilarang main kotor-kotoran. Anak yang alergi juga memiliki
kendala seperti aktivitas bermain dan belajar yang terganggu,
kualitas tidur menurun, konsentrasi belajar anak terganggu, mood anak
menurun, dan prestasi belajarnya terhadap.
Bukan
berarti anak alergi tidak dapat berprestasi. Ada cara untuk
mengembangkan kecerdasan majemuk pada anak alergi, yaitu dengan
menyesuaikan pola pengasuhannya, menyesuaikan bentuk stimulasinya,
dan bermain dalam PLATINUM KIDS OLYMPICS. Beberapa jenis permainan di
Platinum Kids Olympics, diantaranya: Jaring Laba-laba, Rintangan Ban,
Balok Keseimbangan, dan Merangkak dan Memanjat Tali.
Program
Platinum Kids Olympics dari Morinaga itu sendiri memiliki 3 langkah,
yaitu:
TAU
Langkah
pertama adalah dengan mengenali gejala alergi pada anak yang bisa
dicek di www.cekalergi.com,
yaitu modul digital Morinaga untuk mengakses berbagai informasi
mengenai alergi di kecil secara digital, Juga ada layanan coaching
clinic atau konsultasi mengenai alergi dengan nutritionist di semua
gerai KalCare.
CEGAH-ATASI
Morinaga
memiliki program tetap yaitu Morinaga Allergy Total Solution, solusi
total alergi si kecil melalui sinergi nutrisi yang tepat,
dikembangkan oleh PT Kalbe Nutritionals. Memiliki 3 keunggulan:
solusi nutrisi total untuk pencegahan alergi dan tata laksana alergi
susu sapi, tersedianya produk nutrisi untuk anak dari lahir sampai
usia 12 tahun, dan sinergi nutrisi yang tepat mencakup Brain Care,
Body Defense, dan Body Growth.
Morinaga mengeluarkan susu Chil Kid Soya untuk anak yang intoleransi terhadap laktosa atau protein susu sapi atau yang menderita galaktosemia. Inovasi kandungan MoriCare + Prodiges pada Morinaga Allergy Total Solution ini adalah satu-satunya yang mengandung Probiotik yang baik dan bermanfaat membantu menurunkan timbulnya gejala alergi dan membantu penyerapan di saluran pencernaan yang sehat.
SEBAR
Langkah
terakhir yaitu dengan menyebarluaskan informasi mengenai
alergi pada anak agar dapat dilakukan pencegahan dan penanganan yang
tepat. Morinaga mengadakan seminar edukasi skala nasional untuk awam
dan medis di sepanjang tahun 2017 dengan tema “Dukung si Kecil yang
Alergi tetap Berprestasi.” Juga menggunakan Brand Ambbassador untuk
Morinaga Specialities, yaitu Astrid Tiar dan Anabel. Dengan adanya
figur publik yang dikenal masyarakat luas, harapannya tujuan edukasi
jadi lebih bisa dipahami dan bermanfaat, kata Dewi Angraeni, Senior
Brand Manager Kalbe Nutritionals.
Untuk
informasi lebih lanjut mengenai Morinaga dan program-programnya,
ikuti saja semua akun media sosialnya di:
Facebook:
Morinaga Platinum
Twitter:
@morinagaid
Instagram:
@morinagaplatinum
Anak2 alergi pun tetap bisa berprestasi ya mb alhamdulillah. Morinaga ini keren ngadain acara platinum kids olympics
ReplyDeleteWah seru banget ya mak bisa datang langsung ke acara morinaga allergy week dan dapat banyak ilmu juga
ReplyDeleteAcarqnya keren ya, syg kmrn ga bs ikut..tfs mak
ReplyDeleteBeda dengan 10 tahun lalu kalau anak alergi panik, sekarang bisa konsultasi di websitw Morinaga ya��
ReplyDeleteWah anakku alergi tuh. Mau ah cek ke cekalergi.com.
ReplyDeleteSusu kedelai memang sementara dianggap aman, minim alergi
ReplyDeleteDulu keponakanku juga sempat alergi susu sapi Mbak Ley dan semoat bingung penanganannya seperti apa karena mamanya udah harus kerja. Acara kek gini bermanfaat sekali buat para ibu untuk mengedukasi dan mengatasi anak2 yg terkena alergi
ReplyDeleteAnak saya juga alergi mba, alerginya sama udara dingin, kasihan kalau lagi muncul alerginya..bagus infonya nih..
ReplyDeleteSampe umur segini saya masih alergi susu tertentu ,Mbak. Khususnya yang tinggi laktose. Syukurlah sekarang ada produk baru seperti ini. Siapa tahu cucu ada yg spt saya? Jadi sdh siap solusinya. Thanks sharingnya,Mbak Leyla yang baiik..:)
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletealhamdullilah ada susu buat anak yang alergi sapi. kasihan khan kalo kurang pertumbuhan otak dan tubuh gara gara gak minum susu, masa minumnya air tajin (duh kembali ke zaman mama mpo dong ) :)
ReplyDeletewah alhamdulillah skr udah ada morinaga soya. jaman kk rasyad kecil pas alergi dulu belum ada. untung ga lama pakai soya merk lain-nya, pas sembuh langsung balik lagi minum morinaga :)
ReplyDeleteaduh kasian juga ya kalo anak kena alergi susu sampe merah2 kulitnya, untung skrg banyak susu kedelai sbg alternatifnya spt Morinaga Soya ini
ReplyDeleteEh, astrid tiar udah punya anak ya. Ngemesin dan kelihatan aktif
ReplyDelete