Kejutan Akhir Tahun: Juara 1 Lomba Blog Nakita |
Saya membaca ulang beberapa curhatan yang
tertulis di notes handphone. Tentu saja curhatan itu hanya saya simpan sendiri.
Sejak kelahiran anak ketiga, saya tahu kesibukan akan bertambah dengan mengasuh
bayi. Pekerjaan rumah tangga lumayan terbantu dengan kehadiran PRT paruh waktu,
yang bekerja sampai jam sepuluh pagi. Namun, saya membutuhkan bantuan lagi
karena dua anak yang lain harus sekolah. Rasanya saya kesulitan menyiapkan
keperluan sekolah mereka di antara tangisan bayi. Maklum, PRT saya itu sangat
perhitungan. Dia benar-benar tidak mau membantu mengasuh bayi di saat saya
menyiapkan sekolah anak-anak yang besar. Disebut besar juga tidak, karena kedua
kakaknya baru berusia 5 dan 4 tahun, yang satu masuk TK B, satu lagi TK A.
Setiap pagi, saya harus memandikan tiga anak
bergantian, di antara tangisan si bungsu. PRT saya tidak mau memasak, jadi saya
harus memasak bekal untuk kakak-kakaknya. Saya harus mengakui bahwa saya bukan ibu yang baik dalam urusan
masakan anak-anak, karena sibuknya. Saya tidak bisa menyiapkan masakan yang
alami, sebagaimana yang dianut ibu-ibu Healthy Baby Healthy Food. Saya terpaksa
menyiapkan masakan instan: sosis, mie goreng, nasi goreng, dan sebagainya. Bangun
jam empat pagi sampai jam enam, terus bergelut antara masakan dan anak-anak. PRT
hanya membantu urusan rumah tangga. Saya pun berpikir untuk menambah PRT yang
mau memegang bayi di saat saya mengurusi kakak-kakaknya.
Alhamdulillah, saya mendapatkannya. Namun, itu
juga menjadi bumerang buat saya. Perbedaan gaji membuat salah satunya
mengundurkan diri. Rasanya saya sudah adil, karena jam kerjanya berbeda. Begitu
yang satu mundur, yang satu ikut mundur. Aaaaagrrrhh… akhirnya saya sama sekali
tidak menggunakan PRT. Itu terjadi ketika bayi baru berusia tiga bulan.
Artinya, saya masih dalam kondisi super sibuk. Astaghfirullah! Bagaimana bisa
begitu, ya? Tega sekali kedua PRT itu meninggalkan saya. Saking sakit hatinya,
ketika mereka mau kembali lagi, saya tidak mau. Biarlah saya makan sendiri
kesibukan mengurus anak dan rumah tangga.
Hasilnya bisa ditebak. Setiap bulan saya terkena
sakit magh, mencret-mencret, dan terakhir kali dirawat di rumah sakit bersama
si bungsu. Anak-anak juga sering sakit, karena ibunya terlalu capai sehingga mereka
tidak terawat dengan baik. Suami sudah menyuruh untuk mencari PRT lagi, tapi
sulit mendapatkannya. Dalam kondisi seperti itu, saya masih sesekali menulis,
karena hanya dengan menulis saya bisa melepaskan stress. Saya masih suka
mengikuti lomba-lomba menulis dan blog, seperti tahun 2012, tetapi lebih banyak
mendulang kekalahan. Rasanya nyesss banget deh, sudah susah-susah menulis tapi
kalah terus.
Dua novel di pertengahan tahun |
Mungkin ada ibu rumah tangga yang bisa memegang
semua pekerjaan sendirian, tetapi saya bukan salah satunya. Saya membutuhkan
bantuan orang lain. PRT itu benar-benar telah berjasa buat saya. Saya bisa
mengurus anak-anak dengan baik dan bahagia, juga bisa lebih banyak punya waktu
untuk menulis tanpa badan pegal-pegal. Dan entah bagaimana, hasilnya,
tulisan-tulisan saya mulai sering memenangkan lomba lagi. Walaupun pertengahan
tahun 2013, tidak begitu baik buat saya. Setidaknya, di akhir tahun ini, saya
mendulang banyak keberhasilan.
