Inilah salah satu nasib penulis saat bukunya harus berjibaku dengan ratusan buku lain di toko buku, jadi wajib menerima keputusan toko buku untuk meletakkan bukunya di mana. Saya sudah biasa melihat buku saya nangkring di rak terbawah. Masih mendinglah dipajang, daripada enggak. Emangnya ada yang gak dipajang? ADA! Saya pernah melihat yang lebih buruk lagi, yaitu diletakkan di dalam kardus, lalu teronggok di bawah meja salah satu rak buku.
Ada banyak penentu sebuah buku menjadi BEST SELLER, salah satunya ya penempatannya di toko buku. Kalau diletakkan di rak terbawah paling ujung, apa mungkin bisa dilihat calon pembeli? Kecuali yang sudah tahu mau beli buku apa, lalu mencarinya di komputer toko. Kemarin sewaktu mau membeli buku ini, saya juga harus mencarinya dulu di komputer toko. Setelah ketemu, itupun masih harus menajamkan mata melihat di mana buku saya itu berada.Alhamdulillah, buku saya masih bisa dipajang di toko buku :D
Frankfurt To Jakarta di TM Book Store Depok, foto: Sari Yulianti |
Eh... antologiku ada di sebelahnya :D #OOT
ReplyDeletewahahaha... senasib ya Mak..
DeleteKonon setiap penerbit mempunyai checker yang tugasnya mengecek peletakan buku terbitan mereka di toko buku. Konon pula para checker berlomba agar bukunya bisa berada di tempat yang mudah dilihat oleh pengunjung toko.
ReplyDeleteBuku saya berjudul Blog Mini Penghasilan Maksimal (Elex Media Komputindo) juga nylempit letaknya. Sayapun mengeluarkannya dan meletakkan di tempat yang bagus he he he he.
Salam hangat dari Surabaya
Tindakan yg bagus itu, Pakde. Kemarin saya juga begitu :D
Deletetapi di toko buku yang aku lihat buku mbak leyla gak dirak bawah loh
ReplyDeleteKalau aku lihat di Gramedia Malioboro Mal awal September lalu sih letaknya di tengah mbak.. :)
ReplyDeletedi sini belum masuk, bun. ntar kalo udah ada aku fotoin, insya Allah :D
ReplyDelete