Mobile Banking Syariah/ dok. pribadi |
Seperti biasa, hari Rabu siang,
sekitar jam 13.00 WIB, saya menjemput anak-anak di sekolahnya, Sekolah Dasar
Islam Terpadu yang letaknya kurang lebih dua kilo meter dari rumah saya. Di
tempat parkir, pandangan mata saya terpaku pada mobil carry berwarna ungu
dengan logo sebuah Bank Syariah yang sangat saya kenal: Bank Muamalat
Indonesia. Beberapa orang nasabah sedang mengantri di depan mobil itu yang jendelanya dibuka dan menjadi
tempat transaksi perbankan keliling. Seorang Teller yang mengenakan kemeja
berwarna ungu, terlihat sibuk melayani. Meja kerjanya dihiasi dengan dua buah
laptop, satu kabinet mini, dan kertas-kertas yang berserakan.
Saya tertarik melihatnya. Saya
ingat, beberapa waktu sebelumnya, saya mendapatkan selebaran dari pihak sekolah
mengenai keberadaan bank keliling ini. Anak-anak diharapkan membuka rekening di
bank tersebut dengan setoran minimal Rp 10.000. Dulu sewaktu saya masih SD,
saya menabung melalui ibu guru. Sekarang di sekolah anak saya, banknya yang
langsung datang ke sekolah. Anak-anak bisa menyetor tabungannya sendiri, tidak
lagi melalui ibu guru. Ini terobosan yang bagus sekali. Anak-anak jadi bisa
langsung belajar menabung di bank, menyaksikan transaksi perbankan yang
sesungguhnya, dan yang lebih utama lagi, mereka sudah dikenalkan dengan
transaksi perbankan syariah sejak dini.
Setidaknya, saya menyimpulkan,
ada tiga keuntungan dari keberadaan mobile banking
syariah:
Mendekatkan Diri kepada Nasabah
Apa yang membuat seseorang
“malas” membuka rekening di Bank Syariah? Letaknya yang jauh, jumlah ATM-nya
yang sedikit, dan jumlah kantor cabangnya terbatas. Itu pengalaman saya
sendiri. Saya sudah membuka tabungan syariah sejak masih duduk di bangku SMA,
dan bisa dihitung dengan jari berapa kali saya ke kantor cabang Bank Syariah.
Saya datang hanya karena “dipanggil” oleh Bank, diminta untuk mengganti nomor
rekening dan ATM yang berubah karena ada penyesuaian dari kantor pusat.
Untunglah sekarang ini ada ATM
bersama, jadi saya bisa mengambil uang yang ada di rekening Bank Syariah itu
dari ATM mana saja, karena jumlah ATM Bank Syariah yang saya gunakan juga
terbatas. Saya hampir tidak pernah lagi menyetor tabungan ke Bank Syariah. Uang
yang ada di rekening tersebut berasal dari penghasilan saya setiap bulan
sebagai pekerja lepas. Alasannya ya itu tadi, saya malas ke Bank Syariah untuk
menabung karena lokasinya jauh dan kantor cabangnya sedikit.
Nah, dengan adanya Mobile Banking Syariah ini, saya jadi
lebih mudah melakukan transaksi perbankan seperti menyetor tabungan, mengambil
uang, membuka rekening baru untuk anak-anak, meminjam uang untuk modal, dan
sebagainya.
Mendapatkan Nasabah Baru
Cara pemasaran dengan “door to door” terkenal efektif untuk
memasarkan sebuah produk. Penjuallah yang mendatangi pembelinya tanpa si
pembeli datang ke toko. Sebagai pemain baru dalam dunia perbankan, Bank Syariah
memang perlu melakukan terobosan ini. Jangan hanya menunggu calon nasabah
datang ke Bank, tapi datangilah para calon nasabah itu. Bekerjasama dengan
sekolah-sekolah adalah strategi jitu, karena anak-anak sekolah itu jumlahnya
ratusan sampai ribuan dalam satu sekolah. Jadi, tidak perlu datang dari rumah
ke rumah, cukup dari sekolah ke sekolah.
Brosur pembukaan rekening
disebarkan oleh pihak sekolah dengan tambahan edukasi mengenai pentingnya
membuka tabungan syariah. Proses pembuatan rekeningnya juga dipermudah, karena
sasarannya adalah anak sekolah. Mobile
Banking Syariah ini tidak datang setiap hari, tapi ditentukan harinya yaitu
hari Rabu (kalau di sekolah anak saya). Anak-anak sudah mempersiapkan
tabungannya selama seminggu dan disetorkan pada hari Rabu itu. Setoran
minimalnya pun sangat terjangkau, hanya Rp 10.000, setara dengan harga katering
makan siang anak-anak per hari.
