Kalau berbicara mengenai
perempuan dan bisnis, pikiran saya pasti langsung teringat Bunda Khadijah RA,
istri pertama Nabi Muhammad SAW. Siapa yang tak mengenal latar belakangnya
sebagai pengusaha wanita yang sukses? Bahkan, Rasulullah pun pernah bekerja
kepadanya sewaktu belum menikahinya. Berkat pekerjaan itu pula, Rasulullah
dipinang oleh Khadijah dan keduanya bahu membahu menjalankannya bisnis. Sebagai
wanita, Khadijah menyerahkan urusan perniagaan kepada karyawan-karyawannya.
Beliau menjalankan bisnisnya dari rumah, sambil sesekali mengecek usahanya.
Subhanallah, itu kondisi yang ideal sekali dan saya juga ingin bisa begitu.
Saya pernah mencoba
berbisnis beberapa kali, sebelum akhirnya lebih nyaman menulis buku dan blog. Sewaktu
kuliah, saya menjadi member MLM beberapa kosmetik. Tidak tanggung-tanggung, ada
tiga MLM kosmetik yang saya ikuti. Mengapa kosmetik? Kebetulan saja ketemunya
dengan agen kosmetik. Saya dan sahabat saya sedang berjalan-jalan di Pusat
Bisnis Semarang, di kawasan Simpang Lima. Mampir ke gerai kosmetik, coba-coba
mendaftar dan menekuni bisnis itu sambil kuliah. Mudah sih, hanya
memperlihatkan katalog, teman-teman pun banyak yang memesan. Dari situ, ada
distributor kosmetik lain yang menawari untuk menjualkan produk mereka.
Alhasil, saya pun mencoba menjualkan tiga produk kosmetik.
Namun, saya kurang
pandai menjual kosmetik, karena harganya yang selangit untuk ukuran mahasiswi
dan teman-teman saya pun tidak banyak yang suka berdandan. Paling-paling mereka
memakai parfum, lipglos, dan bedak. Selebihnya, tidak. Akhirnya, saya berhenti
menjual kosmetik. Setelah lulus kuliah, sambil menunggu mendapatkan pekerjaan,
saya coba-coba berjualan es jus bersama seorang teman. Kami berjualan di
Bazaar-Bazaar. Lumayan laris, bahkan habis. Hanya memang capek ya berjualan
makanan atau minuman, dan untungnya sedikit. Ya, mungkin karena memang tidak
diseriusi.
Saya juga pernah mencoba
berjualan jilbab, tapi susah lakunya. Selain modalnya juga harus ada terus,
trennya berganti-ganti, membuat banyak stok menumpuk di rumah dan saya pakai
sendiri. Setelah itu, saya bekerja kantoran, berumahtangga, dan fokus di dunia
menulis dan blog. Masih ada di dalam impian saya, menjadi pebisnis wanita yang
sukses. Mimpi saya membuat salon wanita yang di dalamnya juga ada toko buku
atau perpustakaan, butik, dan kafe. Wiiih... kompliiit.... Gedungnya sih gak
usah besar-besar. Intinya, satu gedung itu mencakup semua mimpi saya. Selain
suka menulis, saya juga suka mendandani orang dan mendesain busana. Banyak
keinginan, tapi untuk sekarang masih fokus di tulisan.
Sepanjang pengalaman
saya berbisnis atau berdagang, insya Allah peluang untuk sukses pun besar, asal
harus tekun dan serius. kalau seperti saya yang masih mendua dengan menulis,
akan susah bagi waktunya. Bisnis yang paling mudah adalah bisnis online, karena
tidak perlu ada toko secara fisik. Itupun harus serius. Saya pernah sesekali
berjualan buku anak, maupun buku sendiri via online, hasilnya tak seberapa
karena memang kurang fokus. Saya juga masih dilanda kemalasan untuk membungkusi
barang dagangan dan mengirimkannya ke pos, ehehehe... Banyak alasan ya.
Fokus itu, sebaiknya
juga pada barang yang kita jual. Misalnya, fokus menjual barang kosmetik atau
baju atau buku. Kalau semua barang kita jual, akan menyulitkan branding. Eits, padahal nanti saya juga
mau menjual macam-macam ya, dari baju sampai jasa kecantikan hehehe..... Tapi,
berdasarkan pengamatan saya, memang lebih nyaman bila penjual itu fokus. Ada
teman saya yang fokus menjual kue, sehingga kue-kuenya pun terus mengalami
variasi produk dan rasa. Ada yang fokus menjual baju, koleksi baju yang dijual
pun banyak dan beragam. Yang saya lihat, kalau penjualnya itu menjual apa saja,
malah koleksinya begitu-begitu saja.
Dan tentunya, bagi
seorang muslimah, dalam menjalankan bisnis harus mengikuti aturan bermuamalah
dalam Islam. Sering kali perniagaan yang dilakukan melanggar syariah Islam,
misalnya menetapkan harga yang berbeda antara tunai dan kredit. Ada baiknya
untuk membaca buku atau menggali informasi mengenai berbisnis di dalam Islam,
sebelum menjadi pengusaha. Profesi ibu rumah tangga, berpeluang besar melakukan
bisnis, karena bisa dikerjakan sambil mengurus anak. Kalau belum punya modal
banyak, bisa dimulai dengan berjualan via online. Lebih terangnya, bisa
ditanyakan kepada yang sudah ahli, alias ibu-ibu yang sudah berjualan via
online. Selamat berbisnis, Perempuan Indonesia.
Saya suka jualan Mbak, cuma sama ibu gak boleh. Takut kecapekan kata beliau :)
ReplyDeleteaku juga masih mendua dengan ngeblog tante... tapi menurutku gag masalah, selama keduanya saling menguntungkan :D
ReplyDeleteSetuju mbak!
ReplyDeletepernah ikutan yg jualan make up, tapi waktu itu saya belum bisa dandan. ya gak laku :D Sekarang udah bisa :p
ReplyDeleteMak Leyla hana kalau nulis kok mesti sweet ya?
sukaaa
Memang jika ingin sukses dalam bisnis itu harus fokus dan telaten ya?
ReplyDeleteTulisannya mantap Mak... Gudlak ya?
Saya juga senang akan jualan :)
ReplyDeleteterima kasih sudah berpartisipasi di give away-ku ya mb Leyla Hana, good luck ;)
ReplyDeletebisnis jalan, mengurus anak jalan ya mbak kalau pebisnis itu ibu rumah tangga
ReplyDeleteartikel yang menarik,,,,untuk menambah wawasan//
ReplyDelete