Alhamdullillah, bisa juga saya menulis postingan ini untuk diikutsertakan dalam giveaway novel yang diadakan oleh Arga Litha. Pertama lihat pengumumannya, memang sudah tertarik karena naksir sama novel "Pulang" Leila S.Chudori. Saya sudah pernah baca reviewnya, katanya sih bagus. Novel sastra high quality. Lumayan kan buat belajar nulis novel supaya bisa nulis lebih bagus lagi? Tapi pas disuruh menuliskan tiga postingan yang paling saya sukai di blog Arga Litha, saya mulai mundur. Bukan apa-apa sih, cuma waktunya yang sempat gak yaaa... Soalnya pas baca pengumuman itu, saya lagi nyelesein satu novel dan mau masuk bulan ramadan pula. Biasanya kan makin sibuk kalau sudah puasa. Ternyata sekarang saya sudah free dan bisa ikutan giveaway Arga Litha.
Pertama saya kenal Artha (panggilan dari Arga Litha) itu di twitter. Dia memention saya untuk meminta dikritisi tulisan di blognya yang diikutkan untuk lomba blog. Padahal, saya sendiri juga baru ikut-ikutan lomba blog. Berikutnya, Artha menawarkan voucher pembelian baju batik hasil dari kuis. Sayang, harganya mahal-mahal dan gak terkover dengan voucher itu hehe.... Selanjutnya, saya semakin mengenal Artha setelah berteman dengannya di facebook. Menikmati ceplas-ceplos gadis itu di status-statusnya yang sangat bersemangat, terkadang emosional tapi saya memahami mengingat usianya masih muda. Dulu saya juga emosional, dan sekarang juga masih (lalu, apa bedanya?).
Setelah ikut giveawaynya bulan lalu, yang berhadiah Tupperware (sejujurnya, hadiah itu yang bikin saya mau ikutan, tapi sayang gak dapat. Belum rejeki), saya baru ngeh dengan blognya dan memfollownya, Dari situ juga saya tahu info giveaway ini. Semoga saja saya bisa dapat hadiah novel Pulang-nya, karena harganya kan lumayan kalau beli sendiri. Dan buku bagus begitu pasti lama deh turun harganya, ehehehe.. (dasar emak-emak).
Tiga tulisan Artha yang menarik perhatian saya adalah: Bidan, Menulis, dan Giveaway. Di tulisan ini, saya baru tahu kalau Artha itu seorang BIDAN! Yeeee...! Heboh, dong. Di status facebooknya, Artha sering update tentang pekerjaannya, tapi saya gak kepikiran kalau dia bidan. Saya pikir dia karyawan kantoran, gitu, lebih spesifiknya lagi, Sekretaris. Dan di fotonya ini, saya takjub melihatnya sudah berjilbab. Pertama kali mengenalnya, dia belum berjilbab. Barokallahu ya, Tha, semoga istiqomah dan terus berjilbab sampai akhir hayat. Sebagai seorang bidan, saya takjub karena Tha masih sempat menulis di blog, ikut lomba blog, giveaway, dan ngekuis. Tha termasuk yang produktif mengejar lomba, dan saya lihat rejekinya lebih banyak di giveaway.
Tulisan yang kedua adalah Faktor Keberuntungan. Artha menjelaskan empat prinsip keberuntungan yang dibacanya dari tulisan Richard Wiseman. Katanya, keberuntungan itu bisa dibentuk dan ditingkatkan. Saya setuju dengan uraian Artha di tulisan itu, sebagai sesama pemburu hadiah (memang nikmat ya mendapatkan hadiah :D). Kadang kita berpikir bahwa keberuntungan itu datang dengan sendirinya, padahal melalui usaha yang panjang. Saya ikut giveaway kadang memang melihat hadiahnya, tapi lebih banyak karena ingin menambah teman. Setiap ikut giveaway, pasti bertambah teman baru dan bertambah pula orang baru yang membawa postingan-postingan saya. Bukankah silaturahmi dapat membuka pintu rejeki? Jadi, hadiah yang didapatkan itu adalah berkah silaturahmi yang sudah kita lakukan. Bukan begitu, Tha? :D
Tulisan yang ketiga adalah Macam Jalur Untuk Menjadi PNS. Ceritanya Tha berniat mengikuti seleksi PNS. Saya komen di tulisan tentang bidan, kalau adik ipar saya membuka praktek bidan sendiri dan dia juga PNS. Nah, sepertinya Artha menjelaskan juga tuh di bagian akhir tulisannya. "Kok ngebet banget jadi PNS? Kan lebih enak buka praktek sendiri? -- Justru kalau mau buka praktek sendiri dengan bikin BPS, yang resmi PNS jadi lebih laris." Oooh.. jadi begitu tho.... Pantes, adik ipar saya, biarpun sudah jadi PNS tetap buka praktek sendiri. Tapi kebijakan di daerahnya sekarang sudah berubah. Bidan PNS yang buka praktek di rumah dilarang menarik bayaran, alias gratis, kecuali pasang KB. Biaya melahirkan dan imunisasi sudah ditanggung pemerintah daerah. Kalau ada yang melahirkan di rumah (bukan Puskesmas), Bidan membuat kwitansinya saja untuk diganti oleh pemerintah, tapi biaya penggantiannya lebih kecil daripada biaya praktek sendiri. Insya Allah, walaupun secara materi jadi berkurang, secara pahala akhirat jadi bertambah. Pekerjaan Bidan itu sangat mulia, karena membantu ibu-ibu untuk melahirkan. Bahkan disarankan agar lebih banyak lagi wanita yang menjadi Bidan dan dokter kandungan, agar para wanita tak perlu melahirkan di dokter laki-laki (haram, kecuali terpaksa).
