Setahun kemarin, saya merasa kurang produktif menulis buku. Penyebabnya apa? Sepertinya karena kurang fokus. Menulis buku itu memang harus fokus, sedangkan fokus saya terbagi-bagi. Yang terutama adalah keluarga dan anak-anak. Apalagi si bibi sudah beberapa bulan ini nggak kerja. Pekerjaan rumah tangga yang sudah dua tahunan dipegang si bibi, harus saya kerjakan sendiri. Saya butuh adaptasi lagi dari yang semula ongkang-ongkang kaki jadi angkat-angkat kaki. Bukan hanya kaki, seluruh body pun ikut bergerak. Rasanya pekerjaan rumah tangga nggak ada selesainya.
Dalam hal tulis-menulis, saya membuka kelas menulis novel "Smart Writer" bersama seorang rekan. Rupanya itu juga mengambil waktu saya, dari yang semula buka laptop untuk menulis, jadi buka laptop untuk mengoreksi naskah-naskah peserta. Namun, saya menyukainya karena saya jadi termotivasi untuk bersemangat menulis. Saya juga belajar lagi bagaimana menulis yang baik, ternyata kalau kita ngajarin orang lain itu kitanya juga ikut belajar. Aktivitas ngeblog juga semakin meningkat. Tahun kemarin, saya sempat getol ikut lomba blog. Hampir seluruhnya diikuti. Hadiahnya sih lumayanlah, tapi di awal tahun 2016 ini semangat agak mengendur. Mungkin sudah agak bosan juga ikut lomba. Perlu menyegarkan pikiran.
Kerinduan menerbitkan buku pun muncul di akhir tahun 2015, sampai saya menulis status memori buku yang saya tandatangani. Saya bilang, "kangen pengen nandatangani buku lagi." Ajaib! Inilah keajaiban sebuah status facebook. Nggak lama, masuk inbox dari bos editor Dar! Mizan, beliau tanya apa saya bisa menulis buku yang temanya tentang istri yang dirindukan surga? Oya, saya memang sudah dua kali menerbitkan buku di Dar! Mizan. Novel yang pertama terbit di awal karir menulis. Novel yang kedua terbit tahun 2014, berjudul "Brisbane: Pesan Cinta yang Terhalang." Alhamdulillah, para peserta Smart Writer meminta novel tersebut sebagai bonus kepesertaan. Tapi kali ini bos editor meminta naskah nonfiksi bertema istri yang dirindukan surga. Waduh, bisa nggak ya nulisnya?
Pada dasarnya, saya suka tantangan. Dikasih waktu dua bulan untuk menuliskannya. Saya langsung kepikiran sih mau nulis apa. Saya pun menyanggupi dan sejak hari itu saya fokus menulis buku. Kadang-kadang masih mengikuti lomba blog, tapi banyak yang tertinggal. Pokoknya setiap hari membuka laptop, utamakan nulis buku dulu. Deg-degan saat deadline tiba, huwaaaa.....! Di pertengahan, bos editor meminta saya untuk menambah tema, yaitu suami yang dirindukan surga. Jadi jangan hanya istri yang harus menjadi istri yang dirindukan surga, suaminya juga dong. Oke, deh.. bisa sekalian curcol nih hehehehe....
Saat menulis naskah ini, saya jadi seperti mengingatkan diri sendiri bagaimana menjadi istri yang dirindukan surga. Mudah-mudahan saya bisa terus mengamalkan apa yang saya tulis ini, supaya nantinya tidak dimintai pertanggungjawaban oleh Allah Swt. Sesungguhnya menulis buku seperti ini adalah tantangan berat untuk saya, apakah saya benar-benar mengamalkannya atau tidak? Dan mudah-mudahan buku ini bisa menjadi timbangan pemberat amal kebaikan saya kelak. Jika ada orang yang terinspirasi melakukan kebaikan setelah membaca buku ini, insya Allah pahalanya juga mengalir ke saya. Aamiin...
aaaakkkk, dikau kece bgd sih mbak, ngeblog iya, nulis buku jg iya, saluutt, sukses bwt bukunya nnati ya mbak amin
ReplyDeleteAlhamdulillah, semoga lancar terbitnya ya bun
ReplyDeleteaduh congrats mbak, semoga lancar dan jadi bestseller :D
ReplyDeleteselamat Mba Leyla :D keren :D
ReplyDeleteHore buku baru :D Semoga laris manis. :D
ReplyDeleteYay! Buku Mbak Hana segera terbit :D
ReplyDeleteasikk.. penasaran sama isinya.. :D
ReplyDeletesaya baru ngepoin ini blog ini padahal udah denger lama dan follow twitter
ReplyDelete-_- dan sekarang sedang persiapan buku baru. Subhanallah, alhamdulillah semoga lancar