Mengapa Cinderella Perlu Memakai Sepatu yang Cantik?

Assalamualaikum. Apa kabarnya hari ini? Saya masih capek setelah kemarin menghadiri sebuah acara di Jakarta. Tapi, hidup harus terus bergerak. Walaupun capek, tetap semangat mengerjakan tugas hari ini. Setelah sempat mengurusi keperluan anak sekolah, mencuci beberapa potong pakaian, membeli Melon dan mengantar ke sekolah Sidiq yang sedang praktek membuat es buah, saya selonjoran sebentar.


Perjalanan ke Jakarta kemarin cukup  melelahkan, karena lokasinya jauh dari rumah. Naik kereta mesti dua kali, transit dulu di Tanah Abang dan harus berebut kursi dengan ibu-ibu yang baru belanja di Tanah Abang (nggak kebagian dong). Ada bapak-bapak muda enak duduk di kursi, padahal ada anak balita yang berdiri (anak saya, maksudnya). Untung Salim nggak rewel, dia malah asyik  bercanda dengan temannya sambil berdiri. Mungkin bapak muda itu sedang sakit, siapa yang tahu kan? Hihihi.....

Masalahnya adalah, saya memakai sandal yang agak tinggi. Salah sendiri kenapa pakai sandal tinggi? Sudah tahu naik kereta dan berdiri. Nah itu dia, hari Jumatnya saya juga menghadiri sebuah acara blogger dan pulangnya... kehujanan! Saya dipinjami jas hujan oleh abang Grabbike, tapi sepatu tetap kebasahan. Hari Sabtu, Minggu, saya lupa menjemurnya hehe.... Malas banget, ya. Jadi, sebelum berangkat ke acara kemarin, saya bingung mencari sepatu. Ada dua sepatu lainnya. Yang satu sudah rusak, satunya lagi sepatu Boot. Saya lagi malas pakai sepatu Boot bertali. Kalau mau melepas sepatu nanti bakal lama lagi memakainya. Saya lebih senang memakai sepatu yang sederhana dan cepat dipakai. Sepatu flat atau ballet itu adalah dua jenis sepatu pilihan saya. Mengapa?

• Modelnya feminim dan sesuai dengan gaya busana yang saya kenakan, di mana seringnya saya memakai baju gamis dan rok, daripada celana. 
• Ujungnya bulat, dapat menyembunyikan kaki saya yang lebar. Punya kaki lebar itu bikin saya susah mencari sepatu yang cocok. 
• Ringan dan nyaman dikenakan, seperti menempel di kaki dan nggak bikin kaki capek menggunakannya. 
• Awet dan tahan lama, pengalaman saya punya sepatu model seperti ini memang awet. Lemnya tidak mudah  lepas. 

Berhubung saya mulai sering ikut acara blogger, sepertinya saya memang membutuhkan sepatu baru. Saat sedang berselancar, saya menemukan Sepatu New Look yang cocok dengan kebutuhan. Selain modelnya cantik, harganya juga ramah di kantung. Omong-omong soal sepatu ini, saya jadi ingat film Kartun Cinderella. Pasti semua sudah nonton, kan? Entah ini film Cinderella versi ke  berapa. Ada adegan ketika Cinderella sudah siap menaiki kereta labu dengan gaun yang cantik, ibu peri menatap ke arah sepatunya dan mendapati bahwa sepatu Cinderella sangat jelek. Ibu peri berkata:

"Aku juga akan mengubah sepatumu...."

Cinderella melarang, "Tidak perlu. Tidak akan ada orang yang melihat sepatuku."

"Tidak. Sepatumu juga harus cantik seperti gaunmu."

Akhirnya, Cinderella merelakan ibu peri mengubah sepatunya yang jelek  menjadi cantik.  Ternyata, sepatu itu pulalah yang memberikan keberuntungan bagi Cinderella. Sepatunya lepas satu dan ditemukan oleh Pangeran. Dari sepatu itulah, Sang Pangeran dapat menemukan Cinderella yang berada di tengah jutaan rakyat jelata. Uhuuuiiii.....

Jadi, kita mesti punya sepatu bagus dong ya? Kesannya materialistis? Bukan. Bagi saya pribadi, sebagai orang yang sering diundang mengikuti acara-acara blogger. Rasanya tidak sopan dan tidak pantas kalau saya datang pakai sandal jepit atau sepatu yang sudah copot lemnya, alias sepatu jebol. Lagipula, harga sepatu yang saya incar itu masih dapat dijangkau oleh kantung. Siapa tahu dengan memakai sepatu yang cantik, saya juga bisa seberuntung Cinderella. Maksudnya bukan bertemu Pangeran lagi lho, tapi dapat tawaran pekerjaan dari mana gitu gara-gara sepatu, atau secara keseluruhan karena penampilan yang sopan.