Saya Tidak Golput, Lho....

“Bi, Bibi jadinya milih partai apa nanti?” tanya saya kepada si Bibi, berharap bisa kampanye terselubung, hihihi….

“Gak tau, Bu, belum tau nih,” wajah si Bibi malu-malu.

“Kok belum tau? Kira-kira yang mana?”

“Ya gak tau, Bu. Liat nanti deh sebelum pemilihan. Siapa yang dateng ke rumah saya.”

“Lho?????”

“Yang ngasih uang gede deh baru saya pilih. Itu Pak xxxx, caleg xxx, kemarin ngajakin jalan-jalan ke Kubah Emas tapi cuma bayarin mobil aja. Masa rombongan gak dikasih minum, air putih kek. Malah dimintai uang 3 ribu buat bayar tiket masuknya. Kayaknya saya gak milih dia lagi deh. Saya milih yang ngasih duit aja deh.”

“????”

Lain hari, saya berkomunikasi dengan teman saya yang mengaku idealis sehingga tak pernah mencoblos saat pemilu (alias golput). Katanya, dia golput karena gak pernah percaya sama pemerintah. Semua pejabat pemerintahan gak ada yang bener. Semuanya membohongi rakyat, ngapain dipilih?

Lain hari, saya menonton berita di televisi bahwa kertas suara yang tidak dicoblos (tidak digunakan oleh pemilih golput), dijual oleh oknum KPU seharga Rp 70 ribu/ kertas suara kepada caleg atau partai tertentu yang curang.

Nah, nah, nah, wajar dong kenapa kita gak pernah dapet pemerintah yang bener? Karena yang benar-benar memilih adalah orang-orang seperti si Bibi yang hanya akan memilih caleg atau partai yang memberinya uang. Sementara orang-orang yang mengaku idealis seperti teman saya itu gak mau memilih (alias golput) karena merasa semua anggota legislative itu gak bener, padahal kertas suaranya dibeli oleh caleg yang gak bener dan dicoblos dooong!

JADI????

Hari ini saya memilih. Saya tidak golput, lho.... :D