Sunday, April 28, 2013

Vida Rabiah: Meski Sibuk, Tetap Berbagi

Vida Rabiah dan Keluarga
Sumber: www.penaperempuan.blogspot.com

Tulisan ini diikutsertakan dalam 8 Minggu Ngeblog yang diadakan oleh Anging Mammiri Minggu ketiga


“Iya, Mbak, saya sedang hamil anak kelima. Eh tapi, jangan bilang siapa-siapa dulu, ya…”

Pesan di sms itu membuatku terkejut. Subhanallah! Di usia yang sama denganku, 31 tahun, dan jarak usia keempat anaknya yang berdekatan, bahkan si kecil belum genap setahun. Mba Vida sudah hamil lagi. Terbayang betapa repotnya mengurus empat anak kecil-kecil, dan bakal tambah satu lagi. Aku saja yang baru tiga anak, sudah kelimpungan. Bukan itu saja. Mba Vida juga membuka usaha kue rumahan dengan merk LEZATI, yang sudah cukup banyak melayani pemesanan dan sudah membuka toko di rumahnya. Beliau juga seorang penulis lepas. Masih ada lagi. Beliau mendirikan taman baca BENIH CENDEKIA dan menjadi ketua KPPA BENIH (sekolah ibu mengasuh anak).  


Memang, beliau tak sendiri untuk menangani semuanya, karena memiliki seorang khadimat (pembantu rumah tangga), tetapi dengan tugas begitu banyak, tetap saja beliau tidak ongkang-ongkang kaki. Di saat hamil dan menyusui, beliau tetap mengantar jemput sekolah anak-anaknya yang lebih besar. Kesukaannya membuat kue membuatnya tak bisa meninggalkan hobi itu, yang bahkan sudah menjadi bisnis rumahan. Jiwa sosialnya tak bisa ditekan untuk terus berbagi kepada orang-orang di sekitarnya. Anak-anak yang membutuhkan banyak buku bacaan, dan sekolah ibu mengasuh anak untuk para ibu. Bagi Mba Vida, mengasuh anak bukanlah pekerjaan mudah. Masih banyak ibu-ibu yang melakukan kesalahan dalam mengasuh anak, diakibatkan oleh ketidaktahuan.

Mba Vida tinggal di desa di mana tingkat pendidikan para ibu masih kurang. Dengan pendidikan sarjananya, Mba Vida ingin membagi ilmunya kepada ibu-ibu di sekitarnya. Tentunya itu membutuhkan waktu khusus, di mana Mba Vida bertatap muka dengan para ibu dan saling berbagi mengenai ilmu mengasuh anak. Sebab, ibu adalah madrasah (sekolah) pertama bagi anak. Dari ibu-lah, anak-anak mendapatkan ilmu-ilmu kehidupan untuk pertama kalinya. Untuk itu dibutuhkan seorang ibu yang cerdas. Cerdas bukan berarti ditentukan oleh gelar kesarjanaan, doctor, maupun professor.  Ilmu pengetahuan bisa didapatkan di mana saja, tak hanya di bangku sekolah.  

Sosok Mba Vida membuatku berkaca, betapa kesibukan mengasuh anak dan menekuni hobi tak lantas membuat kita hanya terpaku pada diri sendiri. Kita bisa berbagi kepada orang-orang di sekitar dalam bentuk apa saja, ilmu, materi, maupun sekadar perhatian. Kita membutuhkan orang lain, bahkan setelah mati. Oleh karena itu, di tengah kesibukan apa pun, usahakan untuk tetap berbagi dengan orang lain.

1 comment:

Terima kasih atas komentarnya.
Mohon gunakan kata-kata yang sopan dan santun yaaa.....