"Dialah yang menjadikan malam bagi kamu supaya kamu beristirahat padanya dan (menjadikan) siang terang benderang supaya kamu mencari karunia Allah. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang mau mendengar." (QS. Yunus: 67)
Kemarin itu sosial media dikejutkan dengan berita kematian gadis muda akibat bekerja selama tiga puluh jam nonstop. Kabarnya, almarhumah bekerja sebagai copy writer, pekerja kreatif. Kira-kira sama deh dengan penulis/ novelis/ blogger seperti yang saya tekuni ini. Memang ya, kalau pekerjaan itu sudah menjadi passion, sesuatu yang kita cintai, susah banget untuk berhenti. Saya sendiri juga kalau sudah nulis lupa berdiri. Maunya nuliiiis terus. Kelihatannya teman-teman penulis lain juga suka begadang. Tengah malam buka sosmed, status-status dan kicauan teman sesama penulis masih berseliweran. Entah baru bangun atau sudah begadang, alias belum tidur-tidur.
Saya juga pernah disindir oleh keluarga mengenai kesukaan begadang. Padahal, saya gak begadang lho. Gara-garanya mereka sering melihat status-status saya di tengah malam atau dini hari. Ini kan pinter-pinternya kita aja mengatur waktu. Seringnya memang saya tidur setelah Isya (jam 1/2 8 malam), lalu bangun jam 11, atau 12, atau 1 malam. Tergantung mata mau melek gak. Kalau tidur kebanyakan juga kan mata udah gak ngantuk lagi ya. Tapi kalau masih ngantuk banget, ya saya tidur aja terus hahaha......
Masalahnya, kita itu diperbudak oleh DEADLINE. Deadline yang lebih seringnya kita buat sendiri. Kecuali kalau kita terikat oleh perusahaan atau penyewa ya. Kalau penulis bebas seperti saya, deadlinenya memang dibuat sendiri. Misalnya, deadline mau ikut lomba novel itu, lomba blog ini, dan sebagainya. Saya pernah diperbudak oleh deadline juga, hasilnya mencret-mencret dan terkapar selama tiga hari karena sakit magh.
Selain kurang tidur, senjata para penulis itu adalah minuman berenergi dan berkafein supaya tahan ngantuk. Kalau minuman berenergi, saya gak pernah minum. Aneh, gitu. Kalau kopi, saya suka minum tapi sehari hanya secangkir. Sedangkan kita tahu sendiri bahwa meinuman tersebut tidak baik untuk tubuh. aam jumlah sedikit sih gak apa-apa, tapi kalau dalam jumlah banyak? Tubuh kita tahu kapan harus beristirahat, kita aja yang sering memaksakan diri. Kalau saya sudah ngantuk dan capek banget, saya pilih tidur. Buat apa memperjuangkan deadline, kalau nanti sakit dan akhirnya gak bisa nulis-nulis lagi. Apalagi kalau deadline yang kita perjuangkan itu nyatanya tidak memberikan hasil apa-apa.
Allah Swt sudah menciptakan siang untuk bekerja dan malam untuk beristirahat, tentu bukan tanpa alasan. Saya pernah membaca, kalau di malam hari itu organ hati sedang bekerja untuk membersihkan racun-racun yang ada di tubuh kita. Saat itu, kita harus tidur. Kalau kita gak tidur, proses pembersihan itu tidak maksimal, dan racunnya masih mengendap di dalam tubuh kita. Lama-lama ya jadi penyakit, to? Untuk referensi ilmiahnya, silakan googling ya. Lah, saya mau cuap-cuap saja di sini, kok hehe.....
Sebagai ibu rumah tangga yang seharian mengasuh anak, saya memang hanya bisa nulis kalau malam hari. Saya rasa ibu-ibu penulis lainnya juga begitu. Tapi, saya tidak begadang semalaman. Jam kerja saya ya seperti telah disebutkan di atas. Sering kali kebablasan, gak bangun dan gak nulis apa-apa seharian. Nothing to lose. Toh, saya bukan pengangguran. Pekerjaan utama mengasuh anak sudah saya lakukan. Kecuali saya gak ngapa-ngapain seharian.
