Ceritanya, ada dua orang
bapak-bapak yang sedang berbincang di facebook:
Bapak A: “Bro, lo kok gak kerja
sih? Malu dong lo, laki masa gak kerja?”
Bapak B: “Siapa bilang gak kerja?
Gua kerja dari rumah kok. Kan enak bisa sambil jaga anak.”
Bapak A: “Wkwkwkwk… malu-maluin
spesies laki aja lo, Bro. Masa laki momong anak?”
Bapak B: “Ya daripada elo, anak
lo dikasih ke pembantu. Bini lo dibiarin kerja sampe sore. Itu ibu atau
karyawan?”
Bapak A: “Lah, elo juga bini lo
kerja. Salah gue di mana?”
Bapak B: “Bini gua kerja setengah
hari, Bro. Jadi kami gantian momong anak. Anak lo dikasih susu sapi. Anak sapi,
dong….”
Bapak A: “Buseet… sial bener anak
gue disebut anak sapi…. Bini gue gak bisa kasih ASI karena ASI-nya gak keluar.
Gara-gara dia minum obat pengering luka setelah operasi ceasar.”
Bapak B: “Lagian sih lo, bini
dikasih operasi ceasar. Lahiran normal, dong….”
Bapak A: “Buseet… emangnya gue
yang nentuin mau normal atau ceasar? Biarpun ceasar, bini gue ngerasain susah
dua-duanya. Mau normal, udah kesakitan, bayinya gak keluar. Terpaksa ceasar.
Daripada elo, anak lo gak dikasih imunisasi. Sesat lo, Bro!”
Bapak B: “Haram gua ngasih imunisasi!
Masa anak dikasih babi?”
Bapak A: “Ya hati-hati aja ntar anak
lo kena wabah, kagak ada obatnya!”
Bapak B: “Kok lo doain anak gue
kena wabah? Tragis lo, Bro….”
Bla, bla, bla…. Duh, pusing ya
obrolan bapak-bapak di facebook itu. Dad War, istilahnya. Memang ada ya
bapak-bapak yang suka Dad War? Ada juga Mom War, dah ah. Kalau dipikir-pikir,
dulu capek banget ya hidup saya. Setiap hari mantengin facebook, melihat
obrolan panas di berbagai grup yang memicu Mom War. Antivaks vs Provaks, Sufor
vs ASI, Working Mom vs SAHM (Stay at Home Mom), Normal vs Ceasar, dan
sebagainya? Saya yang mana? Oh, sudah tentu saya ada di salah satu kubu itu dan
sering bertengkar komentar dengan kubu yang bertentangan.
Herannya, ibu-ibu itu memang
sensitif sekali kalau membahas soal Mom War. Contohnya, saat saya memposting
tulisan tentang hadis Nabi mengenai pahala jihad seorang ibu di rumahnya, ada
ibu bekerja yang tersinggung. Merasa bahwa tulisan itu dimaksudkan untuk
menyinggung dirinya, padahal tulisan itu hanya untuk menghibur diri saya
sendiri yang sedang stress dengan setrikaan segudang. Kenyataannya, memang ada
hadis yang bunyinya seperti itu. Di sisi lain, ada juga hadis-hadis mengenai
sahabiyah (sahabat wanita Rasulullah) yang ikut terjun ke medan perang, sebagai
penyedia makanan, mengobati prajurit yang terluka, bahkan ikut berperang
(melawan musuh). Nah, kenapa ibu bekerja itu tidak berusaha menggali sisi itu
daripada merasa tersinggung dengan postingan orang lain?
Begitulah, kaum ibu begitu mudah
tersulut oleh komentar dan pilihan hidup ibu lainnya. Tak heran ada istilah Mom
War. Ibu-ibu seperti sudah dikaruniai bakat alam untuk berusaha mempengaruhi
orang lain mengenai pilihan hidupnya. Coba kalau bapak-bapak, ada tidak? Memang
sih ada juga bapak-bapak yang bawel soal ASI dan Vaksinasi, tapi tetap masih
lebih banyak kaum ibunya. Bapak-bapak tidak terlalu cerewet. Kalaupun
memberitahu, bahasanya lebih soft.
