Andy Lau sewaktu muda www.hkfilm.net |
Saya ingin jadi artis! Ooh.. artis… ah, biasa
kale… Eh, saya bukan ingin menjadi artis Indonesia, apalagi artis sinetron.
Tapi, saya ingin jadi artis Mandarin! Yup, saya bermimpi bisa main film di Hongkong
bareng Andy Lau dan kawan-kawan. Wkwkwkwk… sila tertawa sepuasnya. Memang pas
zaman saya SMP, film-film Mandarin lagi booming
di televisi dan bioskop Indonesia. Mirip seperti film dan drama Korea saat
ini. Dan, sudah tentu saya menjadi salah satu ABG yang menggemari film-film itu
dan bahkan bermimpi menjadi artis Mandarin.
Film Mandarin yang banyak diputar adalah film
kungfu dan gangster, jadi banyak adegan berantem. Nah, saya bermimpi jadi artis
yang jago kungfu. Walaupun dulu itu mustahil ada artis Indonesia yang bisa main
film di Hongkong, ceritanya kan saya mengkhayal kalau saya sudah dewasa dan
artis Indonesia sudah bisa main film di Hongkong. Tapi ternyata sampai sekarang
belum ada ya artis Indonesia yang berhasil main film di Hongkong? Agnes Monica,
kabarnya pernah main film di Taiwan, sayangnya bukan Hongkong. Zaman saya SMP
dulu, artis Hongkong sama ngetopnya dengan artis Hollywood dan Bollywood. Artis
Korea? Belum dikenal!
Di mimpi saya, tentu saja saya menjadi artis
yang cantik dan terkenal, selalu menjadi tokoh protagonist di dalam film. Daya
khayal cukup tinggi, sampe-sampe saya tahu jalan cerita semua film yang saya
bintangi. Kayaknya besok-besok mau saya tulis jadi novel. Saya pacaran dengan
actor Hongkong yang anak tunggal dari seorang konglomerat kaya, jiyaaaah!
Tinggi banget ya mimpinya, jadi ngakak nih kalo ingat lagi. Pacarannya putus
nyambung, karena saya punya banyak penggemar cowok dan pacar saya itu cemburu.
Oh ya, saya bahkan sudah punya nama untuk pacar saya, seakan saya bisa menebak
masa depan. Namanya, Rick Lee. (wkwkwkwk…
ampuuun dah!).
Lanjuuuut…. Berhubung saya artis Indonesia yang
berhasil menjadi artis di Hongkong, otomatis saya menjadi artis kebanggaan di
Indonesia karena membawa nama Indonesia ke duniaaaaaaa Internasional. Intinya
mah, saya jadi terkenal di mana-mana. Cuma aja, sebagaimana artis-artis
Hongkong lainnya, saya telat nikah. Gak tau kenapa ya, mungkin terpengaruh
bacaan tentang riwayat hidup artis-artis Hongkong yang nikahnya telat-telat.
Andy Lau saja baru menikah setelah umur 50 tahun. Jadilah saya berpikir bahwa
kelak saya juga akan telat menikah, kalau beneran jadi artis Hongkong.
Tapiii… saya gak seperti artis-artis Hongkong
lain yang suka kumpul kebo (hidup bersama sebelum menikah). Ceritanya, saya
jadi artis yang sopan. Pakaian pun sopan. Saya pacaran dengan Rick Lee tanpa
melanggar batas-batas norma agama. Kalau dipikir, memang agak gak masuk akal,
sementara zaman saya SMP saja artis-artis Hongkong itu sudah gak bener gaya
hidupnya. Apalagi setelah saya dewasa? Belakangan (setelah dewasa), saya
menonton film-film Hongkong yang dibuat di masa sekarang, adegan-adegannya
sudah jauh lebih “berani” daripada dulu, sekalipun itu film kelas 1.
Oh ya, film Hongkong itu ada kategorinya: kelas
1 untuk film box office yang adegan-adegannya layak ditonton masyarakat umum, kelas
2 untuk film biasa saja yang adegan-adegannya layak ditonton masyarakat umum,
dan kelas 3 untuk film semi porno. Nah, kalau film kelas 3, artis-artisnya pun
spesial dan jarang bisa main di film kelas 1 dan 2. Film kelas 1 itu pemainnya,
diantaranya Jet Lee, Jacky Chan, Andy Lau, Chow Yun Fat, yang sekarang menjadi
actor legendaries Hongkong.
The Bodyguard From Beijing, salah satu film Mandarin favorit saya sumber foto: www.loveasianfilm.com |
Film kelas 1 akan dibuat sesopan mungkin, baik
itu pakaian pemain wanita maupun adegannya. Dulu, adegan ciuman tidak
ditampilkan dengan vulgar. Sekarang, batasan itu semakin menipis, dan sudah
mendekati film kelas 3. Jadi, rasanya aneh kalau saya sekarang menjadi artis
Hongkong yang sopan. *mikir…..