Novel Perjanjian yang Kuat, deadline santai :D |
Nah, makanya heran deh waktu itu ada seorang penulis yang merasa dikejar-kejar deadline dari penerbit. Harus merevisi novelnya. Kebetulan saya juga disuruh merevisi novel dari penerbit yang sama, tapi kok gak dikejar-kejar ya? Memang si editor utamanya sudah mengenal saya dan tahu kalau saya punya tiga anak kecil-kecil. Beliau paham, pasti saya kesulitan kalau dikejar deadline. Jadilah itu revisi novel gak cepat-cepat saya kerjakan, malah saya nulis buat lomba hehehe..... Apalagi saya sempat sakit, wuiih.. makin lama deh revisinya. Alhamdulillah, novel itu bisa tetap terbit. *rada khawatir juga dipending penerbitannya gara-gara deadline gak cepat selesai. Soalnya saya udah pengalaman dikejar-kejar deadline, eh novelnya lama sekali terbitnya. Eit, ini beda penerbit beda kinerjanya ya. Yang paling parah itu, sudah dikejar-kejar deadline eh novelnya gak jadi terbit.
Jadi, hidup itu seimbang saja. Bekerja memang ibadah, tapi gak perlu ngotot kan karena waktu kita bukan hanya untuk bekerja. Ada waktu untuk istirahat dan beribadah secara langsung kepada Allah Swt (ibadah ritual, semacam salat, mengaji, dsb).
Betul maak. Dalam hidup itu kita kudu seimbang porsinya. Hardoworkers juga gak baik buat tubuh. Kebanyakan tidur juga gak baik. Segala sesuatu yg berlebihan akan tidak baik. Alhamdulillah aku jg skrg sdh bisa memaintain waktu dengan baik. Berusaha mengerjakan segala sesuatunya dari skrg.
ReplyDeleteSlogan 'lebih cepat lebih baik' kayaknya bagus tuh yah kita terapkan :) jd merasa gak dikejar2 deadline lagi.
ya mak...setujuu jangan ngotot tapi 'ngakal' saja, yang penting target tercapai.....
ReplyDeletesetuju Bund, kudu seimbang. normalnya itu org bekerja 16 jam sehari,, wah klo 30 jam ituu udah kelewatan bingits. hehe... :D
ReplyDeletewaah, begadang? untungnya walopun lebih suka nulis malam, tp ga sampe begadang. apalagi minum berkafein, aduuuh jauh-jauh deh
betuuul itu mba...nyari yang seimbang memang ngg mudah, tapi jangan pernah lupa kalau kita manusia...istirahat itu wajiiib! saya sendiri walaupun bukan workaholic tapi sering bablas kalau kerja... btw, udah ikutan GAku belum :p...mudah lhoo..cek di sini ya ..http://indahnnuria.blogspot.com/2013/11/my-itchy-feet-2-giveaways-for-dear.html
ReplyDeletesetuju mak,,seimbang,,agak susah siih,,tp ya baiknya gt,,yg pnting istirahat yg cukup biar otak nya jg stay fresh :)
ReplyDeletesaya setuju dengan hidup itu harus berimbang. tak selalu hidup untuk mengejar deadline duniawi. toh kita juga sebenarnya ada tanggungan dengan deadline buat di akherat kan?
ReplyDeletebener banget setuju sekali , yang penting kan kita bisa mengimbangi antara kedua nya
ReplyDeleteharus seimbang ya mbak intinya
ReplyDeletebetulll... kalau emang sudah rejeki gak akan kemana mana kok
ReplyDeletesiiip mak ^^ ga usah ngoyo ya mak, tubuh kita juga punya hak untuk istirahat dll
ReplyDeleteMantap ,,, benar banget apa yang disampaikan anda mbak!
ReplyDelete