http://muzy.com/ |
Ramadan tahun ini benar-benar
momen penuh warna bagi saya. Ada
banyak berkah yang saya dapatkan sejak
memasuki bulan Ramadan. Ada banyak kegiatan juga yang harus dilakukan, baik
itu sebagai individu, seorang ibu, dan seorang penulis. Sebagai individu, saya
berniat meningkatkan amal ibadah di bulan ramadhan ini. Penginnya sih
ibadah-ibadah sunah ditambah; membaca Al Quran, salat sunah, dan sedekah. Tahun
lalu, kondisi fisik dan waktu tidak begitu bagus karena sering drop dan tidak
punya asisten rumah tangga. Alhamdulillah, tahun ini ada si bibi yang membantu
pekerjaan sehari-hari, jadi bisa lebih ringan menjalankan ibadah puasa dan
beraktivitas sehari-hari.
Saya juga berkomitmen tidak akan
melewatkan sahur satu hari pun. Tahun lalu, saya ingat betul pernah ketinggalan
sahur. Akibatnya, seharian berpuasa tanpa sahur, rasanya lemaaas sekali. Sahur
itu memang penting. Makanya harus jaga-jaga setel alarm dan tidak tidur terlalu
larut. Alhamdulillah, sampai hari ke-18 ini, masih bisa sahur walaupun hanya
tersisa waktu 30 menit, lumayanlah daripada tidak sahur sama sekali, ehehehe….
Sebagai penulis, tiga buku saya
juga terbit dalam waktu berdekatan di
awal bulan Ramadan. Dua buku antologi bertema Ramadan: Serunya Puasa Ramadhan
di Luar Negeri dan Once More Ramadhan, serta satu novel remaja berjudul Aku,
Juliet. Semoga saya konsisten menulis hal-hal yang positif dan bermanfaat bagi
orang banyak.
Ramadan tahun ini, saya juga
sedang mencoba melatih anak-anak untuk ikut berpuasa. Usianya baru 6,5 dan 5,5
tahun, tapi belajar puasa tak ada salahnya, kan? Awalnya mereka masih menolak,
apalagi bangun sahur susah sekali. Untuk membuat mereka lupa sedang berpuasa,
saya ajak ngabuburit ke mall. Sebenarnya sih suami sekalian mengurus asuransi
mobil yang kena serempet motor orang, eh ternyata di mall itu sedang ada
pameran alat-alat peragaan IPTEK.
Gratis, pula. Wah, kesempatan nih. Jadi, anak-anak bisa dapat hiburan
tak sekadar jalan-jalan.
Ngabuburit ke Pameran IPTEK #MomenPenuhWarna |
Pameran IPTEK itu diadakan oleh
Kementerian Riset dan Teknologi. Macam-macam deh alat-alat peragaan IPTEK yang
dipamerkan. Ada pendulum, alat penerka tanggal lahir, bola terbang, sampai
pembuat halilintar. Wuiiih… keren, yah. Sayangnya, si sulung sudah
merintih-rintih minta makan. Kami coba bujuk-bujuk dia supaya tahan nunggu azan
zuhur, kan dia puasanya sampai zuhur dulu. Setelah buka, baru diteruskan lagi
puasanya, gitu. Namanya juga baru belajar puasa. Akhirnya, dia nangis deh,
yaaah… batal puasanya.
Setelah “buka puasa,” kami pun
melanjutkan perjalanan ngabuburit akhir pekan itu, lalu pulang ke rumah
menjelang waktu berbuka puasa magrib. Tadinya kami mau sekalian nyari baju
lebaran (baru dua hari puasa, udah mau lebaran hehe…), tapi berhubung THR belum
turun, ya nanti saja deh. Alhamdulillah, puasa di minggu pertama berjalan
lancar. Minggu berikutnya, 6 Juli 2014, saya menjadi pembicara di peluncuran
buku terbaru bersama tiga orang penulis lain. Acaranya sengaja dijadwalkan jam
ngabuburit, alias jam 4 sampai 6 sore. Biar sekalian buka bersama.
