Sumber gambar: Wikipedia |
Bicara soal film favorit,
sebenarnya banyak film yang saya suka. Film itu buat saya pribadi menjadi salah
satu pemantik ide menulis novel, apalagi film dengan imajinasi tinggi yang bisa
menceburkan kita ke dunia khayalan. Namun, saya kurang suka film fiksi fantasi
dan fiksi ilmiah yang agak sulit dimengerti. Jadi, ketika saya pertama kali
melihat promo film Divergent yang diangkat dari novel berjudul sama, saya nggak
tertarik. Ah, fiksi ilmiah, males! Saya lebih suka nonton film action yang
ceritanya normal, film romantis, dan film bencana alam.
Whaaat? Film bencana
alam? Iyah, saya suka nonton film bencana alam, seperti gempa bumi, tornado,
banjir, gunung meletus, kiamat, dan sebagainya. Mungkin karena spesial efeknya
yang bagus. Saya sempat nggak mau menonton
Divergent, sampai kemudian saya ditakdirkan untuk menontonnya! Ceritanya, suami
pulang dari kantor bawa hard disk yang berisi download film-film terbaru.
Setelah selesai menonton film kartun anak-anak, film romantis, dan film bencana
alam, tiba-tiba saya tergerak ingin nonton Divergent.
Saya belum tahu kalau novel
Divergent itu sedang booming. Nantinya saya baru tahu setelah selesai menonton
film ini, tergugah, dan penasaran! Oya, untuk urusan nonton film, saya sering
lupa nama-nama tokohnya, apalagi nama asli artis dan aktornya, kecuali mereka
sudah benar-benar terkenal. Nah, saya belum kenal kedua pemeran utama film ini,
jadi lupa namanya hehehe…. Filmnya dimulai dengan nuansa hitam putih di
perumahan faksi Abnegation. Beatrice, yang kelak akan dipanggil “Tris” hendak
menghadiri acara pemilihan faksi.
Jadi, di kota tersebut, ada empat
faksi: Erudite, Abnegation, Dauntless, dan Candor. Setiap anak yang memasuki
usia 17 tahun, akan menghadapi ujian pemilihan faksi. Mereka, yang sebelumnya
ikut orangtua, harus memilih kelak akan masuk ke faksi mana. Kebanyakan anak
memilih tetap ikut faksi orangtuanya, tapi ada juga anak-anak berani yang
mengikuti hasil ujian. Misalnya, walaupun mereka lahir dari orangtua yang masuk
faksi Erudite, tapi saat ujian itu hasilnya mereka harus masuk Abnegation,
mereka akan masuk Abnegation. Banyak anak yang merahasiakan hasil ujian
tersebut, karena tetap ingin bersama dengan orangtuanya.
Tiap-tiap faksi mewakili
kecerdasan, keinginan, dan pilihan hidup setiap orang. Faksi tertinggi adalah
Erudite, karena di sanalah berkumpul orang-orang cerdas yang memiliki sikap
hidup pemimpin. Mereka ciri-cirinya itu, bekerja di gedung-gedung modern,
memiliki dan menciptakan teknologi tinggi, berpenampilan elegan, dan punya
sikap pemimpin. Sudah kebayang dong mereka itu siapa? Hihihi….
Abnegation, adalah orang-orang
yang lurus, sederhana, nggak neko-neko, suka beribadah. Mereka ini seperti
penganut Buddha, nggak punya ambisi hidup, berpakaian sederhana (hitam putih
dan gaya rambut yang sama semuanya), dan hidup apa adanya. Beatrice berasal
dari faksi ini dan dia merasa tertekan. Dia bosan dengan menu makanan yang
vegetarian tanpa garam, gaya penampilan yang klasik, dan terutama, sikap hidup
yang tenang. Sedangkan dalam hatinya penuh pemberontakan.
Dauntless, adalah orang-orang
sangar, preman, bebas, mereka ini bekerja pada bidang-bidang yang memerlukan
kekuatan otot (polisi, satpam, dan sebagainya). Hidup mereka amat keras.
Beatrice justru tertarik ingin masuk faksi ini karena berbeda 180 derajat
dengan Abnegation.
Candor, orang-orang yang kalau di
dunia kita ini adalah para penghibur, artis, pelawak, dan sebagainyalah. Semua
orang harus memilih satu dari keempat faksi tersebut yang hidupnya
terpisah-pisah. Bila salah memilih, mereka akan menjadi orang terbuang yang
hidup di luar tembok. Misalnya nih, orang dari faksi Abnegation, memilih masuk
ke faksi Dauntess, tapi ternyata mereka nggak kuat karena beda gaya hidupnya.
Mereka harus dibuang ke luar tembok. Wuih, serem yaaah!
Tris dan Four sama-sama Divergent |
Lalu, Divergent? Nah, ini beda
lagi. Ada satu tipe kecerdasan yang amat dihindari, yaitu Divergent. Mereka
yang termasuk Divergent adalah orang yang memiliki kecerdasan ganda! Yaitu,
orang-orang yang pintar di semua faksi: Erudite, Abnegation, Dauntless, dan
Candor. Mestinya sih, kalau di kita, orang-orang yang punya kecerdasan ganda
ini malah bagus ya. Orangtua mana yang nggak mau anaknya punya kecerdasan ganda?
Apa saja bisa. Tapi, di kota ini, orang-orang yang ketahuan memiliki kecerdasan
ganda atau Divergent, harus dimusnahkan karena dapat membahayakan keseimbangan
kota!