Barangkali, selain di sekolah
anak-anak saya, Mobile Banking Syariah
ini juga ada di sekolah-sekolah lain, khususnya sekolah berbasis Islam. Saya
harapkan memang jangkauannya lebih luas lagi, agar semakin banyak calon nasabah
yang berbondong-bondong membuka rekening di Bank Syariah, seperti halnya Bank
Konvensional lain yang kantor cabangnya mudah ditemukan hingga ke pedesaan. Mobile Banking Syariah ini
pengoperasiannya lebih mudah dibandingkan membuka kantor cabang dalam bentuk
bangunan. Petugas yang berjaga pun hanya maksimal tiga orang. Semakin mudah
memasarkan produk-produk perbankan syariah, terutama untuk Bank Syariah yang
baru berkembang.
Mobile Baking Syariah/ dok, pribadi |
Memperkenalkan Keuangan Syariah kepada Anak-anak sejak Dini
Anak-anak sudah sering dikenalkan
dengan aktivitas menabung, apalagi ada lagunya yang sangat familiar, yang diciptakan
oleh Titiek Puspa:
Bing, beng, bang, yuk…. Kita ke Bank
Bang, bing, bung, yuk… Kita nabung
Tang, ting, tung, hey… jangan dihitung
Tau-tau kita nanti dapat untung….
Kalau cuma nyanyi saja, tapi
anak-anak tidak dikenalkan dengan Bank-nya yang tidak akan nyambung. Anak-anak
akan bertanya, “Bank itu apa?” Jawabannya, ya ajak anak-anak ke Bank. Bank yang
bagaimana dulu? Bila kita sudah mengerti mengenai keuangan syariah yang
bertujuan untuk menjauhi riba, maka anak-anak perlu dikenalkan dengan Bank Syariah
sejak dini.
Jika anak-anak sudah
mempraktekkan keuangan syariah bebas riba sejak dini, insya Allah setelah
dewasa pun mereka terbiasa. Anak-anak adalah generasi masa depan yang terbuka
oleh perubahan. Mereka bagaikan kertas putih yang siap digoreskan oleh tulisan
apa saja. Apabila kita sebagai orang tuanya menuliskan hal-hal baik di dalam
pikiran mereka, maka hal-hal baik itulah yang akan tertulis. Begitu juga sebaliknya. Menanamkan kecintaan
kepada keuangan syariah kepada anak-anak, semestinya lebih mudah daripada
setelah dewasa, karena mereka belum terkontaminasi oleh yang lainnya.
Saya sendiri baru mengenal Bank Syariah setelah duduk di bangku kelas 3 SMA, itupun dikenalkan oleh teman saya. Orang tua dan guru tidak pernah memperkenalkan tentang keuangan syariah, mungkin karena mereka memang juga belum punya ilmunya dan saat itu keuangan syariah belum banyak dikenal.
Dengan kata lain, keberadaan Mobile Banking Syariah di sekolah
anak-anak ini merupakan terobosan yang tepat dalam memasarkan perbankan
syariah. Harapan ke depannya, mobil tersebut tak hanya sekadar parkir dan
menunggu nasabah yang ingin bertransaksi, tapi juga ada kegiatan
ekstrakurikuler mengenai perbankan syariah dan keuangan syariah agar anak-anak
lebih paham dan sejak dini sudah lantang mengucapkan: Aku Cinta Keuangan Syariah!
Selama ini, saya baru melihat
keberadaan Mobile Banking Syariah di
sekolah anak saya. Mudah-mudahan ke depannya mobil ini bisa ditemukan di
tempat-tempat strategis, seperti pusat perbelanjaan dan kegiatan masyarakat.
Mobile banking emang sangat membantu ya maaaak :)
ReplyDeleteInovasinya bagus ya...
ReplyDeleteAnak2 memang perlu diajarkan sejak dini akan manfaat menabung ini Mak.
ReplyDeleteMoga menang mak. Aku blum ke syariah nih galauuu
ReplyDeleteenak ya mobile banking itu..aku belum punya euy...nanti kalo ada mobile tak cegat mau nabung :D
ReplyDeleteHuhhu... terakhir pake Bank Syariah itu waktu masih kerja kantoran. Sekarang di deket rumah gak ada bank syariah. Gudlak, Mak....
ReplyDeletedengan cara jemput bola gini jadi mempermudah nasabah ya mbak
ReplyDeleteSemakin ke sini, semakin banyak kemudahan buat nasabah!
ReplyDeletesaya juga masih pakai BRI SYariah mba...tapi ATMNya susah, sekarang pakai ATM BRI jadi kena biaya dulu gratis :D ...
ReplyDeleteiya ya mba...door to door gini keliling mobile bankingnya lebih memudahkan, terutama kl ke desa2 gitu yg jarang bgt atm hehe...
ReplyDelete