Semalam saya diundang memberikan bimbingan penulisan novel online di grup KOBIMO (lupa kepanjangannya). Facebook, entah kenapa lelet sekali. Mungkin harus diupgrade lagi. Alhamdulillah, diskusi cukup ramai dan saya bisa menjawab pertanyaannya meskipun ngetiknya harus satu-satu. Salah satu pertanyaan yang saya ingat adalah: "Apakah semua naskah langsung dikirimkan ke penerbit, atau diendapkan dulu? Adakah naskah yang tidak diterbitkan?"
Setiap menyelesaikan sebuah naskah, biasanya saya endapkan dulu sampai sebulan. Lalu, saya baca lagi dan teliti lagi, adakah yang bisa diperbaiki? Kalau tidak, baru dikirim ke penerbit. Lain halnya kalau naskah itu untuk lomba menulis, sudah bisa selesai saja sudah senang. Langsung kirim, tak peduli hasilnya bagaimana yang penting berpartisipasi. Pada akhirnya, menunggu jawaban dari penerbit itulah yang kemudian menjadi proses pengendapan naskah saya.
Misalnya, Frankfurt to Jakarta. Selesai ditulis, langsung dikirim ke satu penerbit, menunggu sampai tiga bulan, dan tidak ada jawaban. Kemudian, saya kirim lagi ke penerbit lain, sama juga hasilnya: tidak dijawab. Saya kurang tahu mengapa beberapa penerbit tidak memberikan jawaban. Apakah mereka belum membaca naskah saya atau terlupa atau imel tidak diterima? Yang pasti, kalau tidak dijawab berarti tidak berjodoh. Saya memilih untuk mengirimkannya ke penerbit lain. Proses menunggu itulah yang memberikan jeda waktu bagi saya untuk memeriksa lagi naskah itu, melihat apakah ada yang perlu diperbaiki.
Adakah naskah yang tidak diterbitkan? Ada. Cukup banyak naskah jadi yang masih tersimpan di folder komputer. Semua menunggu penerbit yang tepat. Mungkin juga ada yang tidak akan pernah diterbitkan, siapa yang tahu? Ada yang sudah bertahun-tahun masih terbengkalai. Saya memilih untuk menulis lagi, lagi, dan lagi. Kelak, jika sudah yakin mau mengirimkannya ke penerbit, baru deh saya cari penerbit lagi.
Sekarang ini saya sedang menyelesaikan revisi naskah novel yang proses penulisannya sudah 3 tahun lalu, tapi baru saya kirimkan lagi ke penerbit di bulan Juni lalu dan layak terbit dengan catatan revisi. Artinya, tidak ada naskah yang sia-sia. Yang mengendap, biarkan saja dulu mengendap. Cari momen yang pas untuk diterbitkan. Insya Allah, tak ada yang sia-sia dari semua yang kita tuliskan.
uwaaahhh,saya juga lagi ngedit tulisan pengalaman saya mengajar mbk..hbs itu bismillah di kirim,pingin kayak mbk,udah nerbitin beberapa buku hehe.....
ReplyDeleteWaahh... mba Leyla produktif juga ya... :)
ReplyDeleteHm, ternyata memang harus begitu ya, Mbak. Ga boleh kecewa jika naskah kita belum digubris oleh penerbit... :)
ReplyDeleteTetap harus semangat dan semangat untuk hasilkan karya2 lainnya. Trims for share, Mbak Leyla.
bener2 banget...
ReplyDeletepengen kayak mb, cuma saya kadang gak bisa fokus karna kerjaan yang melilit ketimbang waktu lenggang. ehhee
klo malem pengen banget tak kerjain tapi malah cape matanya.