Tidak seperti ibu-ibu yang sering sadis.
Memang kenyataan anak pertama
saya pernah dikatai “anak sapi” oleh sahabat saya sendiri di facebook. Saya
pernah juga “dinasihati” oleh antivaks, bahwasanya vaksin itu haram. Sampai
capek berdebat. Karena capek, saya pun meninggalkan akun facebook yang pertama
dibuat. Saya membuka akun facebook baru dan memasukkan teman-teman baru. Ada
sih sebagiannya teman-teman yang sudah ada di akun lama, tapi lebih banyak
teman yang baru. Kebanyakan adalah BLOGGER. Yap, dunia blogger telah
mengalihkan saya dari hiruk pikuk MOM WAR yang melelahkan. Saya sudah tidak
tergoda lagi membuka grup-grup facebook yang memicu mom war.
Kumpulan Emak Blogger (KEB)
adalah komunitas blogger pertama yang saya masuki dan sampai sekarang masih
jadi yang paling utama. Di sini, saya mendapatkan aktivitas positif yang lebih
berarti untuk mengubah hidup saya menjadi lebih baik. Saya tidak lagi
membuang-buang waktu facebookan dan berdebat dalam isu-isu kontroversial. Saya
lebih fokus menulis, sebab sekarang saya tidak hanya menulis buku melainkan
juga harus rutin memperbarui isi blog. Saya belajar memonetize blog dari KEB
dan mendapatkan banyak teman baru. Ternyata, dunia ini luas yaa….
Di dalam KEB, tentu saja semua
ibu memiliki perbedaan. Saya yakin, ada yang pro working mom, ada yang SAHM, ada yang memberikan ASI Eksklusif dan
mengampanyekan ASI, ada yang memberikan sufor, ada yang anaknya sekolah formal,
kelihatannya banyak juga yang homeschooling,
ada yang antivaks, ada yang provaks, dan sebagainya. Namun, saya amat jarang
melihat emak-emak yang berbeda pilihan hidup itu, bertengkar di KEB. Memang
pernah sih dulu kejadian ada emak yang memposting salah satu isu mom war,
kemudian dikomentari oleh banyak sekali anggota KEB. Emak itu mundur teratur
karena merasa KEB bukan tempat yang welcome
untuk menyebarkan isu mom warnya.
Emak-emak KEB itu ternyata netral-netral, walaupun saya yakin mereka mendukung
salah satu kubu, tetapi tidak menampakkannya di KEB.
Apakah kita tidak boleh berada di
salah satu kubu tersebut? Tentu saja boleh, namanya juga pilihan hidup. Akan
tetapi, kita harus menyadari bahwa perbedaan itu suatu hal yang pasti ada di
dunia ini. Tuhan menciptakan manusia berbeda-beda, bukan untuk bertengkar
tetapi untuk saling mengenal dan
mempelajari satu sama lain. Intinya, kita harus dapat menerima perbedaan
yang ada pada orang lain.
Pikiran dan waktu saya pun kini
bisa lebih fokus untuk melakukan hal yang lebih penting daripada berdebat di
facebook. Ujung-ujungnya duit sih, tapi betapa duit yang saya dapatkan dari monetize blog itu memang benar-benar
telah mengubah hidup saya. Pilihan menjadi Stay
at Home Mom itu bukan pilihan yang mudah. Konsekuensinya adalah, saya harus
merasa cukup dengan uang pemberian suami. Uang suami memang cukup untuk
kebutuhan hidup keluarga sehari-hari, walaupun sering juga suami harus meminjam
uang karena di akhir bulan kami hanya punya uang Rp 5.000, sedangkan tanggal
gajian masih tiga hari lagi. Royalti dari menulis buku itu baru diterima tiga
sampai enam bulan sekali, itupun kalau bukunya terjual. Monetize blog adalah
salah satu jalan keluar dari permasalahan ekonomi itu, karena saya memang hanya
bisa menulis. Saya tidak bisa membuat kue, menjahit baju, berdagang, dan
sebagainya.
