Curhat Pagi: Masak Sendiri atau Beli?

Assalamu'alaikum. Pagi-pagi udah curhat. Woi, masak dolooo..... Jujur, saya mager nih ke dapur. Malas gerak. Dari awal menikah, tugas memasak itu adalah tugas yang paling tidak saya suka di antara semua pekerjaan rumah tangga. 

Mungkin karena dari remaja saya jarang dikasih tugas memasak oleh almarhumah mamah. Adik saya nomor dua yang sering kebagian tugas masak. Buat saya, menghapal resep masakan itu sama seperti menghapal rumus fisika. Susah banget. Nggak paham-paham.

Setelah nikah, saya belajar masak sedikit-sedikit tapi tetap nggak bisa dibilang ahli. Yah, setiap orang kan punya bakat masing-masing. Ada yang bakat memasak, belajar sedikit sudah paham dan ahli. Nah saya, belajar selama 10 tahun, masih begitu aja masakannya. Yang standar.

Selain nggak bakat, saya juga malas meracik masakan sekadar nasi goreng butuh jampi-jampian dulu wkwkwk.... Apalagi kerusuhan yang terjadi setelah masak. Semua panci, wajan, peralatan dapur berkumpul di dalam wastafel. Alamak... Makin buang-buang waktu. 

Kalau dulu saya rajin masak, sekarang saya sering beli. Dihitung-hitung biayanya kok hanya beda sedikit antara masak sendiri dan beli. Misalnya nih, ayam goreng Pecel lele dengan sambal dan lalapan, setengah ekor, harganya Rp 20.000. Serius, di dekat rumah saya, harganya masih segitu. Murah, kan?

Nah, kalau saya beli ayam mentahnya 1/2 ekor, harganya Rp 17.000 bo. Itu belum diolah dengan bumbu dapur, biaya gasnya, minyak gorengnya, dan jangan lupa buat bikin sambal dan lalapannya. Jadi, kalau di tempat tinggal saya sih, perbedaan antara masak dan beli itu cuma dikit, nggak lebih dari Rp 10.000.

Alhasil, sekarang saya jarang masak. Seminggu mungkin cuma masak dua kali sampai suami komplen hihi.... Sama aja sih masak nggak masak. Duitnya keluar segitu juga. Yang ada kalau masak itu capek dan malas. Lagipula, saya beli makanannya juga di tempat yang saya kenal. Insya Allah higinis, karena tetangga sendiri. 

Nah, lain halnya kalau makan di restoran. Yang ini sih asli boroooosss....Tapi sesekali ya nggak apa-apa sih. Kayak kemarin ditraktir suami di restoran seafood. Saya pesan Tumis Kailan sepiring kecil harganya Rp 24.000! Sumpah dah. Kalau di rumah saya, itu harga 1/2 ayam goreng kurang Rp 1000 kan? 

Lah, di restoran mah itu harga seporsi kecil Tumis Kailan. Mending masak sendiri dah. Kalau masak sendiri butuh Kailan yang harganya Rp 3.000, saus tiram Rp 2.500, dan tepung jagung MARKAINDO yang paling cuma butuh satu sendok makan. Modalnya nggak sampai Rp 10.000.

Wajar sih, karena di restoran ada biaya plus plus. Biaya sewa gedung, fasilitas gedung, bersih-bersih, pegawai, sampai bos-bosnya. Udah harga makanan dibandrol mahal, kita juga masih harus bayar pajak. Kalau di warung tetangga kan semua biaya itu nggak ada.

Untuk biaya makan di restoran sekali makan butuh minimal Rp 200.000 yang mana itu adalah biaya makan untuk dua hari kalau masak sendiri atau beli di warung tetangga. 

Jadi memang harus dilihat ya di mana lokasi belinya. Kalau di warung-warung kecil sih harganya nggak beda jauh antara masak sendiri dan beli. Kalau di restoran, beli terus ya bangkrut. Buat ibu-ibu yang pegang semua kerjaan sendiri, nggak masalah sekali-sekali bebas masak daripada stres kan semua kerjaan dipegang sendiri.

Lagipula ada kalanya kita mau makan masakan orang lain, karena bosan dengan masakan sendiri hehe...Bosan itu karena nggak bisa masak enak. Kalau bisa mah, hayo aja. Selain itu, saya sering dapat ide menu masakan juga kalau beli di restoran, yang nantinya bisa saya praktekkan di rumah. Misalnya seperti Tumis Kailan itu yang ada di foto. Itu tumis yang ada di restoran ya, bukan masakan saya.

Intinya, mau masak sendiri atau beli, disesuaikan saja dengan situasi, kondisi, dan dompet. Kecuali kalau Anda tipe orang yang alergi dengan masakan orang lain dan suka masak, ya pastinya Anda lebih suka masak sendiri. Untungnya saya suka makanan apa saja dan dimasak oleh siapa saja, yang penting halal dan thayyib.

Udah ah. Saya harus bikin sarapan dulu nih. Sudah banyak pasukan yang menunggu hehe.... Berhubung di luar hujan nggak berhenti-henti, jadi harus masak sendiri.