Ngomong-ngomong kok saya tahu ya soal film-film
itu? Lah iya, wong saya sampe ngliping berita-beritanya. Saya rajin beli
majalah dan tabloid yang ada berita tentang artis Hongkong. Dulu, banyak sekali
majalah yang memberitakan mereka, seperti sekarang ini, banyak majalah yang
memberitakan tentang artis Korea. Ya, kira-kira saya sama deh dengan ABG alay
sekarang yang tergila-gila dengan artis Korea, lalu mengkhayal setinggi
mungkin. Tapi, kenapa saya pengen jadi artis?
Well, jawabannya standar
saja: kaya dan terkenal. Dari dulu sampai sekarang, menjadi kaya dan terkenal
adalah impian remaja. Terlalu sering
membaca tentang honor-honor para artis membuat saya memimpikan bisa memiliki
kehidupan seperti mereka. Glamour. Sekarang,
apakah saya masih memimpikan itu?
Yaah, siapa sih yang gak mau jadi kaya dan
terkenal? Hanya saja sekarang sudah lebih realistis, lagipula harta gak dibawa
mati. Sejauh ini, impian saya cukup menjadi penulis yang bisa menghasilkan
karya legendaries, karya yang diingat sepanjang masa. Itu saja masih jauuuh
dari harapan. Saya masih harus berjuang menghasilkan karya yang fenomenal.
Menjadi artis, apalagi artis yang cantik dan pujaan, kayaknya sudah gak mungkin
lagi wong sudah emak-emak dan
gembrot. Cukuplah itu menjadi impian masa remaja yang membuat bibir
senyum-senyum.
Eit, apakah mimpi saya hanya itu? Iya, memang
hanya itu. Waktu SD, saya belum punya mimpi. Kalau ditanya mau jadi apa, saya
hanya mengikuti apa yang dikatakan teman-teman. Saya gak punya mimpi di dunia
akademis, semacam ingin menjadi dosen, peneliti, bankir, dan lain sebagainya.
Memang sejak kecil saya sudah menyadari bahwa jalan hidup saya ada di dunia seni.
Menulis, bagi saya adalah bagian dari seni. Setidaknya bila saya gagal menjadi
artis film, kelak novel-novel saya difilmkan. Itu berarti saya masih
berhubungan dengan dunia seni peran.
Mimpi ini yang membuat langkah saya tak
berhenti, merangkai barisan kata di mana saja. Dan saya bersyukur mimpi masa
kecil saya tak terwujud. Ngebayangin gimana kelak kalo beneran jadi artis
Mandarin. Weew… saya harus beradegan mesra dengan lawan jenis, berpakaian
seksi, dan tentu saja gak pakai jilbab. Saya bersyukur mendapatkan hidayah
berjilbab saat masih kuliah. Oh ya, bukan berarti saya gak berusaha mewujudkan
mimpi menjadi artis itu lhoo…. Saya pernah mengirimkan formulir lomba model di
majalah-majalah remaja, untungnya gak ada yang lolos. Ya iyalah, wong muka gak
ngartis, latar belakang ekonomi keluarga juga pas-pasan. Dulu itu di
formulirnya ada isian tentang gaji orang tua. Dari situ aja udah bisa dibaca
peserta yang lolos tuh bakal yang gimana. Pastinya kalangan “the have.”
Orang tua juga gak ngijinin saya jadi artis,
apalagi almarhumah Mama. Beliau udah ngeri aja dengan pergaulan artis-artis. Khawatir
nanti kalau ganti baju, ada kamera tersembunyi, dan saya direkam tanpa busana.
Kenyataannya memang banyak kan kasus-kasus begitu di dunia artis? Zaman saya
dulu, gak ada satu pun artis Indonesia yang berjilbab. Baru sekarang ini, muslimah berjilbab bisa
diterima di kalangan perfilman seperti Okky Setiana Dewi. Tapi toh pekerjaannya
juga terbatas, hanya untuk film-film islami.
Yah, inilah jalan saya: menjadi ibu rumah tangga
yang penulis. Saya tak menyesali jalan hidup ini, karena yakin semua yang
diberikan oleh Allah Swt adalah yang terbaik.
Hahahahaha.... jaman aku abg aku malah benci setengah mati dengan wajah yg kata orang mirip artis mandarin .... lucu khayalannya leyla
ReplyDeleteKenapa benci, mbaaaa? Kan caem lho, orientaaal... :D
ReplyDeletehihi.. aku jg suka andi lau pas jadi yoko itu loh :)
ReplyDeleteaduuuh saya suka Andy Lau. Sekarang udah jadi engkong2 kali' yaaa.
ReplyDeleteEh ibu RT itu profesi terkece loh, jangan salah ^^
terima kasih, Mbak. Udah terdaftar ^^
kesukaan kita sama nih mbak, sampe bikin klipping isinya artis mandarin semua, btw, andy lau kan dulunya kerja di salon ya kalau ga salah hehe...
ReplyDelete
ReplyDeletepanjang tulisan sebanyak 1202 kata tanpa judul, keterangan gambar dan tulisan “diikutsertakan ...” padahal ketentuannya sepanjang 500-800 kata. Jadi... kurang dari aturan kan? Alias melanggar aturan. Kata ‘kurang’ sebgaai penghalus, Mbak.