Pertama saya kenal Artha (panggilan dari Arga Litha) itu di twitter. Dia memention saya untuk meminta dikritisi tulisan di blognya yang diikutkan untuk lomba blog. Padahal, saya sendiri juga baru ikut-ikutan lomba blog. Berikutnya, Artha menawarkan voucher pembelian baju batik hasil dari kuis. Sayang, harganya mahal-mahal dan gak terkover dengan voucher itu hehe.... Selanjutnya, saya semakin mengenal Artha setelah berteman dengannya di facebook. Menikmati ceplas-ceplos gadis itu di status-statusnya yang sangat bersemangat, terkadang emosional tapi saya memahami mengingat usianya masih muda. Dulu saya juga emosional, dan sekarang juga masih (lalu, apa bedanya?).
Setelah ikut giveawaynya bulan lalu, yang berhadiah Tupperware (sejujurnya, hadiah itu yang bikin saya mau ikutan, tapi sayang gak dapat. Belum rejeki), saya baru ngeh dengan blognya dan memfollownya, Dari situ juga saya tahu info giveaway ini. Semoga saja saya bisa dapat hadiah novel Pulang-nya, karena harganya kan lumayan kalau beli sendiri. Dan buku bagus begitu pasti lama deh turun harganya, ehehehe.. (dasar emak-emak).
Tiga tulisan Artha yang menarik perhatian saya adalah: Bidan, Menulis, dan Giveaway. Di tulisan ini, saya baru tahu kalau Artha itu seorang BIDAN! Yeeee...! Heboh, dong. Di status facebooknya, Artha sering update tentang pekerjaannya, tapi saya gak kepikiran kalau dia bidan. Saya pikir dia karyawan kantoran, gitu, lebih spesifiknya lagi, Sekretaris. Dan di fotonya ini, saya takjub melihatnya sudah berjilbab. Pertama kali mengenalnya, dia belum berjilbab. Barokallahu ya, Tha, semoga istiqomah dan terus berjilbab sampai akhir hayat. Sebagai seorang bidan, saya takjub karena Tha masih sempat menulis di blog, ikut lomba blog, giveaway, dan ngekuis. Tha termasuk yang produktif mengejar lomba, dan saya lihat rejekinya lebih banyak di giveaway.
Tulisan yang kedua adalah Faktor Keberuntungan. Artha menjelaskan empat prinsip keberuntungan yang dibacanya dari tulisan Richard Wiseman. Katanya, keberuntungan itu bisa dibentuk dan ditingkatkan. Saya setuju dengan uraian Artha di tulisan itu, sebagai sesama pemburu hadiah (memang nikmat ya mendapatkan hadiah :D). Kadang kita berpikir bahwa keberuntungan itu datang dengan sendirinya, padahal melalui usaha yang panjang. Saya ikut giveaway kadang memang melihat hadiahnya, tapi lebih banyak karena ingin menambah teman. Setiap ikut giveaway, pasti bertambah teman baru dan bertambah pula orang baru yang membawa postingan-postingan saya. Bukankah silaturahmi dapat membuka pintu rejeki? Jadi, hadiah yang didapatkan itu adalah berkah silaturahmi yang sudah kita lakukan. Bukan begitu, Tha? :D
Tulisan yang ketiga adalah Macam Jalur Untuk Menjadi PNS. Ceritanya Tha berniat mengikuti seleksi PNS. Saya komen di tulisan tentang bidan, kalau adik ipar saya membuka praktek bidan sendiri dan dia juga PNS. Nah, sepertinya Artha menjelaskan juga tuh di bagian akhir tulisannya. "Kok ngebet banget jadi PNS? Kan lebih enak buka praktek sendiri? -- Justru kalau mau buka praktek sendiri dengan bikin BPS, yang resmi PNS jadi lebih laris." Oooh.. jadi begitu tho.... Pantes, adik ipar saya, biarpun sudah jadi PNS tetap buka praktek sendiri. Tapi kebijakan di daerahnya sekarang sudah berubah. Bidan PNS yang buka praktek di rumah dilarang menarik bayaran, alias gratis, kecuali pasang KB. Biaya melahirkan dan imunisasi sudah ditanggung pemerintah daerah. Kalau ada yang melahirkan di rumah (bukan Puskesmas), Bidan membuat kwitansinya saja untuk diganti oleh pemerintah, tapi biaya penggantiannya lebih kecil daripada biaya praktek sendiri. Insya Allah, walaupun secara materi jadi berkurang, secara pahala akhirat jadi bertambah. Pekerjaan Bidan itu sangat mulia, karena membantu ibu-ibu untuk melahirkan. Bahkan disarankan agar lebih banyak lagi wanita yang menjadi Bidan dan dokter kandungan, agar para wanita tak perlu melahirkan di dokter laki-laki (haram, kecuali terpaksa).
