Penulis: Innuri
Sulamono
Penerbit: Indah
Setya
Tahun Terbit:
Cetakan 1, Maret 2013
ISBN:
978-602-17304-1-6
Jumlah
halaman: 237
“Fungsi ujian dan cobaan adalah agar kita
kembali kepada-Nya. Jadikan semua itu tantangan untuk membuktikan betapa Maha
Kuasanya Dia. Berterimakasihlah kepada ujian dan cobaan, karena dengan demikian
kita diberikan kesempatan untuk lebih mengenal-Nya dan ditinggikan derajad kita
di hadapan-Nya. (halaman 2)
Siapa manusia
yang tidak diuji? Tidak ada seorang manusia pun yang bisa lepas dari ujian
selama dia hidup di dunia ini. Bahkan, seseorang yang hidup bergelimang harta
dan kemewahan, sesungguhnya juga sedang diuji. Bagaimana bila suatu ketika
harta yang kita miliki diambil kembali oleh pemilik sebenarnya?
Buku ini
langsung menampar saya sejak halaman pertama. Setiap kata yang dituliskan oleh
Innuri Sulamono begitu membekas, menyejukkan, sekaligus membeningkan hati.
Tidak ada kata yang sulit untuk dipahami, karena Innuri menulis secara
sederhana tetapi menusuk. Dia menceritakan kebangkitannya dari kebangkrutan
yang merampas semua hartanya. Bahwa sesungguhnya dia memang tidak pernah
memiliki harta itu. Semua milik Allah, jadi wajar bila kembali kepada-Nya.
Innuri
mengisahkan saat-saat ketika dia terbelit hutang. Bukan satu juta-dua juta,
melainkan ratusan juta. Bahkan, untuk biaya hidup sehari-hari pun terbatas,
bagaimana pula untuk membayar hutang bisnisnya itu? Barangkali selama ini kita
salah berdoa. Kita yakin bahwa hutang-hutang kita akan lunas bila kita sudah
berusaha. Kenyataannya, hutang tersebut bukannya berkurang malah bertambah terus. Tanpa sadar, kita terjebak pada
kesombongan yang halus. Merasa bisa melunasi hutang dengan kekuatan sendiri. Innuri
pun menyerah dan memasrahkan semua hutangnya kepada Allah.
“Ya Allah, aku sungguh tidak sanggup
menyelesaikan hutangku, tapi Engkau bisa. Aku pasrahkan semua hutangku
kepada-Mu, terserah bagaimana Engkau menyelesaikannya. Biarkan aku
bersenang-senang dengan banyak mensyukuri nikmat-Mu dan ijinkan aku berbuat
kebaikan karena-Mu.” (halaman 12).
Kita seringkali
memprotes Allah terhadap beberapa kejadian tidak menyenangkan yang terjadi
dalam hidup kita, tanpa kita sadari bahwa itu adalah cara Allah untuk
berkomunikasi kepada kita. Barangkali kita sudah melupakan-Nya, sehingga Allah
menegur kita melalui musibah agar kita kembali kepada-Nya. Kita mungkin pernah
menghujat-Nya, “Ya Allah, bila Engkau memang menyayangiku, mengapa Kautimpakan
ujian seberat ini kepadaku?”
Kita lupa bahwa
tujuan kita diciptakan ke dunia adalah untuk beribadah kepada-Nya. Akan ada
banyak hal yang membelokkan niat kita itu, sehingga Allah menguji kita. Allah
mengurangi hukuman di akhirat, dengan memberikannya di dunia. Tetaplah
mensyukuri semua pemberian Allah, baik berupa kenikmatan hidup maupun musibah.
Setelah jatuh
ke dalam kubangan hutang, bangkrut sebangkrut-bangkrutnya, Innuri berhasil
keluar melalui keajaiban finansial yang diciptakannya melalui renungan-renungan
panjang. Setiap poinnya ditulis dalam huruf tebal, sehingga dapat langsung
tertanam di otak kita. Ah, tak ada satu pun dari paparannya yang tidak menyentuh
hati saya. Betapa selama ini niat saya dalam bekerja telah melenceng jauh. Ada
kalanya niat saya bekerja untuk melunasi hutang-hutang, pemenuhan kewajiban, mendapatkan
pengakuan dari orang lain, dan ingin terlihat mandiri. Padahal, semestinya niat
kita bekerja hanya untuk Allah semata.
“Jalani peran Anda dengan ikhlas dan penuh
tanggung jawab di hadapan Allah. Allahlah yang paling berhak menilai Anda,
bukan manusia…” (halaman 90)
Buku yang sangat luar biasa! |
Kita tahu bahwa
sebagian besar dari kita berambisi untuk mengambil perhatian orang lain, lalu
kecewa ketika pandangan dunia tidak mengarah kepada kita. Kita meyakini bahwa
orang-orang yang berprestasi adalah orang-orang yang mendapatkan pengakuan dari
orang lain, dikenal oleh banyak orang. Padahal, boleh jadi, orang yang
mendapatkan perhatian dari Allah adalah orang yang terlihat biasa-biasa saja di
mata kita.
Dari sekian
banyak paparannya, Innuri memberikan rahasia formula untuk menciptakan produk
unggulan. Dia sudah mempraktekkannya dan hasilnya, produk-produk butiknya
sangat unik, inovatif, dan mengambil perhatian banyak orang. Formula yang
digunakan untuk meramu produk-produknya itu membuat saya tercengang. Formula
sederhana, tetapi tidak sederhana saat mempraktekkannya.
“Berzikir saat melakukan apa saja, memuji
kebesaran Allah, bersyukur, dan melakukan banyak hal yang mengingatkan aku
kepada Allah.” (halaman 92).
Buku ini
benar-benar obat yang tepat bagi siapa pun yang sedang galau. Tidak menggurui
juga tidak membuat kening berkerut-kerut saat membacanya. Intinya adalah bahwa
Allah adalah tujuan dari segala aktivitas kita di dunia.
Resensi ini diikutsertakan dalam Lomba Resensi Buku "Menciptakan Keajaiban Finansial."
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete