Sunday, June 29, 2014

Kasus Tawuran Remaja dalam Novel Aku, Juliet

Sumber

Ide menulis bisa didapatkan dari mana saja, termasuk dari berita televisi. Novel Aku, Juliet—novel terbaru saya yang diterbitkan oleh Penerbit Moka—ini juga idenya dari berita televisi. Jadi, tahun lalu ada kasus tawuran antara anak SMA yang bersebelahan dan menyebabkan satu orang meninggal dunia. Beritanya heboh banget, sampai-sampai kedua sekolah yang berseteru itu harus mengadakan perjanjian damai yang disaksikan oleh Dinas Pendidikan DKI.


Tadinya, novel Aku, Juliet ini gak bermaksud mengangkat kasus tawuran tersebut. Ide ceritanya “cemen” banget, deh, kisah cinta biasa. Makanya kudu dirombak habis-habisan. Dan akhirnya saya dapat ide untuk memasukkan kasus tawuran di atas itu sebagai konflik utama. Setelah saya pikirkan, novel romance bakalan biasa saja kalau hanya seputar cinta. Saya ingin novel ini—yang ditujukan untuk remaja—gak melulu berkisah tentang cinta picisan. Saya ingin ada “sesuatu” nilai kebaikan yang bisa diangkat.

Kasus tawuran yang menewaskan seorang anak itu, sungguh ironis, karena yang terbunuh justru yang gak ikut tawuran. Ini kan terasa gak adil ya, anak baik-baik malah meregang nyawa akibat kesalahan teman-temannya. Di dekat tempat tinggal saya pun, ada kasus tawuran serupa, dan korbannya anak SMP. Anak itu dikejar dan diganyang bersama-sama, tapi herannya orang-orang yang melihat kejadian itu malah diam saja. Katanya sih takut. Naudzubillahimindzalik.. betapa tak pedulinya masyarakat kita. Bayangkan kalau anak yang dikeroyok itu adalah anaknya, dan gak ada seorang pun yang menolong.

Untuk penulisan novel Aku, Juliet ini, saya mengadakan riset kecil-kecilan via internet, kenapa sih ada anak-anak yang suka tawuran? Apa mereka itu gak mikir dulu sebelum membunuh temannya? Dan yang saya dapatkan, ada banyak penyebab mengapa seorang anak begitu mudahnya membunuh anak lainnya. Bahkan, meskipun kesalahan itu sepele. Mengerikan sekali. Di novel Aku, Juliet ini, saya menempatkan seorang anak SMA yang rajin, tidak pernah tawuran, bekerja part time sebagai pramusaji di sebuah restoran donat, tapi kemudian menjadi korban tawuran.

Semoga saja novel ini memberikan kebaikan untuk pembacanya, terutama dalam menyampaikan pesan bahwa tawuran bukanlah gaya hidup remaja yang keren!






2 comments:

  1. Wah, ada tentang tawurannya ya, bun. Jadi inget GA pakdhe yang tawuran dulu itu. Kalo diliat2 lagi, tema tawuran sering diangkat buat novel remaja. Jadi penasaran sama bukunya.

    ReplyDelete
  2. kalau ingat tawuran menyeramkan mbak

    ReplyDelete

Terima kasih atas komentarnya.
Mohon gunakan kata-kata yang sopan dan santun yaaa.....