Tiga novel saya terbit di tahun 2013 dalam waktu
berdekatan, yaitu menjelang Idul Fitri (pertengahan tahun) sampai akhir
Desember, walaupun ketiganya tidak ditulis di tahun 2013. Itu gunanya menabung
tulisan. Suatu saat, tulisan-tulisan itu akan muncul di waktu yang tepat. Beberapa
lomba blog skala besar yang saya menangkan adalah: Pertamax, Gotosovie, Tango
Hand in Hand, FPKR (Forum Peduli Kesehatan Rakyat), dan yang terakhir adalah
lomba blog Parenting oleh Tabloid Nakita. Jumlah kemenangan itu jauh lebih
sedikit daripada kekalahan, tetapi saya bersyukur masih diberi kesempatan untuk
memenangkan sesuatu di saat kondisi sedang sibuk-sibuknya mengurus anak-anak.
Dalam lomba blog, prediksi sering kali salah. Saya tidak menyangka bisa
memenangkan lomba blog Parenting oleh Tabloid Nakita dan menjadi juara pertama,
karena peserta lain bagus-bagus, bahkan sudah sering memenangkan lomba blog
parenting. Mungkin ini yang namanya
rejeki.
Lomba tulis lain yang diadakan brand besar yang saya menangkan,
diantaranya: lomba mudik Republika, lomba menulis surat untuk anak oleh
Esensi.com, lomba resensi buku “Anakku
Sehat Tanpa Dokter” dari Penerbit Stiletto, dan lomba blog Laiqa Magazine dan
Rinso Cair. Hadiahnya lumayanlah, walaupun berbentuk barang.
Novel Penutup Tahun |
Akhir kata, saya menuliskan ini untuk mengingat
kembali pencapaian di tahun 2013. Ketika membaca curhatan di notes hp itu, saya
bersyukur bahwa dalam keadaan sulit, masih tetap bisa menulis dan menghasilkan.
Rasa syukur ini semoga dapat melipatgandakan pencapaian di tahun 2014 besok. Aamiin….
Akhir-akhir ini rejekinya mbak leyla dari lomba lancar djaya oe. mudah-mudahan aku bisa ngekor deh ^^
ReplyDeleteAamiin... sukses selalu buat Mbak Ela, hebaaaaat, rezeki memang nggak kemana yah Mbak :)
ReplyDeletejempol lah buat mbk leyla,mulai pertengahan tahun (saya ngamatinnya dan mulai tahu) rezekinya ngalirrrr mulu,mulai dari buku,lomba besar dll....hebat mbk,semoga sllu berkah untuk tahun2 selanjutnya ^^
ReplyDeleteSelamat ya mbak... meskipun kesibukan sebagai ibu rumah tangga demikian banyak, namun mbak masih berjaya di berbagai ajang lomba menulis.
ReplyDeleteAku baru tahu kalo mbak jadi juara pertama di lomba blog Nakita. Selamat yaaaa....
Aku sekarang juga jarang ikutan lomba menulis mbak... Selain karena sering kalah daripada menang hehehe... tapi juga karena emang akhir2 ini sedang repot dan gak mau mikir yang berat2 hahaha...
ReplyDeleteLomba nulis yang aku ikuti akhir2 ini malah review buku. :D
Walau belum pernah menang, tapi aku senang melakukannya..
Aamiin.
ReplyDeleteDalam setiap keadaan sulit, pasti ada hikmah dan akan datang senang, Mak ^^
semoga tahun depan makin banyak karya yang diterbitkan lagi ya mbak
ReplyDeleteKeren mba, selamat ya... semoga ketularan juga hehe ^_^
ReplyDelete