Assalamualaikum. Halo siapa di sini yang setiap hari mengantar jemput anak-anak seperti saya? Sejak bisa naik motor kurang lebih dua tahun yang lalu, saya sudah tidak memakai jasa ojek lagi. Alasannya selain menghemat pengeluaran, juga supaya saya bisa memastikan apakah anak-anak sudah dijemput atau belum.
Tukang ojek anak-anak dulu sering telat mengantar dan menjemput, karena dia juga mengantar jemput anak-anaknya sendiri yang jadwalnya beda dengan anak-anak saya. Yap, tukang ojeknya juga ibu-ibu. Alhamdulillah, kemudian saya dapat rejeki yang langsung diberikan motor seken. Tentu dapat bantuan dari suami juga.
Terus terang, saya itu sering merasa nyeri kalau melihat berita-berita ibu-ibu bermotor yang meninggal karena tabrakan. Entah sudah beberapa kali saya membaca berita tersebut. Pernah juga beritanya disertai foto ibu itu yang bersimbah darah. Duh, sampai terbayang-bayang terus.
Konon katanya ibu-ibu itu kurang memperhatikan keselamatan berkendara. Contoh kecilnya, mau belok ke kanan tapi lampu seinnya ke kiri. Bisa nabrak, kan? Well, sebenarnya bukan ibu-ibu saja. Gadis remaja yang masih single juga sering ceroboh. Saya pernah hampir menabrak seorang gadis yang sedang parkir di depan sebuah minimarket.
Tahu-tahu dia menyalakan motornya dan wusss.. gitu aja. Nggak tengok ke belakang dulu, apakah ada motor atau mobil yang sedang melaju. Untung saya cepat ngerem, jadi kami nggak tabrakan. Sebal juga kalau diingat lagi. Lah, saya bawa anak-anak. Kalau nabrak kan bukan cuma saya yang celaka.
Menurut data Direktorat Polda Metro Jaya tahun 2014, terjadi peningkatan sebesar 49,5% pada kecelakaan kendaraan bermotor yang melibatkan perempuan. Widiih, ngeri bangeeet.. apalagi rata-rata perempuan yang berkendara motor itu adalah ibu-ibu yang membawa anak-anaknya seperti saya ini.
Omong-omong, saking takutnya, suami sampai menyuruh saya pakai jasa ojek lagi. Soalnya kalau kecelakaan, bisa-bisa dia kehilangan semua anggota keluarga. Lah wong saya naik motor sambil memboncengi anak-anak. Insya Allah ya, semoga selalu diberi keselamatan.
Makanya, kita sebagai perempuan harus sadar berkendara. Menurut data Korlantas Polri bulan Januari-Agustus 2013, sekitar 87,5% kejadian kecelakaan diakibatkan oleh perilaku pengendara yang buruk. Bisa jadi di antaranya, tidak taat aturan lalu lintas, tidak mengenakan helm, tidak memakai sabuk pengaman, dan lain-lain.
Itu mengapa, Queenrides mengadakan sebuah gerakan yang mengajak para perempuan untuk berkendara dengan aman. Yuk daftarkan diri kamu ke peluncuran #womenridesafe, sebuah movement yang diinisiasi oleh Queenrides untuk mengajak perempuan berkendara aman. Banyak ilmu yang akan kamu dapatkan, banyak teman baru, gratis makanan dan minuman, serta goodie bag senilai ratusan ribu rupiah! Buruan, hanya untuk 30 pendaftar pertama!
Kapan lagi bisa dapat ilmu berkendara dengan aman plus bonus yang banyak kayak gini? Ingat deh, Indonesia adalah negara dengan pertumbuhan kecelakaan lalu lintas yang tertinggi di dunia. Setiap satu jam, tiga orang meninggal dunia di jalan akibat kecelakaan.
Dalam tiga tahun terakhir, jumlah pengendara perempuan baik motor maupun mobil meningkat hingga sekitar 42%, Sementara angka kecelakaan yang melibatkan perempuan bermotor meningkat hingga 49,5% (data Korlantas 2014). Artinya, angka pertumbuhan kecelakaan melaju lebih cepat dibanding angka pertumbuhan pengendara.
Tentunya kita nggak mau kan jadi satu dari korban kecelakaan akibat kesalahan berkendara?
sama, mba ela.gue juga jadi takut ke jalan besar, paling jauh ke wilayah Cilandak, itu juga lumayan...1 jam berotor loh
ReplyDeleteAku tiap hari motoran mba kadang bonceng 4 haha..merangkap jadi tukang ojek.
ReplyDeleteaku paling sebel kalo udh ngliat anak2 bawa kendaraan tanpa mengingat umur, blm ada sim dan ga pake helm pula... rasa2nya pgn narikin ortunya, supaya sadar bahaya apa yg mengintai anak2nya ini... :(.. kalo yg ibu2 idupin sen kiri tp belok kanan, ato yg bwa kendaraannya oleng2, aku malah jrg liat mbak... anak2 ini yg paliiiing srg banget.. sebel jadinya.. kalo anakku, lgs kumasukin pesantren mungkin -__-
ReplyDeleteyg bahaya klo lagi lewat sepanjang jalan ciganjur, mak ... banyak bocah2 piyik bawa motor ngebut + bonceng bertiga pulak
ReplyDeletedan banyak kaum perempuan ayng suak gak tertib di jalan, kata suamiku paling males deket motor yang pakai ibu2
ReplyDeleteKeren bgt ih acaranya, pgn dtg, tp di jkt, bakal bikin di bdg jg ga ya?
ReplyDeleteSaya blum bisa pake motor, hiks... Pagi anter anak sekolah pakai sepeda, siangnya jemput pakai mobil...
Gerakan Queensride ini baguss.. semoga makin teredukasi ya wanita pengendara motor, biar ga ada lagi kecelakaan krn perilaku buruk waktu berkendara.
ReplyDeleteaku masih ngeri2 disko nih mbk mau ngendarain motor lg, tau deh kpn hilangnya nih trauma abis kecelakaan dlu,
ReplyDeletePengen banget ikut acaranya sayang kejauhan. Saya sampai sekarang belum bisa bawa kendaraan, masih mengandalkan kekuatan kaki buat kemana-mana.
ReplyDeleteSepakat sama mbak fanny, dijalanan banyak anak2 usia SMP ugal-ugalan. Mereka motoran dengan gaya seraya dobel nyawa. Nggak ngerti..knp orang tuanya nglepas begitu aja.
ReplyDeleteSoal kampu sein..hi..hi, kadang aku juga lupa matiin..☺
Bandung ada gak Mbak acara Queenrides ini?
ReplyDeleteAku udah nggak berani lg bawa motor, kmn2 kl nggak diantar suami yaa jln kaki, selain karena rawan kecelakasn jg rawan tindak kejhtan rampok gunting tas
ReplyDeleteIya nih kalo berkendara, suka bingung kalo ada ibu2 di depan
ReplyDelete