Sip...
ReplyDeleteuraian yang meanrik. Mbak tha emang kan ceplas ceplos..
tapi semangatnya itu perlu dicontoh..
hohoho
sukses ya buat GA nya mbak :D
Iya betul, gak nyangka bidan sibuk masih sempet nulis ya, Ver :-)
ReplyDeletesaya kalau bikin giveaway itu kan ada ketentuannya, Mbak. Makanya yang bisa menangin giveaway saya itu yang memenuhi aturan. kayak edisi lalu, tulisan Mbak melebihi ketentuan, hehe. Jadi ya Babaiiii. Ada yang kurang dari aturan, gak bakal bisa menanglah
ReplyDeleteKalau buka praktek itu sosial, bukan untuk ngejar materi. Pengertian saya begitu. Saya bakal buka BPS kalau secara materi mencukupi dan bisa membantu yang kurang mampu. Makanya saya pengen jadi PNS ... atau kalau kerja di swasta-sasaran-saya (sekarang saya juga usaha masuk di RS swasta gede :D) kan bayarannya yahud tuh, baru deh saya buka BPS untuk menolong, bukan untuk memenuhi materi. Kalau jadi BPS, lebih banyak pasiennya sebab udah terkenal. "Itu loh bidan A yang kerja di RS negeri B", kayak gini contoh opini masyarakat
terima kasih ya Mbak, sudah terdaftar ^^
Ketentuan apa yang kurang, Tha? Saya berusaha mengikuti semua ketentuan, kecuali klo disuruh ngeshare terus menerus, karena waktu online terbatas dan bukan benar-benar quiz hunter juga, jadi ga ngoyo. Apalagi klo hadiahnya biasa aja, yg penting ikutan ngeramein. Makanya klo giveaway, saya lebih milih yg cuma nulis di blog dg tema sederhana, pasang banner, tulis komen, udah gitu aja Klo giveaway yg nyuruh ngeshare terus, nah itu ogah deh. Kayak giveaway promosi blog ol shop gitu. Sukses ya GA-nya :-)
ReplyDeletelebih dari 800 kata (untuk edisi tuppy)
Deletewaah kalau nge-share mulu saya udah kapok. ke-suspend >.<
hihi, enggak lah. ketentuan saya, share juga cuma sekali, di FB dan atau twitter ^^
Injih, gak tahu kapan lagi bikin yang setelah ini
Deskripsinya bagus. Penjabarannya juga jelas. Semoga berjaya di GA Novelnya Bu Bidan ya Mbk.
ReplyDeleteApapun pekerjaan dan aktifitas kita semoga diberikan kelancaran sama yang di atas.
Salam persahabatan dari Jember.
Blognya bagus Mbk.
DeletePenuh dengan sensasi ya megah agaknya.
Heheee sudah ku follow blognya.
Terimakasih.
Makasih Mas Imam. Salam kenal juga. Blog ini templatenya dari teman saya dan saya cukup gaptek sehingga ga bisa ngutak-atik lagi, takut salah :D Semoga ga bikin sakit mata ya hehe
DeleteIdem ma leyla..aku juga naksir ma novel itu tapi masih cari sela waktu buat nulis. Baru bisa buka blognya via hape.. sukses buat GA nya ya leyla.. *penasaran ma ketentuan yg belum terpenuhi apa aja.. ntar kasi tau ya kalo dah ada kejelasan. Kali aja lain kali bisa ikutan juga..artha rajin ngadain GA
ReplyDeleteYoi, Mba Ade, Aku jg bingung, ketentuan apa yg kurang? karena dulu itu namaku sudah terdaftar jadi peserta. Katanya kan klo udah terdaftar berarti sudah memenuhi semua persyaratan. Lebih enak klo dibilang kalah karena ga memenuhi selera juri ya :-)
DeleteSelera juri kan ga bisa diganggu gugat. Aku ikut giveaway ini juga untuk memeriahkan, krn kemarin kubaca di blognya, pesertanya sedikit. Sebagai orang yg pernah ngadain GA dan cuma diikuti 22 orang, aku tau betapa perihnya hehehe.... Kalah menang, gak masalah buatku. Itung2 ngisi blog.
kalau masalah selera juri, memang ada. tapi kalau tulisan kurang atau melebihi ketentuan, jelas kalah kan? :)
Deletegak perih juga sih. kan suka2. yang jelas kalau banyak, saya tambah hadiah. kalau enggak ya enggak, buat peserta pertama aja
Ool.. ada batasan jumlah halaman atau jumlah kataanya ya berarti artha? Hmm baiklah nanti diperhatikan deh detil ini kalo ikut GA artha
DeleteHarus detil banget mba Ade. Coba baca postingan Artha yg judulnya "Cara Memenangkan Giveaway." :D
Delete