Swing voter? Apa itu? Terjemahannya, pemilih terbang haha... betul, gak? Pilpres 2014 ini cukup membingungkan buat saya. Pilpres lima tahun yang lalu, saya mantap memiliki Jusuf Kalla sebagai Capres, walaupun partai yang saya ikuti menginstruksikan untuk memilih SBY. Nah, lho! Gak ikut perintah pimpinan dong? Lah, lima tahun sebelumnya, saya udah pilih SBY dengan harapan tinggi, tapi menurut saya untuk lima tahun berikutnya, saya harus ganti pilihan, yaitu ke Pak JK. Bagaimana dengan tahun ini? Kan ada Pak JK juga di Capres No. 2.
Hmmm.... Masalahnya, saya gak sreg untuk pilih No. 2 karena ganjalan bahwa capresnya masih menjadi Gubernur DKI. Kecuali kalau beliau sudah gak memegang amanah ya. Bagi saya, kriteria pemimpin yang baik itu, yang paling utama adalah: AMANAH. Memegang kepercayaan yang diberikan kepadanya, apalagi sudah bersumpah di bawah Al Quran (iya gak sih?). Bagaimana dengan No. 1? Duh, saya takut juga sama Pak Prabowo, dari sejak sepuluh tahun lalu. Beliau sudah maju untuk Presiden, saya membatin "aduh, mau apa sih Pak Prabowo? Bukannya banyak kasus penculikan?" Kelihatannya Pak Prabowo itu militer sekali, hehehe.....
"Sesungguhnya orang terbaik yang kamu pekerjakan adalah orang yang kuat dan amanah." (QS: Al Qashash: 26)
Baiklah. Saya berpikir untuk memilih keduanya, jadi suara saya kan gak sah tuh. Ah, tapi itu juga bukan pilihan bijak. Bagaimanapun, saya harus memilih. Akhirnya, saya pelajari keduanya. Saya "hilangkan" keburukan-keburukannya. Saya perhatikan debat Capres di teve. Juga arus dukungan di media massa dan sosial. Menjelang Pilpres ini, kecondongan hati saya pun akhirnya makin ketahuan.
Tanpa mengabaikan kelebihan-kelebihan capres No. 2, saya insya Allah sampai hari ini masih condong memilih No. 1. Lho, kenapa? Saya lihat mimpi Pak Prabowo untuk memakmurkan Indonesia ini sangat besar dan berapi-api. Beliau juga kelihatannya tegas dan kuat (itu baru kelihatannya, saya mau lihat buktinya nanti). Saya ingin lihat apakah beliau akan bisa mewujudkannya. Kalau ternyata tidak bisa, ya Pilpres lima tahun berikutnya, saya pilih yang lain. Sedangkan untuk yang No. 2, beliau kan masih ada jabatan lain di DKI, nah itu selesaikan saja dulu.
Swing voter bagi saya adalah pemilih rasional, karena mereka memilih tanpa didasari oleh kefanatikan terhadap tokoh. Sebelum memilih, semuanya dipelajari dulu. Berbahaya kalau kita sudah fanatik kepada seseorang, baik buruknya bakalan ditelan. Timbang-timbang di antara keduanya, lebih banyak baiknya atau buruknya.
Saya tidak tahu tanggal 9 Juli nanti, tangan saya akan mencoblos yang mana. Walaupun hati saya saat ini sudah condong ke No.1, keputusannya menunggu tanggal 9 Juli. Mari kita pelajari lagi kedua capres yang sedang bertanding ini dan tidak perlu sampai jatuh ke sikap menjelekkan-jelekkan lawan. Salah satunya kelak akan menjadi Presiden kita, suka maupun tidak suka. Semangat untuk perubahan!
semoga pilihannya amanag ya mbak
ReplyDeleteYang pilih no. 2, Insya Allah juga karena Cinta Indonesia ;)
ReplyDeleteIntinya yang memilih adalah karena Cinta Indonesia :D
kita cinta indONEsia, mbak Leyla :)
ReplyDelete