Ternyata, selesai dites, Beatrice
terbukti memiliki kecerdasan ganda, alias Divergent! Orangtuanya menyuruh Tris
berbohong, nggak boleh mengaku Divergent dan harus mengaku Abnegation agar
mereka nggak terpisah. Tris nggak mau. Dia muak dengan kehidupan Abnegation
yang damai. Dia justru tertantang ingin masuk ke faksi Dauntless yang penuh kekerasan.
Dengan berani, Tris memilih faksi Dauntless dan memulai kehidupan yang penuh
kekerasan! Itu belum selesai. Tris harus lari dari faksi pemerintah, alias
Erudite yang terus mengejar orang-orang Divergent seperti dirinya!
Setelah menonton film ini, saya
jadi ketagihan nonton lanjutannya dan saya sudah nonton juga seri keduanya,
tapi saya lupa judulnya apa karena kurang begitu berkesan. Semua rahasia
mengapa orang-orang Divergent itu harus dimusnahkan, dibongkar di seri kedua. Lebih
seru yang pertama, menurut saya. Untuk novelnya, saya baru baca yang judulnya
“Four.” Terus, apa hubungannya film ini dengan saya sampai-sampai saya
terinspirasi?
Mungkin karena saya merasa kalau
saya ada di dalam cerita film itu, barangkali saya juga seorang Divergent! Pede
amat ya? Hehehe…. Saya merasa kadang saya ini seorang Erudite yang suka bekerja
di depan komputer dan membaca buku. Kadang saya ini Abnegation yang suka
ketenangan dan kedamaian. Kadang saya ini Dauntless yang ingin hidup bebas
tanpa tekanan. Dan kadang pula saya ini Candor, yang suka bicara ngawur.
Salut dengan penulisnya yang
kepikiran membuat cerita tentang misi memusnahkan orang-orang dengan kecerdasan
ganda. Sementara banyak orang berpikir bahwa anak-anak dengan multiple intelligence itu bagus, si penulisnya
ini malah berpikir tentang pihak lain yang ingin para Divergent dimusnahkan.
Alasannya, ya karena orang-orang yang Divergent itu bisa melakukan semuanya
saking cerdasnya. Orang-orang dengan satu kemampuan saja pun merasa terancam.
Kita sendiri, pernah nggak merasa iri dengan orang yang banyak bisanya? Saya
pernah, tapi iri positif lho. Saya justru merasa tertantang bila bertemu dengan
orang-orang semacam itu. Dia saja bisa, masa saya enggak? Saya nggak mau
menyerah dengan kekurangan saya. Kalau dia bisa, kenapa saya enggak?
Novel Divergent |
Kira-kira begitulah pemahaman
saya mengenai makna dari film Divergent. Kalau menurut orang lain maknanya
berbeda, namanya saja karya fiksi, bisa dimaknai apa saja. Yang penting kita
asyik saja nontonnya, tapi harus pintar cari waktu nonton film ini karena ada
adegan yang nggak boleh ditonton anak-anak. Sebagai seorang novelis, saya juga
berharap kelak ada novel saya yang difilmkan seperti novel Divergent karya
Veronica Roth ini. Aamiin… Doain, yaah….
Mengaminkan doa yang terakhir mak, hehe.
ReplyDeleteAku nonton divergent ini kok gk terkesan ya. Tapi sekarang jadi tertarik karena yang kedua itu alasan para divergent harus dimusnahkan, please mbak, kalo inget judulnya kasij tau yaak ;)
Aku kyknya abnegation nih mak..yg jelas erudite gak gue banget. Haha
ReplyDeleteKalau boleh memilih saya juga mau Divergent, Mbak Ley. Dengan multi kecerdasan tentu akan lebih mudah memecahkan segala persoalan:)
ReplyDeleteAku belum nonton ini mbak. Kepikiran mau punya bukunya dulu *kebiasaan deh utk film yang diangkat dr buku, hihii
ReplyDeleteNonton film ini di bioskop udah lama banget, dan setauku taun ini kemaren2 udah muncul yang ke 2 kan, tapi aku gak nonton karena gak sempat hehehe... Filmnya gak terlalu yang gimana2 sih, untung lakinya ganteng #eaaa masih kalah dibandingkan the hunger games, tapi lumayan lah buat sekedar tontonan saat senggang gitu
ReplyDeletehttp://farrelandmerry.blogspot.co.id/
Saya juga punya film Divergent nih di harddisk tapi belum saya tonton, males, soalnya ga ada superheronya hehehe.. Tapi setelah baca ini jadi tertarik ingin nonton..
ReplyDeleteudah pernah nonton filmnya, lumayan bagus kok film ini :D
ReplyDeleteAku juga udah nonton dan penasaran ingin lanjutin ke seri berikutnya.
ReplyDeleteyang keduanya insurgent kan ? saya juga baru nonton divergent nya .. seru sih .. yang sedih ayah sama ibu nya meninggal pas perang ituloh ..skrg sisa kakak nya yang erudite trs sama si four ya .. di seri kedua kayanya mereka bertiga bakal banyak scene :D
ReplyDeleteSaya belum nonton film ini...kayanya seru ]3qq2]q
ReplyDeleteudah lama penasaran sama novel ini, pengen beli tapi belum kesampaian. Kayanya jalan cerita filmnya juga seru ya mbak.
ReplyDeleteKebalik. Aku malah lebih suka film yang kedua. :D
ReplyDeleteAwalnya kurang suka juga dengan scine fiction mak..lama2 ketularan suami jadi sering nonton genre ini dan akhirnya menikmati juga.
ReplyDeleteaamiin yra, aku ketinggalan nonton ini, padahal seru buat ditonton nih mbak, makasih ya atas partisipasinya
ReplyDelete