Wow, toko buku rupanya penuh
sekali di jam ngabuburit! Hampir saja tidak kebagian parkir mobil. Sempat “diusir”
satpam, disuruh pindah ke tempat parkir lain. Suami saya sampai bilang, “Istri
saja mau jadi pembicara, Pak.” Syukurlah, itu satpam mengerti dan memberikan
sedikit tempat parkir. Sebelum acara dimulai, anak-anak mencari buku untuk
mereka sendiri. Alhamdulillah, karena sejak kecil sudah dibiasakan membaca
buku, jadi kalau ke toko buku itu mereka antusias sekali. Pasti sibuk cari buku
untuk sendiri. Diskonnya juga bombastis. Harga buku sangat terjangkau dari
harga Rp 3.000! Tak ada alasan lagi tidak beli buku untuk anak-anak. Buku
sumber ilmu, penting baca buku. Ya, kaaan…..
Acara peluncuran buku pun
berjalan dengan lancar. Anak-anak tidak rewel menunggu saya menjadi pembicara.
Yang kecil diasuh ayahnya. Si sulung malah anteng menyaksikan mamanya berbicara
di panggung. Di akhir acara, mereka malah ikut foto-foto dengan semua penulis
dan tim dari penerbit. Seruu bangeet. Si bungsu malah penasaran sama mix yang
saya pegang. Semoga aja kelak mereka berani bicara di depan panggung, karena
melihat ibunya cuap-cuap. Saking senangnya, pas jam berbuka puasa, saya sudah
tidak merasakan lapar walaupun belum buka. Tapi tetap harus buka puasa, dong….
Panitia juga sudah menyediakan takjil gratis. Setelah itu, kami juga ditraktir
buka bersama, yeaay!
Peluncuran buku terbaru #MomenPenuhWarna |
Hari Seninnya, 7 Juli 2014, hari pertama si sulung masuk ke sekolah
dasar. Saya sudah pasti dapat tugas mengantar dan menunggui di sekolah. Untung
bulan puasa, jadi bisa bangun dari sebelum subuh. Si kakak agak susah
bangunnya, mungkin karena kecapaian habis menemani mamanya talkshow. Syukurlah,
dia mau ke sekolah. Minggu depannya, 14 Juli 2014, dia sudah pakai seragam sekolah yang baru. Haru rasanya
melihat anak pertama sudah duduk di
bangku sekolah dasar. Adiknya juga baru masuk TK. Jadi gantian deh saya
menunggui adiknya. Yang lucu, dia belum punya celana putih, sedangkan hari
Senin itu harus pakai celana putih dan baju batik. Syukurlah, dia tetap percaya
diri, walaupun berbeda sendiri dengan teman-temannya. Besoknya, dia sudah tak
perlu diantar lagi ke sekolah.
Si sulung masuk SD, si tengah masuk TK :D #MomenPenuhWarna |
Masih ada banyak kegiatan lain
menanti saya di bulan Ramadan tahun ini. Salah satunya, menjadi pembicara dalam
acara pelatihan menulis di SMK Wali Songo, Depok, tanggal 19 Juli besok. Semoga
menjadi amal ibadah saya di bulan Ramadan ini, karena berbagi ilmu kepada
adik-adik SMK. Aamiin….
Official Twitter @Telkomsel |
berkah banget nih ya mbk,kesana kemari hehehe
ReplyDeletesukses untuk kontesnya^^
Hehe, jadi inget beberapa tahun lalu waktu ponakan saya masih belajar puasa.. pernah dia diam2 mau makan kue lebaran tapi keburu kepergok saya.. ngga jadi batalin puasa deh. Semoga anak-anak mbak Leyla tetep semangat belajar puasa :D
ReplyDeleteaku dukung mbak leyla
ReplyDelete