Alhamdulillah, saya dipertemukan
dengan KEB. Seorang teman yang juga penulis buku, menyarankan agar saya
bergabung di KEB. Perlahan, blog saya mulai menghasilkan. Yang tadinya hanya
untuk memajang buku-buku saya, kini bisa memberikan pemasukan tersendiri. Sekarang
saya sudah tidak perlu meminta suami untuk pinjam uang setiap akhir bulan.
Walaupun tidak tentu, pemasukan dari blog selalu ada. Saya begitu bersemangat ngeblog dan membagikan
tautannya di KEB. Semula blog saya sepi komentar. Setelah dibagikan di KEB,
baru deh dikomentari oleh emak-emak blogger. Membaca komentar-komentar di blog
itu menyenangkan, karena merasa tulisan kita dibaca dan diapresiasi orang.
Saya juga terus belajar
mengutak-atik blog, dari mulai belajar mengubah template, SEO (Search Engine Optimation), menaikkan DA
(Domain Authority), mengedit gambar, mengambil foto yang bagus, dan sebagainya.
Sebagai seorang emak gaptek (gagap teknologi), perubahan-perubahan itu suatu
kemajuan. Percayalah, saya itu tadinya malas berubah. Membuat sosial media saja
harus dibantu suami. Sekali Friendster, tetap Friendster, padahal Friendster
sudah ditinggalkan anggotanya hahaha…. Suami yang membuatkan Facebook,
Instagram, Linkedin, sampai Twitter.
Berkat bergaul dengan emak-emak high
tech di KEB, pengetahuan saya akan teknologi internet dan sosial media pun
terbuka sedikit demi sedikit.
Memang belum
banyak even KEB yang saya ikuti, tetapi
saya yakin bisa mendapatkan lebih banyak ilmu dari mengikuti even-even
tersebut. Blogger bukan sekadar menjadi ujung tombak promosi para sponsor
produk, melainkan blogger itu sendiri juga mendapatkan ilmu yang bermanfaat.
Sepanjang pengalaman mengikuti even blogger, kegiatan itu tidak hanya sebagai
sarana memperkenalkan produk baru tetapi juga sarana berbagi ilmu. Selain itu,
saya juga bisa mendapatkan teman-teman baru yang saya yakin tidak pernah ada
ruginya bersilaturahim. Silaturahim itu pasti suatu hari nanti akan membuka
jalan rezeki yang lebih luas lagi.
Puncaknya, ketika blog saya
terpilih menjadi Blog of The Month.
Wow, itu penghargaan yang besar untuk memotivasi semangat ngeblog saya. Selama
mengikuti organisasi dan komunitas kepenulisan, belum pernah saya diberikan
penghargaan seperti itu, sehingga saya merasa diri ini hanya sebutir debu. Memang,
itu bukan penghargaan yang besar sekali.
Barangkali malah ada yang bertanya-tanya, apa sihBoTM? Kayak gitu aja
kok bangga? Namun, buat saya, penghargaan sekecil apa pun membuktikan bahwa
pekerjaan saya selama ini ada yang memperhatikan. Ternyata, admin-admin KEB itu
perhatian ya ke blog saya, padahal jarang dari mereka yang komen di blog saya
tapi kok bisa mereka memilih saya? Hehe…. Untuk seorang blogger pemula,
penghargaan seperti itu dapat memicu semangat ngeblog.
