Usai memberi materi workshop menulis di FLP Bogor Ki-ka: Ketua FLP Bogor, saya, Akmal Sjafril, panitia, moderator |
Alhamdulillah, kemarin, Ahad tanggal 11 Mei 2014, workshop menulis bersama FLP Bogor pun terselenggara. Tentu saja, seperti yang pernah saya ceritakan bahwa saya termasuk penulis demam panggung, saya juga merasakan demam selama seminggu sejak saya diminta menjadi pembicara, hehehe.... Bismillah, saya terus berdoa dan berlatih agar sukses menjadi pembicara. Saya diminta memberikan 4 materi tentang kepenulisan, tapi akhirnya jadi 2 saja.
Saat panitia menghubungi saya untuk jadi pembicara, saya agak ragu karena waktunya mepet, hanya seminggu ke depan. Saya langsung minta izin ke suami. Sebenarnya saya mau nolak lho, ya itu deh karena demam panggung itu dan khawatir suami gak ngizinin. Maklum, hari Minggu kan hari keluarga. Alhamdulillah, suami langsung ngizinin. Mungkin karena tempatnya deket dan waktunya pun sebentar. Tiga jam saja, istrinya dipinjam FLP Bogor.
Sudah lama saya gak ngumpul sama teman-teman FLP, sejak menikah deh. Saya juga gak mengenal teman-teman dari FLP Bogor. Kami disatukan karena FLP-nya itu. Dulu saya pernah aktif di FLP Semarang dan Depok. FLP Bogor sudah yang kedua kalinya meminta saya jadi pembicara, tapi yang pertama dulu saya tolak karena ada acara keluarga. Alhamdulillah, yang kedua ini bisa saya penuhi dan berlangsung dengan sukses.
Seperti biasa, saya membawa seluruh keluarga, yaitu suami dan tiga anak hehee.... Repot? Ya, pastilah. Pagi-pagi saya bangun dan langsung mandi, trus masak air hangat. Anak-anak ikut bangun dan langsung saya mandiin. Ismail sebenarnya udah protes, hari libur gak mau pergi pagi-pagi. Tapi setelah diimingi lihat rusa, baru mau deh. Di depan Istana Bogor kan banyak rusa. Syukurlah, kami bisa berangkat jam 7 pagi dan sudah sarapan juga. Saya sarapan di dalam mobil, biasa, emaknya sih belakangan.
Perjalanan memakan waktu 1,5 jam dari Sasak Panjang ke IPB Dharmaga, Bogor. Supaya bisa sampe ke sana, suami melihat GPS. Sebenarnya sih kami sudah pernah ke IPB sewaktu menghadiri pernikahan adik sepupu suami. Sampai di sana sekitar jam 1/2 9, masih ada banyak orang yang berolahraga di dekat tempat parkir. Coba bawa sepeda untuk anak-anak, kata suami. Saya menelepon panitia, minta dijemput, karena IPB luas banget dan gak tau deh fakultas ekologi (tempat acara) itu di mana. Untung Salim lagi bobo, jadi gak ngeliat maknya pergi. Suami dan anak-anak gak ikut ke tempat acara, mereka asyik menghabiskan waktu di hutan depan tempat parkir. Katanya sih ada monyetnya juga di sana.
Sampai di lokasi, acara sudah dimulai. Ada sambutan dari Aep Saepullah. Yang ini teman saya, dulu dia pernah di FLP Ciputat. Saya juga pernah baca bukunya. Eh, ternyata saya lupa dulu wajahnya, walaupun agak-agak inget. Dia juga ngaku-ngaku sebagai teman saya, wkwkwk.... Saya tanya ke moderator, hm.. tebakan saya benar, si Aep toh. Sambil nunggu pemateri pertama datang, moderator ngomong duluan. Pemateri pertama ini Kang Akmal Sjafril, penulis buku Islam Liberal 101 sekaligus aktivis Indonesia Tanpa JIL. Wuih, tadinya saya agak jiper, kirain bakalan sangar gitu orangnya.
Untunglah saya gak jadi bawain materi duluan, karena Kang Akmal sudah datang. Ternyata melihat sosoknya secara langsung, kesan sangar itu hilang. Wajahnya ramah dan banyak tertawa, lho. Dia bawain materi tentang menulis sebagai idealisme. Memang sih, beliau idealis sekali. Bukunya, "Islam Liberal 101" diterbitkan secara indie, karena penerbit major kan takut-takut nerbitin buku yang kontradiktif. Beliau menulis buku itu bukan untuk nyari uang, tapi benar-benar ingin memberitahukan kepada orang banyak mengenai bahayanya Islam Liberal.
Saya banyak menyerap ilmu dari Kang Akmal. Saya sendiri sudah membuat slide presentasi yang, ssst... banyak dibantu oleh suami saya lho. Jadi, suami saya ini benar-benar pendukung nomer satu, deh. Udah bikinin slide, anter jemput ke tempat lokasi, plus ngasuh anak-anak selagi emaknya "ngamen." Kayaknya saya ini istri yang beruntung, deh. Alhamdulillah.....
Saat menunggu giliran bicara, saya grogi dong, tapi setelah bicara, bisa lancar jaya lho. Memang kita ini harus berani menaklukkan ketakutan. Senang bisa berbagi bersama FLP Bogor. Semoga ke depannya FLP Bogor menghasilkan penulis-penulis yang karyanya mumpuni. Aamiin.....
Ternyata kalau udah ngomong, bisa lancar :D |
Peserta serius mengerjakan tantangan menulis dari pembicara |
Saya dan Kang Akmal sibuk menilai tulisan peserta |
Wajah-wajah bersemangat FLP Bogor |
subhanallah, emak2 super...sukses buat Mbk Leyla dan FLP Bogor
ReplyDeleteseru banget ya, bun. moga makin banyak yang terinspirasi untuk menuliskan kebaikan
ReplyDeleteKeren banget. BAW semakin bersinar. Semoga semakin banyak orang yang tertular virus menulis. :)
ReplyDeletewow,keren banget mbk,,,sukses selalu yaaaaa......semoga bisa workshop ke kota2 lai hehehehe
ReplyDeleteAllhamdulillah acaranya sukses ya mbak
ReplyDeleteMudah2an jadi inspirasi ya..
ReplyDelete