Pernah terpikir hal seperti itu
setiap menjelang hari raya Idulfitri? Mudik adalah fenomena khas Idulfitri di
Indonesia. Penyebabnya sudah tentu karena arus urbanisasi dari desa ke kota, yang
lazim terjadi di Indonesia. Banyak pemuda dari desa yang tinggal, bekerja, dan
beranakpinak di kota, tapi masih memiliki keluarga di desa (biasanya para orang
tua).
Nah, menjelang hari raya, para pemuda itu sudah tentu pulang ke rumah orang tua di desa untuk berlebaran bersama orang tua. Kalau mereka sudah menikah, pulangnya dengan membawa keluarga baru. Cucu-cucu juga biasanya senang dengan perjalanan pulang ke desa, sehingga bisa bertemu dengan kakek dan neneknya.
Nah, menjelang hari raya, para pemuda itu sudah tentu pulang ke rumah orang tua di desa untuk berlebaran bersama orang tua. Kalau mereka sudah menikah, pulangnya dengan membawa keluarga baru. Cucu-cucu juga biasanya senang dengan perjalanan pulang ke desa, sehingga bisa bertemu dengan kakek dan neneknya.
Kebiasaan itulah yang disebut dengan mudik. Berhubung
banyak orang yang mudik, kemacetan memang tidak bisa dihindari. Pemerintah
sudah membangun banyak infrastruktur untuk mengurai kemacetan, nyatanya,
kemacetan tetap saja ada. Ya wajarlah macet, hari raya Idulfitri kan hanya ada
setahun sekali. Kalau ada yang mengatakan, “minta maaf kan bisa kapan saja,
tidak harus pas hari raya.” Iya betul, tapi masih banyak orang yang tidak mau
melewatkan momen hari raya itu untuk kumpul keluarga, sehingga macet-macet pun
tak masalah.
Saya termasuk salah satu dari mereka yang mudik ke rumah orang tua di desa. Sebenarnya, orang tua saya
sendiri kampungnya ya di Jakarta. Ayah saya asli orang Jakarta, ibu saya orang
Solo. Dulu waktu saya masih kecil, saya biasa mudik ke Solo, tapi kebiasaan itu
berhenti setelah Mbah Kung dan Mbah Putri meninggal dunia. Keluarga besar dari
Ibu masih banyak yang tinggal di Solo, tapi sepertinya kewajiban mudik sudah
gugur setelah Mbah Kung dan Mbah Putri meninggal dunia. Sebaliknya, saya lebih
wajib mudik ke kampung suami, karena ada orang tua suami saya di sana.
Kampung suami saya di Garut, juga
menjadi salah satu tujuan mudik banyak orang. Tak hanya yang tinggal di Garut
lho, yang mau mudik ke daerah Jawa Tengah pun banyak yang lewat Nagrek, salah
satu jalan menuju ke Garut, Tasikmalaya, dan sekitarnya. Yap, Nagrek adalah
salah satu titik kemacetan saat mudik. Bila biasanya perjalanan ke Garut hanya
memakan waktu 5 jam. Saat lebaran bisa makan waktu 12 jam! Buat kami, itu
lamaaa sekali. Harus bisa menahan emosi menghadapi kemacetan. Iya kalau
macetnya masih padat merayap. Kalau berhenti di tengah jalan? Bawa anak-anak
kecil pula. Belum rewelnya, belum yang mau buang air kecil atau besar, belum
yang lapar dan haus, dan lain-lain.
Itulah mudik. Biarpun susah
seperti apa, tetap dijalani dengan riang gembira. Malah sudah disiapkan
seminggu menjelang hari raya. Sebab, bagi saya sendiri, mudik menyimpan
warna-warni kemenangan Idulfitri. Ada
banyak warna-warni kemenangan Idulfitri yang tersimpan dalam sebuah kata
“mudik.” Berikut ini adalah warna kemenangan versi saya.
Ibadah
Salat sunah Idulfitri seolah
menjadi penutup dari seluruh rangkaian ibadah di bulan Ramadan. Salat ini lebih
afdal diadakan di lapangan terbuka. Suasananya terasa syahdu sekali, manakala
semua orang rukuk dan sujud bersama-sama merayakan hari kemenangan. Kemarin,
saya salat bersama ibu mertua dan salah satu adik ipar. Adik ipar lainnya
berlebaran di rumah mertua.
Kumpul Keluarga
Kumpul keluarga besar dari suami
saya menurut saya sangatlah menakjubkan. Saya baru mengalaminya setelah menikah
dengan suami. Kumpul keluarga besar itu bukan hanya di antara keluarga inti
suami, tapi semua keluarga yang jumlahnya mencapai ratusan. Iya, ratusan!
Keluarga dari ibu mertua dan bapak mertua rutin mengadakan halal bi halal
keluarga besar dari satu generasi Abah Buyut yang sudah meninggal dunia. Abah
Buyut dari ibu mertua dan bapak mertua sama-sama punya 10 orang anak (zaman
dulu kan anaknya banyak-banyak).
Kumpul keluarga, lebaran hari pertama |
Kesepuluh anaknya itu rutin
mengadakan halal bi halal yang mengundang seluruh anak keturunannya. Walaupun
kesepuluh anaknya itu sudah ada yang meninggal dunia (termasuk ibu dari ibu
mertua saya dan bapak dari bapak mertua saya), acara itu masih rutin diadakan.