Terima kasih, KEB, untuk masa empat
tahun yang menyenangkan. Semoga KEB tetap solid untuk para emak yang ingin
berubah dalam perbedaan.
saya pertama tau KEB dr status2 Ela yg seikandi blogger loh
ReplyDeletepaling terharu itu mendadak jadi blog of the month hehehe
ReplyDeleteSyukur alhamdulillah ya mbak suami mendukung penuh, semoga selalu sukses aamiin :)
ReplyDeleteAlhamdullilah aku wanita yang tidak perduli dengan perbedaan, kuanggap dunia ini penuh nano nano hihihi
ReplyDeletetapi memang, mba..aku sebagai orang dekatmu, bisa melihat aura positif setelah mba leyla fokus ngeblog.semangat terusss yaaaa
xixixi bapak-bapaknya lucu yah , udah kayak emak2 aja berdebatnya. btw mba ela memang top markotop di dunia nulis maupun blog
ReplyDeleteKok rasanya lebih kejam war bapak2 itu XD anak saya yg pertama jg gak ASI mak, tp ogah ah dibilang anak sapi, tiap hari dia lengket kok sama emaknya, bukan sama sapinya hehehe
ReplyDeletesaya juga bersyukur bisa tergabung dalam grup hebat ini :)
ReplyDeletebtw lucu juga membaca perang tulisan bapak-bapak di atas *LOL*
ALHAMDULILLAH BERSYUKUR BANGET YA MBA...KITA BISA TERGABUNG DLAM KELUARGA BESAR keb.. banyak manfaat dan bisa menjalin pertemuan dunia maya di sini..
ReplyDeleteMb Leyla memang top, blog ini termasuk yg sering sy kunjungi. Dan sayapun bersyukur bisa bergabung dengan KEB.
ReplyDeleteGabung di komunitas ini banyak manfaatnya ya mbak, salah satunya menambah teman. Keren mb Leyla menjadi BOTM KEB :)
ReplyDeleteSaya malah baru tau Mbak kalau ada grup di FB yg sering ada Mom War *ke mana aja saya* ya alhamdulillah gak kecebur ke sana :D
ReplyDeleteBtw mbak Leyla emang penulis dan blogger hebat :)
Oh ini obrolannya emak2 ya? Gak bisa numpang gosip yah :p
ReplyDeletesalah kamar saya wkwkwkw
Nice post Mbak leyla. Kece KEB. Sudah 4 tahun perjalaannnya. Semoga menjadi lbh baik lgi ke depannya :D
Keren Mbk, bisa masuk jajarang blogger kece di KEB, semoga makin bermanfaat blognya ya Mbk.
ReplyDeletedi KEB aku kenal Mbak Leyla ya
ReplyDeleteKEB memang menyimpan sejuta kisah luar biasa. ^^
ReplyDeletesetuju mak, makin banyak event offline yang kita ikuti ssi passion....ilmu yg bermanfaat nggak sengaja jg kita dapatkan dari situ ya. KEB sip ;)
ReplyDeleteBanyak manfaat ya yang telah diperoleh, mba. Alhamdulillah makin berkah :)
ReplyDeleteKEB emang group yg super keren yah Mbak.. di KEB ini orangnya netral2, bahkan saling support sama lain.. ;)
ReplyDeleteAku ikut mana ya..?netral ajalah. Lbh sering silent reader. Nggak sempat ninggal coment krn mbacanya ngebut..*krn msh ingat punya gunung setrikaan juga mbak.. :-D
ReplyDeleteBpk2 juga hobi war gitu ya? baru tauuu
ReplyDeletekalo kita dpt penghargaan meski dikit, rasanya jd semangat ya mak
Ini namanya from zero to hero!
ReplyDeleteHahahaha, geli baca admin KEB jarang komen di blog ini, tabok aja mak, tabok, mention kalau perlu supaya mereka rajin berkunjung ke blog member :D
ReplyDeleteHihihi, iya kelihatannya memang jarang mampir yaa. Tapi kita suka bw ke blog member2 KEB meski silent reader. Dan soal ini, sepakat sekali mak "Blogger bukan sekadar menjadi ujung tombak promosi para sponsor produk, melainkan blogger itu sendiri juga mendapatkan ilmu yang bermanfaat." Makasih sudah berpartisipasi yaa
ReplyDeleteEla, ketemu lagi di sini... saya juga mau ikut KEB deh... siapa tahu ada ilmu yang bisa saya bagi di sana.
ReplyDelete