Kendala Menulis #1: Mood

Dulu pernah ada yang tanya, gimana mau nulis kalo gak mood? Well, saya juga sering banget gak mood nulis, apalagi setelah punya anak-anak. Badan capek dan pikiran ruwet Kemarin itu, saya gak jadi nulis (padahal ada waktu banyak), gara-gara habis ngomelin anak-anak. Duh, jadi merasa bersalah. Akhirnya, malah nemenin mereka tidur. Mandangin wajah mereka yang sudah terlelap, dan ikut tidur.  Besoknya baru nyesel, kenapa gak dipaksain nulis aja, toh anak-anak udah tidur? Ya, itulah mood. Bikin runyam urusan. Apalagi saya tipe nyantai juga. Kalau bukan deadline yang mengikat, saya gak mau ngoyo. Maksudnya, kalau deadline itu dikasih oleh pihak yang sudah mengikat  saya dengan kontrak, mau gak mau harus saya kerjakan. Tapi kalo cuma deadline-deadlinenan semacam ikutan lomba yang belum tentu menang, kadang saya mengalah saja klo moodnya gak bagus.

Yang kebih bagus sih, kalahkan mood, seburuk apa pun. Saya sudah berusaha melakukannya. Walaupun lagi gak mood dan bahkan gak ada ide nulis, saya tetap berusaha menulis, apa pun itu. Makanya belakangan ini sering ikut lomba blog dan giveaway, ya supaya tetap menulis meskipun isinya garing." Tulisan yang dipaksakan memang jadinya kurang masuk ke hati, dan hasilnya sudah bisa ditebak: kalah. Kalau ikut lomba, tulisan yang garing itu lebih seringnya gak menang. Beda ya kalau memang ditulis dari hati, biasanya sih menang, karena nulisnya memang semangat dan lancar jaya. Tragisnya, saya lebih banyak ikut lomba yang "dipaksakan" hanya agar saya terus menulis. Jadinya jarang menang, deh ehehehehe.....

Sebab, profesi penulis atau pengarang itu profesi kreatif yang mana idenya mesti fresh, baru, dan unik. Penulis yang tulisannya "dapet" itu justru biasanya jarang nulis sih, karena dia baru nulis pas idenya "dapet." Tapi sekalinya nulis langsung JOSSS.. Belakangan ini saya sering melihat teman-teman yang rajin ikutan lomba blog, rajin menang, tapi kemudian gak menang-menang lagi (meskipun masih ikutan). Kemungkinan itu karena dia udah kebanyakan nulis dan kehabisan ide, jadi tulisannya begitu-begitu saja. Lalu muncul pemenang "baru" yang memang membawa ide-ide yang baru. Bukan gak mungkin si pemenang baru ini nanti juga akan mengalami kekalahan-kekalahan setelah kemenanang yang bertubi-tubi karena tulisannya stagnan.

Apa pun itu, bagi saya pribadi, yang penting tetap menulis. Saya bersyukur menjadi penulis apa saja: fiksi-nonfiksi. Jadi, kalau bosan dengan satu jenis tulisan, bisa beralih ke jenis yang lain. Termasuk juga ikutan lomba blog dan giveaway, suka ada yang nuduh matre, pengen dapat hadiah. Ya memang benar,  siapa yang gak mau hadiah? Tapi yang utama sih supaya tetap menulis, gak diatur-atur oleh MOOD. Kenapa juga gengsi ikutan lomba ini-itu atau tersinggung dibilang "matre"? Cuek saja dengan anggapan orang karena yang saya dapatkan lebih dari itu (hadiah, kalo menang). Selalu ada kepuasan batin setiap kali menyelesaikan tulisan, dipublish, dan dibaca banyak orang. Apalagi kalau tulisan saya bermanfaat. 

So, kalahkan MOOD dengan menulis apa saja!