Bayangkan saja, berapa orang yang menghadiri acara halal bi halal itu? Semua
anak, cucu, cicitnya hadir di acara tersebut, sudah mirip dengan acara resepsi
pernikahan saja jadinya. Bedanya, semua orang yang ada di sana itu memiliki
hubungan saudara. Sering kejadian, adik-adik ipar saya bertemu di acara
tersebut dengan teman-temannya di sekolah yang ternyata masih bersaudara. “Eh,
ternyata kita sodaraan, ya?” begitu ekspresi mereka, sambil tertawa-tawa.
Kumpul keluarga, lebaran hari kedua |
Ada juga yang berjodoh, lho. Di
keluarga suami saya, ada dua adik ibu mertua yang berjodoh dengan adik dan
saudara dari bapak mertua. Untung jodoh suami saya itu orang jauh, alias saya,
hehe…. Kebahagiaan saat kumpul keluarga besar ini tak bisa dituliskan dengan
kata-kata. Saya selalu bersemangat menghadiri acara kumpul keluarga dari
keluarga suami saya ini. Agenda tahunan yang mengeratkan hubungan di antara
seluruh keluarga besar, karena acara semacam ini tidak bisa langsung jadi.
Harus ada perencanaan dan panitianya juga, seperti halnya resepsi pernikahan.
Itu berarti, hubungan keluarga terus terjalin demi kesuksesan acara.
Kumpul keluarga, lebaran hari ketiga, mirip resepsi pernikahan euuuy.... |
Silaturahim
Silaturahim artinya menyambung
hubungan kasih sayang. Mengapa Idulfitri lekat dengan kata “Mohon maaf lahir
batin”? Ini ada kaitannya dengan makna Idulfitri itu sendiri, yaitu kembali
fitri (suci). Kesucian di hadapan Allah sudah kita tempuh melalui ibadah di
bulan puasa. Ibadah itu sendiri ada dua: habluminallah
(hubungan ke Allah) dan habluminannas
(hubungan ke manusia). Silaturahim berkaitan dengan habluminannas. Dalam kurun waktu satu tahun sebelumnya, kita pasti
melakukan kesalahan kepada orang lain, baik itu disengaja maupun tidak
disengaja, terlebih kepada saudara sendiri. Jadi, sudah selayaknya kita saling memaafkan dan meminta maaf, agar suci
lahir dan batin.
Masalahnya, meminta maaf dan
memaafkan itu ternyata tidak selamanya mudah. Ada kalanya menjadi sangat susah
bila kita memiliki masalah yang pelik dengan seseorang. Itu mengapa silaturahim
itu penting. Silaturahim bertujuan untuk menyambung hubungan kasih sayang agar
tidak terputus. Allah Swt tidak senang jika kita memutuskan hubungan
silaturahim karena permusuhan, pertengkaran, dan sebagainya. Salah satu warna
kemenangan Idulfitri adalah saat kita bisa bersilaturahim dengan keluarga dan
saudara, saling memaafkan dan meminta maaf, meskipun pernah dirundung masalah.
Wisata Mudik
Setelah acara kumpul keluarga dan
silaturahim selesai, saya dan suami masih ada waktu beberapa hari lagi
untuk berlibur karena suami mengambil
cuti 10 hari. Hari keempat lebaran, kami berwisata ke Gunung Papandayan. Di
Garut memang ada banyak gunung, sehingga udaranya segar dan airnya dingin
sekali. Setelah delapan tahun menikah dengan suami, baru kemarin itu saya
diajak ke Gunung Papandayan, hehe…. Tidak tanggung-tanggung, semua keluarga
ikut serta: Kakek, Nenek, dan keluarga dari adik-adik ipar. Seru juga berwisata
mudik bersama seluruh keluarga besar.
Wisata mudik |
Warna-warni kemenangan Idulfitri
itu saya abadikan dalam photo competition
warna kemenangan Dulux di www.warnawarnikemenangan.com.
Lumayan lho, kalau menang, bisa dapat furniture baru dan gadget canggih dari Dulux. Ayo, ikutan juga. Berikut ini foto-foto yang sudah saya
ikutsertakan dalam warna-warni
kemenangan 2015, berikut cerita singkatnya. Gampang kok ikutannya. Tinggal
buka webnya, dan upload foto-fotonya sesuai kategori dan warna kemenangan
Dulux. Saya sampai kirim tiga foto. Mudah-mudahan ada yang nyangkut ya, hehe…
Silaturahim |
Wisata mudik |
Kumpul keluarga |
Pada momen Iduliftri
ini, Dulux memberikan potongan harga untuk setiap pembelian cat Dulux senilai
Rp 1 juta. Caranya gampang. Tinggal daftar saja melalui sms, kirim ke 2000 dengan format DULUX (spasi) Nama #No.Telepon.
Ada konsultasi gratis juga lho untuk layanan simulasi warna yang bisa diaplikasikan pada dinding interior dan eksterior rumah kita, supaya lebih cantik, yaitu melalui Dulux Preview Consultant. Caranya gampang. Tinggal kirim aja foto dinding foto rumah kita ke www.dulux.co.id dan tim Dulux akan mengirimkan hasil simulasi warna tersebut ke email kita. Wiih... dinding rumah kita bisa lebih keren deh.
Informasi lebih lengkap tentang #WarnaKemenangan Dulux bisa dilihat di:
Website: http://warnawarnikemenangan.com/
Instagram: http://instagram.com/letscolourID
Wah ke papandayan,kyknya asyik sejuk ya mb
ReplyDeletelebarannya seruuu ya :)..paling asyik memang di tanah air..heboh :)
ReplyDeleteAku blm pwrnah ke Garut, mba....Dingin ya daerahnya?
ReplyDeleteSuch a great post as you share it & That really helps me because a knowledgeable and informative articles have their importance thanks for sharing.
ReplyDeletehttps://www.sarae.id/featured_item/interior-simple-for-apartement/