Tiga dari cerita pengalaman berpuasa ramadhan di luar negeri datang dari teman-teman yang tinggal di Belgia, Jepang, dan Mekkah. Saya mau cerita yang dari Jepang dulu nih. Tadinya kan saya minta naskah ke seorang teman yang tinggal di Jepang, ternyata dia berhalangan karena sedang sibuk nulis, katanya. Tahu-tahu setahun kemudian, ketika antologi Serunya Puasa Ramadhan di Luar Negeri ini belum terbit, dia sudah mengeluarkan antologi dengan tema serupa, hehehe.....
Untunglah, saya inget punya saudara yang tinggal di Jepang! Yap, sodara, walaupun gak sedarah ya, karena disatukan oleh ikatan pernikahan. Namanya, Vita atau Nurvita. Dia punya nama pena, Vita Dayoo. Nah, hubungan saudara itu datang dari suami Teh Vita yang masih bersaudara dengan suami saya. Gitu, deh.... Jadi, untuk naskah dari Jepang ini memang agak nepotisme hehehe... Teh Vita suka menulis tapi menulis status. Dengan kata lain, naskah di dalam buku ini adalah naskah pertamanya yang diterbitkan. Itu pun setelah saya dorong-dorong. Untuk nulis naskah tiga halaman saja, lamaaa bangeet deh. Belum ngeditnya. Maklum, ceritanya masih gak fokus. Tapi saya suka semangatnya untuk belajar menulis. Walaupun naskah ini tertunda terbit sampai tiga tahun, Teh Vita masih sabar menunggu dan gak ngomel-ngomel.
Teh Vita sudah tinggal di Jepang sejak menikah, karena suaminya kan kerja di Jepang. Tadinya juga Teh Vita kerja di Jepang, sampai kemudian disuruh berhenti samap bosnya karena hamil 9 bulan. Katanya sih, orang Jepang gak tega lihat wanita hamil ikut kerja. Sejak itu, Teh Vita kerja di rumah jadi pedagang online. Kisah puasa Ramadhan di Jepang versi Teh Vita sungguh menarik untuk disimak. Bagaimana perjuangannya mendapatkan bumbu-bumbu masakan khas Indonesia agar bisa tetap makan dengan menu Indonesia. Ternyata Indonesia memang sulit dilupakan ya.
Kedua, adalah kisah berpuasa Ramadhan di Mekkah yang diceritakan oleh Awy. Awy ini saya kenal di facebook. Dia duluan yang pedekate lho, wkwkwk.... Eh, ternyata dia sekarang lebih terkenal daripada saya. Lihat saja follower twitternya. Dia ini termasuk ustadz twitter, deh. Nyaris 10 tahun sekolah di Mekkah, enak banget ya bisa sering naik haji. Dia bercerita keseruannya menjalankan ibadah puasa di Mekkah yang pastinya sangat kondusif mengingat di sana kan islaminya kental sekali. Mau tau lebih jelasnya, ya harus baca buku ini dong.
Ketiga, cerita dari Belgia oleh Elly Romdlyana. Kalau yang ini naskahnya saya dapatkan dari hasil audisi. Saya minta teman-teman penulis di luar negeri untuk ikut bantu naskah, dan akhirnya dapat deh naskah dari Belgia ini. Tentunya berpuasa di negeri yang minoritas muslim itu akan mendapatkan tantangan tersendiri, ya? Gimana tantangannya? Ya, hanya bisa disimak di sini. Yang pasti, jam puasanya lebih panjang, sampai 16 jam! Nah, kuat gak tuh kita puasa sampai 16 jam?
Yuk ah buruan cari buku Serunya Puasa Ramadhan di Luar Negeri! Jangan sampai kehabisan! Mumpung masih suasana Ramadhan.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih atas komentarnya.
Mohon gunakan kata-kata yang sopan dan santun yaaa.....